Teori Pembelajaran Aktif headymatic@yahoo.com q Pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada anak didik (individu atau kelompok) untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, sehingga dapat melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata (Wahidin, 2014). q Johnson dan Rising : belajar dapat mengingat sekitar tiga perempatnya dari yang diperbuat” (Wahidin, 2014) q Piaget, Bruner dan Dienes: manipulasi benda-benda konkrit merupakan aktivitas penting dalam pembelajaran matematika. q Ernest : belajar matematika adalah pertama dan paling utama adalah aktif, dengan siswa belajar melalui permainan, kegiatan, penyelidikan, proyek, diskusi, eksplorasi, dan penemuan. q Guru mengerjakan matematika bukan mengajarkan matematika.
Trinandita (submitted by Admin 2013) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktifitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Mengerjakan matematika mengandung makna aktifitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga murid dapat belajar matematika. Didalam belajar perlu ada aktifitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, “Learning by doing”. Aktifitas siswa dalam kelas terbagi menjadi dua yaitu kegiatan siswa di dalam tugas (on-task) dan kegiatan di luar kelas ( off-task). Leiken & Zaslasvsky (dalam Rahma 2014) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis aktifitas siswa dalam kelompok kooperatif, yaitu aktifitas aktif dan aktifitas pasif. Kedua jenis aktifitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
- Aktifitas aktif
Empat kategori untuk aktifitas aktif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Menyelesaikan masalah secara mandiri. Aktifitas siswa masuk pada kategori ini jika mereka secara nyata terlibat dalam menulis penyelesaian suatu masalah yang mereka selesaikan sendiri.
- Membuat catatan tertulis. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa menulis materi baik dari papan tulis, dari temannya atau dari sebuah buku.
- Memberi penjelasan. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa secara lisan menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan siswa lain atau menyarankan/mengusulkan suatu penyelesaian masalah.
- Mengajukan pertanyaan atau menawarkan bantuan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini, jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar atau mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah.
- Aktifitas pasif
Tiga kategori untuk aktifitas pasif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Mendengar penjelasan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah mendengar penjelasan yang diberikan guru maupun siswa lainnya.
- Membaca materi ajar. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa membaca materi dari sebuah buku, LKS, atau sebuah buku catatan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
- Aktifitas pasif dalam tugas lainnya. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa kelihatan berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, atau jika mereka memperhatikan apa yang dikerjakan temannya.
Selanjutnya aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam aktifitas di luar tugas yang dihadapi, yaitu:
- Siswa membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi ajar
- Siswa membaca sumber lain yang tidak berkaitan dengan tugas yang dihadapi
- Siswa bermain, tidur-tiduran atau melamun
Berdasarkan aktifitas siswa baik di dalam tugas, maupun di luar tugas yang di kemukakan di atas, maka dalam tulisan ini di deskripsikan hasil pengamatan yang diifokuskan pada aktifitas belajar siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran diskusi kelompok mempunyai potensi yang sangat baik dalam pembelajaran dikelas, siswa akan berdiskusi antara satu dengan yang lain sesama kelompok.
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Beberapa teori belajar yang relevan dengan pembelajaran saintifik yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan Teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Menurut Bruner (dalam Daryanto, 2014) ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner, Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsic. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak schemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.