Sebanyak 40% responden menyebutkan bahwa luas lahan basah di daerah mereka berkisar antara 1 hingga 5 hektar, sedangkan 30% lainnya mengatakan bahwa lahan basah di daerah mereka lebih dari 5 hektar. Lahan-lahan ini sebagian besar dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perikanan.Â
Pertanian mendominasi sebagai pemanfaatan utama, dengan 40% responden menyatakan bahwa lahan basah di daerah mereka digunakan untuk kegiatan pertanian, sementara 40% lainnya menyebutkan perikanan sebagai kegiatan utama.Â
Namun, ada juga beberapa lahan yang belum dimanfaatkan dengan optimal, di mana responden yang terlibat menyatakan bahwa lahan tersebut tidak memiliki aktivitas ekonomi yang signifikan.
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan basah di Kabupaten Barito Kuala adalah rendahnya tingkat optimalisasi. Berdasarkan hasil kuesioner, hanya 40% responden yang menyatakan bahwa lahan basah di daerah mereka sudah dimanfaatkan secara optimal.
 Sisanya, 60%, merasa bahwa pemanfaatan lahan masih belum maksimal.Â
Berbagai faktor disebutkan sebagai penghalang dalam optimalisasi lahan, termasuk minimnya infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya dukungan pemerintah, serta kurangnya modal.Â
Infrastruktur yang tidak memadai menjadi keluhan paling umum dengan 30% responden menyebutkannya sebagai kendala utama.
 Hal ini diikuti oleh masalah keterbatasan modal yang disampaikan oleh 30% responden, serta minimnya dukungan pemerintah yang disampaikan oleh 20% responden lainnya.
Potensi Pengembangan Lahan Basah
Meskipun menghadapi banyak kendala, lahan basah di Kabupaten Barito Kuala masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, sektor pertanian dan perikanan diidentifikasi sebagai sektor paling potensial untuk dikembangkan.Â