Mohon tunggu...
Nirmala Ayu Diana
Nirmala Ayu Diana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

Ribuan mil perjalanan dimulai dari satu langkah pertama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Thailand hingga Mendunia

23 Februari 2022   07:44 Diperbarui: 23 Februari 2022   07:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ada di antara kalian yang menyukai film bergenre gore? Ya, genre film yang biasanya menampilkan adegan sadis penuh darah, seperti menguliti tubuh manusia dan sebagainya. Kalau iya, maka topik yang akan kita bahas kali ini tidak boleh kalian lewatkan. Tentu saja, objek yang dikuliti bukanlah tubuh manusia, melainkah buah-buahan. Penasaran?

Sebelum buah yang kita konsumsi mencapai kerongkongan, biasanya kita akan memastikan bahwa kulit buah sudah terlepas dari dagingnya dengan sempurna terlebih dahulu. Namun, apakah pernah terlintas dipikiran kalian bahwa limbah kulit buah bisa memberikan dampak negatif pada lingkungan? Kira-kira bagaimana cara mengatasi persoalan tersebut?

Maka dari itu, salah satu pemanfaatan yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah kulit buah adalah dengan membuat cairan multiguna bernama Eco Enzyme. Bagaimana perasaanmu setelah membaca kata Eco Enzyme? Terdengar asing, bukan? Pada awalnya, saya pun merasakan hal yang sama ketika mendapatkan tugas untuk membuat Eco Enzyme dari guru mata pelajaran PPKn.

Pikiran saya berkecamuk sekaligus bertanya-tanya, "Apa korelasi percobaan tersebut dengan mata pelajaran yang diajar?" Belum lagi perasaan gundah yang menyelimuti tatkala mengingat tugas semakin bertambah tanpa henti. Rasanya ingin sekali menghentikan waktu, menghirup udara sejenak, lalu mulai menyusun kembali daftar tugas yang harus dikerjakan.

Kebingungan yang melanda tidak hanya terjadi pada saya, tetapi juga berlaku untuk teman-teman sekelas. Ditengah-tengah peliknya pembelajaran jarak jauh yang dirasa kurang efektif, saya mencoba menggali informasi sebanyak mungkin mengenai eco enzyme. Berusaha mencari sisi positif dari sesuatu yang tidak akan selesai jika hanya diam dan berkeluh kesah.

Menurut Atiek Mariati, selaku relawan Eco Enzyme yang bertempat tinggal di Kapanewon Kalibawang, menerangkan bahwa Eco Enzyme adalah cairan alam serbaguna yang merupakan hasil fermentasi dari gula, sisa buah/sayuran dan air, dengan perbandingan 1 : 3 : 10. Eco Enzyme dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an dan kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

Bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh sampah organik menjadi salah satu latar belakang pembuatan Eco Enzyme. Dengan membuat Eco Enzyme, kita telah mengolah sebagian besar sampah dan mengurangi beban TPA. Cairan serbaguna berwarna kecoklatan beraroma asam segar yang berasal dari pengendapan fermentasi sampah organik seperti kulit buah, dicampur dengan gula dan air serta disimpan selama 3 bulan untuk wilayah tropis adalah pemahaman yang bisa saya simpulkan dari Eco Enzyme setelah melakukan percobaan tersebut.

Kemudian saya pun memutuskan untuk segera membuat Eco Enzyme setelah informasi yang didapat dirasa sudah cukup. Proses pembuatannya terbilang sangat mudah dan bahan-bahan yang diperlukan cukup terjangkau, yaitu sebagai berikut :

Alat :

  • Wadah (saya menggunakan toples kaca)
  • Pisau
  • Timbangan

Bahan :

  • 300gr kulit buah jeruk (opsional)
  • 100gr gula merah
  • 1000gr air

Proses pembuatan :

  • Potonglah kulit buah jeruk hingga menjadi beberapa bagian
  • Kemudian, irislah tipis-tipis gula merah
  • Siapkan toples kaca, lalu masukkan 1000gr air dan 100gr gula merah yang telah dihaluskan
  • Aduklah perlahan sampai gula larut dalam air
  • Setelah itu, masukkan 300gr kulit buah jeruk yang sudah dipotong ke dalam toples kaca, lalu aduk kembali agar tercampur dengan air dan gula secara merata
  • Sisakan ruang untuk proses fermentasi dengan mengisi setengah botol saja
  • Terakhir, simpanlah toples kaca di tempat yang dingin, kering, dan memiliki ventilasi yang baik
  • Pada minggu pertama, jangan lupa untuk membuka toples kaca sesekali agar gas yang terkandung di dalamnya dapat dikeluarkan sehingga Eco Enzyme tidak meledak

Setelah 3 bulan berlalu, Eco Enzyme yang telah saya buat memiliki warna coklat dengan aroma asam yang cukup menyengat. Setelah itu, saya ditugaskan membawa hasil percobaan tersebut ke sekolah untuk dinilai oleh Bu Dian selaku guru mata pelajaran PPKn. Alhasil, walaupun takaran dari bahan-bahan untuk membuat Eco Enzyme jauh dari kata sempurna, tetapi setidaknya percobaan yang telah saya lakukan tidak berbau layaknya sampah.

Perlu kalian ketahui, meskipun proses pembuatan Eco Enzyme terbilang sangat mudah, tetapi cairan tersebut memiliki segudang manfaat, lho! Kita bisa menggunakan sebagai karbol dan pembersih alami, sabun cair alami, penjernih udara alami, pembersih rumah tangga alami, dan hand sanitizer alami. Bahkan dalam medis, Eco Enzyme mampu melawan parasit dan kuman yang menyebabkan infeksi dalam jantung, keputihan, radang otak, radang paru-paru, peradangan sendi, Infeksi kulit dan lain lain.

Lambat laun, saya pun mulai menyadari bahwa Eco Enzyme memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan mata pelajaran PPKn, yakni pemanfaatan limbah atau sampah rumah tangga. Tertera dalam UU RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yakni "Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan."

Manfaat dari Eco Enzyme memang bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Eco Enzyme mengajarkan saya untuk bisa memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar daripada membuatnya membusuk di tempat sampah. Percobaan kali ini juga memberikan saya inspirasi baru untuk mengingatkan banyak orang agar melestarikan lingkungan tempat kita berpijak.

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya tujuan utama dari pembuatan Eco Enzyme adalah untuk menyelamatkan bumi demi keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak. Saya sangat mengharapkan antusiasme dari kalian semua setelah mengetahui betapa ajaibnya cairan yang akrab disebut Eco Enzyme ini. Perlu kita ingat baik-baik, bahwa ribuan mil perjalanan dimulai dari satu langkah pertama. Mari, kita lakukan dengan hati yang tulus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun