Mohon tunggu...
Nisa Anisa
Nisa Anisa Mohon Tunggu... Lainnya - analis

baik hati, anggun sekali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Materi Modul Agenda 1 (Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara

25 Juni 2024   11:21 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:35 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara 

Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan dalam upaya menerapkan wawasan kebangsaan dan nilai bela negara. Salah satu permasalahan utama adalah ancaman terhadap keutuhan negara yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Ancaman ini tidak hanya berbentuk fisik seperti bencana alam, tetapi juga non-fisik seperti konflik ideologi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Internalisasi wawasan kebangsaan dan nilai bela negara juga menghadapi hambatan besar akibat provinsialisme, ekstremisme, dan chauvinisme yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Permasalahan lainnya termasuk lemahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap pentingnya wawasan kebangsaan dan bela negara, serta rendahnya rasa cinta tanah air yang dapat menyebabkan terjadinya tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan semangat kebangsaan .

Penerapan wawasan kebangsaan dan nilai bela negara juga menghadapi berbagai tantangan signifikan. Salah satu tantangan utama adalah mengatasi ego sektoral antar lembaga dan kementerian yang dapat menghambat kerja sama lintas sektoral. Tantangan ini membutuhkan koordinasi yang baik dan sinergi antar lembaga untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu, pentingnya meningkatkan kesadaran dan semangat patriotisme di kalangan masyarakat menjadi tantangan tersendiri, mengingat pergeseran nilai-nilai akibat pengaruh globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. Globalisasi membawa masuk berbagai budaya asing yang dapat mengikis nilai-nilai lokal dan nasional jika tidak diimbangi dengan pemahaman dan penerapan wawasan kebangsaan yang kuat.

Tantangan lainnya adalah adaptasi konstitusi dan sistem administrasi negara dengan perkembangan zaman. Perubahan cepat dalam teknologi dan informasi menuntut sistem administrasi yang lebih dinamis dan responsif. ASN harus memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai untuk mengikuti perkembangan tersebut agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan sangat penting untuk memastikan bahwa ASN memiliki pemahaman yang komprehensif tentang wawasan kebangsaan dan nilai bela negara.

Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya strategis. Salah satu upaya utama adalah sinergitas antar kementerian dan lembaga untuk mengatasi ancaman secara terpadu. Hal ini dilakukan dengan menyelenggarakan rapat koordinasi dan forum komunikasi untuk menyamakan persepsi dan menyusun strategi bersama dalam menghadapi berbagai ancaman. Selain itu, pendidikan dan penyuluhan tentang nilai-nilai kebangsaan juga menjadi fokus utama, dengan mengintegrasikan materi wawasan kebangsaan dan bela negara dalam kurikulum pendidikan formal dan non-formal.

Pemerintah juga menggalakkan kegiatan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan berbangsa. Kegiatan seperti upacara bendera, kegiatan sosial, dan kampanye cinta produk dalam negeri terus digalakkan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan nasional. Selain itu, pelatihan dasar bagi CPNS menekankan pentingnya pemantapan wawasan kebangsaan dan penumbuhan kesadaran bela negara. Dalam pelatihan ini, CPNS diajarkan tentang sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, empat konsensus dasar kebangsaan, serta pentingnya simbol-simbol negara seperti bendera, bahasa, dan lambang negara.

Sebagai langkah konkret, penerapan wawasan kebangsaan dan nilai bela negara juga dilakukan melalui penguatan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). CPNS diharapkan mampu mengimplementasikan wawasan kebangsaan yang mantap dan mengaktualisasikan kesadaran bela negara dalam kerangka Sistem Administrasi NKRI. Hal ini penting untuk memastikan bahwa ASN tidak hanya memiliki pemahaman teoritis tetapi juga mampu menerapkannya dalam tugas sehari-hari.

Secara keseluruhan, persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan sangat penting. Implementasi wawasan kebangsaan dan bela negara harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, melibatkan semua komponen bangsa dari tingkat pusat hingga daerah, serta dari kalangan pemerintah hingga masyarakat umum. Dengan demikian, diharapkan ASN mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

Analisis Isu Kontemporer

Perubahan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi oleh semua pihak, termasuk aparatur negara. Dalam konteks ini, ASN diharapkan mampu mengidentifikasi perubahan yang terjadi di lingkungannya, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, maupun lingkungan alam. Mereka perlu mengembangkan kemampuan adaptasi serta berpartisipasi aktif dalam perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat.

Hal ini menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, money laundering,proxy war, dan kejahatan mass communication.

Korupsi:

Korupsi didefinisikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Sejarah korupsi di Indonesia menunjukkan bahwa masalah ini telah lama menjadi tantangan serius bagi pembangunan negara. Korupsi merusak tatanan pemerintahan, menghambat pembangunan ekonomi, menurunkan kualitas pelayanan publik, dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberantasan korupsi melalui pembentukan lembaga anti-korupsi seperti KPK, reformasi birokrasi, dan penegakan hukum yang lebih ketat. ASN diharapkan berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan menjaga integritas dan transparansi.

Narkoba:

Narkoba mencakup berbagai zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan. Sejarah penyebaran narkoba menunjukkan peningkatan penggunaan yang signifikan di berbagai kalangan, termasuk remaja. Penyalahgunaan narkoba memiliki dampak yang merusak kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kriminalitas, dan mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi. Pemerintah telah menetapkan kebijakan ketat untuk memberantas narkoba, termasuk penegakan hukum, rehabilitasi pengguna, dan kampanye penyadaran masyarakat. ASN perlu mendukung kebijakan ini dengan berperan dalam edukasi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

3. Terorisme dan Radikalisme:

Terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dan mencapai tujuan politik atau ideologis. Radikalisme merujuk pada pandangan atau tindakan ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat. Terorisme dan radikalisme mengancam keamanan nasional, merusak kerukunan sosial, dan mengganggu stabilitas politik dan ekonomi.

Strategi Penanggulangan: Penanggulangan terorisme dan radikalisme melibatkan deteksi dini, penegakan hukum, deradikalisasi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. ASN harus waspada terhadap tanda-tanda radikalisasi dan terlibat dalam upaya pencegahan.

4. Money Laundering (Pencucian Uang):

Definisi dan Tahapan: Money laundering adalah proses menyamarkan asal-usul uang yang diperoleh dari kegiatan ilegal sehingga tampak legal. Proses ini melibatkan tiga tahap: placement, layering, dan integration. Pencucian uang dapat merusak sistem keuangan, mendanai kegiatan kriminal, dan merusak integritas ekonomi. Pemerintah telah menetapkan undang-undang dan regulasi untuk memberantas pencucian uang, serta membentuk lembaga pengawas seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). ASN harus mematuhi peraturan ini dan melaporkan transaksi mencurigakan.

5. Proxy War (Perang Proxy)

Proxy war adalah konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bertindak atas nama pihak yang berkonflik utama. Bentuk modernnya mencakup penggunaan kelompok separatis atau pemberontak oleh negara lain. Proxy war dapat melemahkan kedaulatan negara, menyebabkan kerusakan infrastruktur, dan menimbulkan korban jiwa. Untuk menangkal proxy war, diperlukan peningkatan kesadaran nasional dan penguatan nilai-nilai Pancasila. ASN perlu waspada terhadap upaya-upaya yang mengancam kedaulatan negara.

6. Kejahatan Mass Communication

Kejahatan dalam komunikasi massa meliputi cyber crime, hate speech, dan penyebaran hoax. Cyber crime mencakup berbagai bentuk kejahatan yang menggunakan teknologi informasi, sedangkan hate speech dan hoax adalah bentuk penyebaran informasi yang merugikan. Kejahatan ini dapat merusak reputasi individu atau organisasi, menimbulkan kebencian, dan menciptakan ketidakstabilan sosial. ASN diharapkan menggunakan media komunikasi secara bijak dan berperan dalam menyebarkan informasi yang akurat dan positif. Mereka juga harus terlibat dalam edukasi masyarakat mengenai bahaya kejahatan mass communication.

Dengan pemahaman yang mendalam terhadap isu-isu strategis kontemporer ini, ASN diharapkan mampu berkontribusi secara efektif dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan pembangunan negara.

  

Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara diartikan sebagai kondisi siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial. Ini adalah aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, dengan tujuan menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari segala bentuk ancaman.

Dalam kesiapsiagaan bela negara dalam latsar, CPNS diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam upaya bela negara. Mereka harus siap mengabdikan diri secara total kepada negara dan menghadapi berbagai ancaman multidimensional di masa depan.

Kesiapsiagaan bela negara penting untuk menangkal ideologi, budaya, dan faham-faham yang bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu, kesiapsiagaan ini juga berperan dalam menghadapi situasi kontinjensi dan eskalasi ancaman yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Kemampuan Awal Bela Negara

Kemampuan awal bela negara meliputi:

  • Kesehatan jasmani dan mental: kesehatan fisik dan mental yang prima sangat diperlukan untuk mendukung kesiapsiagaan bela negara.
  • Kesiapsiagaan jasmani dan mental: CPNS harus memiliki kesiapan fisik dan mental yang baik untuk dapat bertahan dalam situasi yang menantang.
  • Etika, etiket, dan moral: pemahaman dan penerapan etika, etiket, serta moral sangat penting dalam membentuk karakter bela negara yang baik.
  • Kearifan lokal: pemanfaatan kearifan lokal sebagai bagian dari strategi bela negara juga menjadi fokus penting dalam meningkatkan kemampuan awal bela negara

Rencana Aksi Bela Negara

Program rencana aksi merupakan serangkaian program yang dirancang untuk mengimplementasikan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks individu maupun kelompok.Penyusunan rencana aksi bela negara ini melibatkan berbagai langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap elemen masyarakat, khususnya CPNS, dapat berpartisipasi aktif dalam upaya bela negara. Rencana aksi ini disusun berdasarkan analisis situasi dan kebutuhan yang relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa

Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara

  • Baris berbaris dan tata upacara: melibatkan kegiatan praktis seperti peraturan baris-berbaris dan tata upacara sipil yang bertujuan untuk menumbuhkan disiplin dan rasa kebangsaan.
  • Keprotokolan: pengaturan tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
  • Kewaspadaan dini: mengembangkan kewaspadaan terhadap ancaman yang mungkin timbul dari dinamika lingkungan strategis.
  • Membangun tim: kegiatan yang difokuskan pada pembangunan tim yang solid dan mampu bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan.
  • Caraka malam dan api semangat bela negara: kegiatan simbolis yang menekankan semangat dan komitmen terhadap bela negara melalui aktivitas malam hari yang penuh tantangan

Kesiapsiagaan Bela Negara mencakup berbagai aspek yang saling terkait untuk membentuk individu yang siap dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap kedaulatan negara. Melalui program Latsar CPNS, para calon pegawai negeri sipil dibekali dengan kemampuan jasmani, mental, etika, dan kearifan lokal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas bela negara dengan baik. Rencana aksi dan kegiatan praktis yang disusun bertujuan untuk memastikan implementasi yang efektif dari nilai-nilai bela negara di berbagai lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun