Mohon tunggu...
Nisa Anggraeni
Nisa Anggraeni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

saya menyukai menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Batik dalam Dunia IPTEK Sebagai Warisan Budaya di Yogyakarta

27 Februari 2024   09:28 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nisa Anggraeni

12 IPS 1 SMAN 3 Kabupaten Tangerang

    Yogyakarta, daerah yang diistimewakan oleh Indonesia. Berbagai julukan melekat di nama Yogyakarta seperti "Kota Budaya" karena memang, kota ini menjadi pusat seni dan kebudayaan di Indonesia. Banyak sekali kearifan lokal yang hadir ataupun lahir di sini seperti tari, musik gamelan, seni ukir dan batik. Namun kearifan lokal yang banyak dan pasti orang mengenal bahkan sampai luar negeri ialah batik.

    Secara etimologi, istilah batik berasal dari Bahasa Jawa, yaitu ambatik. Amba artinya kain, sedangkan matik atau titik artinya membuat titik. Jika disimpulkan, batik adalah titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sehingga menghasilkan pola pola yang indah. Corak batik yang beragam bukan sembarang dilukis, melainkan mengandung penuh makna dan filosofi yang berasal dari budaya yang berkembang di Indonesia.

    Ciri khas dari batik Yogya terlihat dari warna dasar kainnya yang berwarna cerah, seperti putih. Pada batik Yogya warna putih melambangkan kesucian, kebersihan, kerendahatian, ketenangan hati dan pikiran serta sifat sifat yang memaafkan. Selain warna dasar, motif batik Yogya memiliki bentuk yang lebih besar dan geometris. Corak garis batik Yogya memiliki garis yang tebal dibanding batik yang lain, karena memiliki arti tentang keberanian dan ketegasan.

    Namun ada ragam motif dan corak yang dilarang dipakai untuk kalangan biasa, yaitu batik keraton. Batik Keraton adalah batik yang berkembang di lingkungan keraton. Batik keraton merupakan awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Batik keraton disebut batik larangan karena memiliki arti simbol kerajaan, yang berarti hanya raja saja atau keturunan keraton saja yang dapat memakai motif tersebut. Motif yang dilarang, seperti motif parang.

    Seiring perkembangan iptek yang deras, batik menjadi warisan budaya yang mendunia dan dapat bersaing di manca negara. Bahkan batik mulai melakukan perubahan akibat dari iptek ini, supaya warisan ini dapat bertahan dan mengambil lebih banyak ketertarikan masyarakat lokal yang belum terlalu dalam mengenal batik.

Motif batik tak berpusat pada alam sekitar saja

    Sekarang, motif batik memilik peningkatan dalam bentuk dan polanya. Dahulu motif batik hanya berpusat pada alam sekitar, seperti gunung, tumbuhan, satwa dan langit. Sekarang motif batik mulai beragam seiring dengan perkembangan iptek saat ini. Pengrajin batik memutar otak mereka memikirkan cara agar batik bisa bersaing di kancah luar negeri, maka munculah inovasi untuk membuat corak yang baru dengan filosofi yang lebih luas juga. Contohnya seperti motif ceplok yang memiliki arti harapan orang tua.

Teknik batik yang berubah

    Sebelum adanya perkembangan iptek batik masih menggunakan cara yang tradisional, yaitu dengan canting yang dicelupkan ke dalam lilin yang meleleh. Cara ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan untuk menyelesaikan satu kain batik saja, karena harus teliti dalam pengerjaannya. Namun seiring perkembangan iptek dan semakin banyaknya konsumen para pengrajin batik mulai menemukan cara yang lebih mudah dan cepat untuk menyelesaikan satu kain batik. Gabungan seni budaya dan teknologi ini lah yang mengantarkan batik Yogya ke kancah internasional dan diakui oleh UNESCO.

Menambah Nilai Ekspor

    Di Yogya saat ini banyak sekali toko toko batik yang terkenal, bahkan sekarang di setiap desa di Yogya banyak terdapat pengrajin batik. Karena semakin meningkatnya konsumen batik di Yogya maka semakin membutuhkan sumber daya manusia tambahan untuk memenuhi konsumen. Yogya disebut sebagai pengrajin terbanyak bersama dengan kota Solo. Bahkan industri batik menyerap 200 ribu orang pada setiap unit usaha yang tersebar. Hal ini berpengaruh dengan nilai ekspor kita yang tinggi.

    Batik merupakan warisan budaya yang berkembang di Yogyakarta. Dengan banyak ragam motif yang diinovasi seiring dengan perkembangan IPTEK menjadikan batik dapat bersaing di kancah internasional, dan menjadikan batik diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Dengan ini maka batik membantu nilai ekspor Indonesia menjadi tinggi dan mengurangi pengangguran di daerah Yogyakarta karena dampak dari IPTEK tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun