Mohon tunggu...
Nirwana Fathir
Nirwana Fathir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dengan menulis aku bisa menciptakan duniaku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan Terakhir Seorang Sahabat

5 Juli 2013   14:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:58 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Separuh nafasku terhenti

Ketika ku menatap tubuhmu terbujur kaku

Terlintas di benakku tentangmu

Terekam kembali semua memori itu

Kini,tak ada lagi suaramu yang mewarnai hariku

Yang terkadang memusingkanku namun membuatku rindu

Tak ada lagi candamu yang menggangguku

Namun tetap ku cari dalam kesepianku

Benarkah semua ini ?

Jam itu menyanyikan irama detik menit

Yang seolah ingin memberitahuku bahwa ini nyata

Kenyataan bahwa engkau tak akan lagi ku temui dalam sisi hariku

Kenyataan bahwa engkau telah pergi meninggalkan dunia persinggahan ini

Pergi ke tempat yang lebih kekal di SISINYA

Emosiku tak merelakan itu

Namun itu adalah takdir yang  engkau,aku,mereka dan semuanya akan tiba pada waktu itu

Pada waktu seperti yang engkau hadapi saat ini

Seolah ragaku tak bertulang

Aku lemas dan tak berdaya

Aku membisu dalam tangisku

Lalu,aku mencoba memutar kembali hari itu,

Hari yang bagiku adalah hari yang aneh

Kau bilang " aku sudah tak ingin menjadi sahabatmu lagi,aku ingin lebih dekat sahabatku "

Sesungguhnya aku menyadari apa yang ada dalam benakmu

Namun hari itu begitu mendung sehingga aku tak bisa membalas harapanmu

Kau diam, kau menepi...

Hingga kau kembali dengan wajah yang tak biasa

Kau bilang " jaga dirimu baik-baik "

" Aku ingin terjaga terus dan melihatmu selama aku masih bisa "

Air mata ini tak bisa berhenti membasahi pipiku

Aku sungguh tak menyadari itu semua

Aku terlalu egois mementingkan persahabatan kita

Hingga tak ada waktu lagi untuk mengatakan kejujuranku

Dan kau pun pergi membawa luka,harapan dan tanda tanya

Akupun demikian, kau titipkan kasih yang telah tumbuh itu ke hatiku

Lalu kau pergi dan tak akan kembali menanyakan pertanyaan itu lagi

Andai waktu itu aku tahu bahwa hampir tiba waktunya atas lembaran hidupmu

Aku ingin membalas senyummu yang tak pernah terbalas

Aku ingin memperdengarkan kata-kata yang sekian lama kau minta

Namun semua itu telah terlambat

Kau telah pergi meninggalkanku dengan kata yang tak sempat terucap

Sahabatku,maafkan aku atas  semua luka ini

Aku yakin di Surga kau akan mendapatkan bidadari disana

Dan di dunia ini,aku akan selalu mengenangmu

Sahabatku,maafkan aku

Terlelaplah dengan bahagia disana

Dan aku akan selalu mengirimkan doa untukmu

Sahabat


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun