Mohon tunggu...
Anesa Nisa
Anesa Nisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

love travelling, kuliner-ing, travel writer wanna be

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Cuma Bisa Kritik, Yuk Cari Tahu Kinerja Kemen PU!

29 Mei 2014   05:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta semakin dibuat memukau saat melihat proyek Jalan Tol Bali Mandara, jalan tol pertama di atas laut di Indonesia. Yup, lagi-lagi membuktikan bahwa Indonesia hebat! Indonesia bisa dan mampu membuat jalan tol di atas laut yang panjangnya mencapai 12 kilometer.

Menurut Agus, dikarenakan harga tanah yang mahal di Bali, akhirnya Pemerintah membangun jalan tol di atas laut. Jalan tol ini mengubungkan Bandara Internasional Ngurah Rai, Nusa Dua, dan Tanjung Benoa. Dengan waktu pengerjaan yang singkat (14 bulan), jalan tol ini membentang di atas 35 ribu tiang pancang pada 14 ribu titik.

[caption id="attachment_327102" align="aligncenter" width="526" caption="Jalan Tol Bali Mandara, jalan tol pertama di Indonesia yang berdiri diatas laut. Panjang jalan tol ini membentang sepanjang 12 kilometer di atas 35 ribu tiang pancang pada 14 ribu titik. (dok. PU) "]

1401722072903600814
1401722072903600814
[/caption]

Jika Anda jalan-jalan ke Sumatera Barat, di sana ada Jembatan Kelok 9 yang juga merupakan proyek PU. Dengan pondasi tahan gempa hingga kekuatan 10 skala richter (SR), jembatan ini dibangun dengan panjang mencapai 964 meter melintasi Sungai Batang Senipan.

[caption id="attachment_327103" align="aligncenter" width="475" caption="Jembatan Kelok 9 yang dibangun oleh PU melintasi Sungai Batang Senipan. Proyek ini mulai dikerjakan pada tahun 2003 dan diresmikan di tahun 2013 (dok. PU)"]

14017221211564615593
14017221211564615593
[/caption]

Agus juga menjelaskan proyek PU yang sedang berkangsung di Bali, yakni Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek ini berfungsi menangani masalah pengolahan limbah cair. Limbahnya sendiri diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah.

Pada tahap pertama, lanjut Agus, DSDP mampu melayani 30 persen penduduk di daerah Denpasar, Sanur, dan Kuta. Sementara itu, untuk tahap II ditargetkan akan selesai di tahun 2014. Menggunakan clean construction, pembangunan proyek ini mampu mengurangi gangguan terhadap lingkungan yang merupakan daerah wisata.

Kompasianer Bertanya, PU Menjawab

Tak hanya memberikan informasi satu arah melalui presentasi kinerja PU, dalam kesempatan tersebut PU juga mengharapkan masukan atau kritik dari masyarakat (Kompasianer) seputar kinerja PU. Hal ini tentunya tidak disia-siakan oleh Kompasianer yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang kinerja PU di daerahnya. Dalam sesi tanya jawab, pihak KemenPU menampung semua kritik dan masukan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Kompasianer.

Pertanyaan pertama dari Kompasianer Dian Kelana seputar ketimpangan pembangunan infrastruktur di berbagai kota di Indonesia. Pertanyaan ini sungguh menggelitik. Dalam pengamatan Dian Kelana, pembangunan infrastruktur yang dilakukan PU sejak paska Kemerdekaan RI lebih terpusat di Pulau Jawa, sedangkan di Sumatera (kampunya Dian Kelana) masih banyak jalan-jalan nasional yang rusak berat. Apalagi di Indonesia bagian timur. Lantas bagaimana dengan kinerja PU sendiri untuk meratakan pembangunan infrastruktur di Indonesia?

Staf Ahli Menteri PU bidang Keterpaduan Pembangunan, Ir. Taufik Widjoyono MSc, menjelaskan, pemerintah selama ini berusaha untuk meratakan infrastruktur yang ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun