Mohon tunggu...
Anesa Nisa
Anesa Nisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

love travelling, kuliner-ing, travel writer wanna be

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "Hijab" dan Kontroversinya

27 Januari 2015   19:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:17 7771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa dipungkiri, ada berbagai alasan seseorang mengenakan hijab. Alhamdulillah bagi mereka yang berhijab karena hidayah, atas kemauan sendiri. Namun, ada pula yang berhijab seperti Zaskia Adya Mecca (Sari Gumilang) karena taat pada suami. Di lain pihak ada juga yang mengenakan hijab karena ingin menutupi kekurangan tubuh, seperti Tika Brivana (Tata). Mungkin pula ada sebagaian muslimah yang mengenakan hijab karena terjebak keadaan, seperti tinggal di lingkungan pesantren atau tidak sengaja pakai hijab demi menghormati peserta yang mengikuti sesi ESQ seperti yang dialami Carissa Puteri (Bia).

[caption id="attachment_366248" align="aligncenter" width="500" caption="Salah satu adegan dalam film Hijab (dok. smeaker.com)"]

14223356651977364432
14223356651977364432
[/caption]

Masih soal hijab, kenyataan di Indonesia, saat ini hijab seolah-olah menjadi sebuah tren. Beragam bisnis online (yang notabene dilakukan oleh ibu rumah tangga) mengatasnamakan hijab dan busana muslimah muncul bak jamur yang cepat menyebar. Di film ini penonton diajak mengetahui seluk-beluk cara berjualan fesyen muslimah yang sukses secara online dan offline. Eits, bukan menjadi reseller, tapi menciptakan brand sendiri. Yaa emang si.. Film ini promo banget buat clothing line-nya Zaskia, isteri si sutradara. Sah-sah aja sih itu secara ini film mereka yang buat.

Dilihat dari drama keluarga, film ini mengajarkan kepada para penonton untuk jujur terhadap pasangan, termasuk menyamakan visi misi sebelum membentuk sebuah keluarga. Penyamaan visi misi ini perlu dilakukan agar suami isteri dapat menjalankan fungsinya masing-masing, tanpa harus menjadi orang lain. Bagi Natasya Rizki (Anin), satu-satunya pemeran yang masih single dan belum berhijab, konflik yang ditimbulkan di film ini mendorongnya untuk malas melanjutkan hubungannya dengan Chaky (Dian Wyoko) ke jenjang pernikahan.

[caption id="attachment_366245" align="aligncenter" width="582" caption="Tika bravani (kiri) dan Zaskia Adya Mecca (kanan), dua orang pemeran film Hijab saat ditemui di Pondok Indah Mall, Minggu (25/1/2015)."]

1422335417108978215
1422335417108978215
[/caption]

Komunikasi menjadi bagian penting dalam sebuah keluarga, juga merupakan pesan yang ingin disampaikan Hanung. Karena berbisnis yang tidak diketahui oleh pasangan, beragam konflik  mulai menerpa masing-masing keluarga. Dalam segmen ini, Ustadz Ahmad Al-Habsyi turut memainkan perannya dalam memberikan wejangan pernikahan dari sisi agama Islam.

Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur campuran, maju-mundur-maju, tetapi tidak cantik *Halah. Emangnya Syahrini?* Sentuhan akhir di film ini mengangkat pesan tentang isu hijab yang diangkat di awal cerita. Mengutip perkataan Natasya Rizki (Anin), "Hijab bukan hasil, hijab adalah proses". Apapun alasan mereka berhijab, itu adalah cara mereka untuk bisa lebih baik lagi dalam menjalankan perintah agama, termasuk cara mereka mendekatkan diri kepada Alloh Yang Maha Esa.

Lantas, bagaimana dengan kontroversinya?

Saya rasa ada benarnya juga apa yang dikritik oleh Hanum Rais. Hanung tidak menyisipkan fakta banyak muslimah yang berhijab karena iman, taat, dan patuh atas perintah Alloh. Di sinilah faktor yang tidak diekspose oleh Hanung.

Di awal-awal film, muncul adegan komedi alasan ketiga pemeran mengenakan hijab. Karena disajikan dalam bentuk komedi, mungkin memberi kesan mencemooh tujuan berhijab. Contohnya adegan komedi yang diperankan guru spiritual Carissa Putri (Bia) saat bersyukur atas penggunaan hijab di kepala Bia. Adegan yang terkesan mencomooh lainnya pada saat seluruh keluarga Zaskia harus mengenakan hijab besar karena diminta oleh Mike Lucock (Gamal), suami Zaskian (Sari Gumilang). Ekspresi-ekspresi murung ibunda Sari juga Sari, yang dibuat komedi, karena terpaksa mengenakan hijab ditonjolkan dalam film tetrsebut.

Di situs Fimadani juga menyebutkan, dalam film itu minum alkohol seolah-olah menjadi hal yang biasa di kalangan umat Islam saat ditimpa masalah. Kita memang tidak bisa menutup mata akan hal itu. Namun demikian, sebagai pembuat film yang juga orang Islam, ada baiknya Hanung tidak menampilkan adegan itu. Ekspresi muka yang kusut, sering bengong, merokok (meskipun merokok juga bukan hal yang baik, tetapi tidak haram bagi umat Islam) juga bisa menggambarkan seseorang yang sedang kalut. Pun begitu pada kata "anjrit" yang diucapkan oleh Sari. Toh, itu juga tidak mengurangi pesan utama yang ingin disampaikan di film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun