Mohon tunggu...
Nirma Yossa
Nirma Yossa Mohon Tunggu... -

Seorang Ibu rumah tangga yang suka menulis dan membaca fiksi. Kegemaran yang harus sedikit ditinggalkannya karena harus sudah mulai belajar menulis 'ilmiah':)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengulik Perkembangan Science Techno Park Tiongkok

10 Februari 2015   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14236277631953618379

[caption id="attachment_396166" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi science techno park (Shutterstock)"][/caption]

Pencanangan pembangunan 100 Techno Park dan 34 Science Park oleh pemerintah merupakan angin segar bagi keberlanjutan hasil penelitian litbang. Walaupun sedikit tertatih-tatih dalam pembangunannya selama lima tahun terakhir ini, kini pelaku inovasi bisa bernafas lega. Pemerintah sekarang rupanya serius membangun Science Techno Park (STP). Berbagai pihak yang terkait, pemerintah, swasta, litbang, dan pengelola STP tengah membangun sinergi untuk pengembangan megaproyek STP ini.

STP sendiri adalah kawasan yang diperuntukkan untuk penelitian, pengembangan iptek dengan tujuan komersialisasi. Berbeda dengan industrial park yang memfokuskan pengembangan manufaktur dan business park yang mengedepankan sisi administrasi bisnis, STP lebih khusus pada inovasi dan pengembangan teknologi.

Mengingat begitu krusial perannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tak ada salahnya jika kita berkaca pada negara-negara yang telah sukses mengembangkan STP. Menarik mengutip pernyataan Dr. Akmadi Abbas, Wakil Kepala LIPI dalam Lokakarya Nasional: Pematangan Persiapan Pelaksanaan Program Science and Technoogy Park bertempat di Auditorium Pusinov LIPI (4/2) lalu. Ia memberikan kunci keberhasilan Tiongkok dalam pengembangan STP.

Resep sukses Tiongkok menurutnya terletak pada 3 hal. Pertama intervensi langsung pemerintah melalui instrumen regulasi dan kebijakan yang berpihak terhadap pengembangan start up dan industri berbasis inovasi dalam negeri. Kedua adalah kepemimpinan yang kuat. Ministry of Research and Technology (MOST) menjadi pemeran utama dalam perencanaan dan pengembangan STP yang kemudian didukung penuh oleh aspek-aspek yang lain. Sinergi antar pihak yang terkait merupakan kunci sukses lainnya. Terakhir adalah pemberdayaan para profesional baik dari dalam dan luar negeri.

Pada awal pembangunan STP, Pemerintah Tiongkok tentu menyadari bahwa mereka juga harus belajar dari pengalaman negara lain dan yang penting meyakinkan bahwa investasi besar tersebut tidak akan berakhir sia-sia. Di titik itulah para professional berperan untuk menjamin kemungkinan trial and error yang tidak perlu.

Dalam International Seminar on S&T Policies and Management di China yang diikuti penulis pada Juni 2014, salah satu topik yang menjadi bahasan menarik adalah Lesson Learn pengembangan STP di negeri bambu tersebut. Peserta juga diberi kesempatan untuk mengunjungi Zhongguancun Science Park, salah satu STP terbesar di Tiongkok dan melakukan wawancara langsung dengan pengelola STP tersebut serta bertemu Dr. Hu Shihui, Deputy Director General, Department of High and New Technology Development and Industrialization, MOST China. Dalam pembicaraan tersebut terungkap bagaimana pemerintah memainkan kunci yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan STP di Tiongkok.

Reformasi Iptek hingga STP di Tiongkok
Tiongkok kini memiliki 114 STP dengan level zona teknologi tingkat tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan reformasi ekonomi pemerintah pada tahun 1978 yang mendorong kemajuan restrukturisasi di bidang iptek dan integrasi antara Iptek dan ekonomi.

Lembar baru Iptek China dimulai saat pemerintah mengeluarkan keputusan untuk merestrukturisasi iptek di mana “economic development must rely on science and technology while science and technology must be geared to economic development”.

Pada tahun 1980, perusahaan S&T pertama bernama “Beijing Plasma Advanced Technology Development and Service” berdiri di area Zhongguancun. Sejak itu, bermunculan perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi seperti Jinghai, Stone, Xintong, Kehai and Lenovo di kawasan tersebut. Lebih dari 100 peneliti, industri dan perusahaan dagang berkumpul di Zhongguancun membentuk suatu koloni bernama the Zhongguancun Electronics Avenue. Pada fase ini para peneliti dan perusahaan industri bersama-sama melakukan eksplorasi dan akselarasi dalam membangun Beijing Experimental Zone for the Development of New Technology Industries.

Zhongguancun Avenue pada akhirnya menjadi awal mula percobaan untuk komersialisasi teknologi baru dan tingkat tinggi. Pada akhir 1987, laporan hasil survey merekomendasikan agar Zhongguancun Electronics Avenue dibangun menjadi SP dan mendapatkan preferential treatment yang memadai. Rekomendasi tersebut akhirnya dilaksanakan pada tahun 1988 dan Zhongguancun menjadi kawasan “ the very first high-tech zone in China”.

Pada perkembangannya, pemerintah dari level tertinggi hingga rendah menunjukkan dukungan penuh pada kebijakan pembangunan STP. Berbagai kebijakan mendasar disusun pada kurun waktu tahun 1991 seperti: Notice of the State Council Concerning Approving the State High Technology Industrial Development Zones and Relevant Policies and Provisions; Conditions and Measures on the Designation of High Technology Enterprises in National High Technology Industrial Development Zones; Interim Provisions on Certain Policies Concerning National High Technology Industrial Development Zones; dan Regulations on the Taxation Policy for National High Technology Industries Zones.

Perkembangan STP di daerah juga didukung melalui Laws of the No. 12 dengan karakteristik pemerintah daerah bertindak sebagai enterprises di mana birokrat dan departemen berperan sebagai leading role dengan dukungan dari pemerintah pusat. Pada fase ini Zona STP bersifat “weak government, strong society, and small institute and good service” tapi pemerintah daerah kemudian secara cepat melakukan berbagai improvisasi pada inovasi dan pengembangan start-up.

Pada Februari 1996, pendefinisian resmi STP disusun di mana kawasan STP harus menjadi basis bagi high-tech commercialization dan mendorong industri lokal untuk maju. STP harus dapat mengombinasikan iptek dan ekonomi, melatih SDM menjadi entrepreneurs dan melakukan inkubasi teknologi. Lebih lanjut, STP juga harus mampu melayani dan menjadi jembatan bagi kemajuan kebudayaan dan teknologi di masyarakat.

Fase perkembangan STP memasuki level kedua pada tahun 2001 di mana Kementerian Riset dan Teknologi (MOST) China memutuskan bahwa dalam jangka 5 hingga sepuluh tahun ke depan, zona STP berlevel high tech harus mampu menjad impetus dan mendorong kemajuan industri. Tugas Zhongguancun Science Park pun bertambah. Zona ini harus mampu menjadi carrier bagi percepatan kemajuan teknologi, inovasi, dan sebagai mesin untuk mempromosikan restrukturisasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Zhongguancun juga harus mampu menjadi platform bagi industri high-tech di Tiongkok untuk bersaing di arena global.

Pada fase kedua ini MOST mengeluarkan berbagai kebijakan untuk peningkatan peran STP seperti kebijakan fiskal dan investasi yang mendukung industri di kawasan STP; memanfaatkan lingkungan sekitar untuk mengoptimalisasi iptek; menumpu pada pasar internasional daripada domestik; dan membangun industri besar di area yang menguntungkan dari fokus pada bisnis kecil dan terpencar.

Pada fase ketiga, Zhongguancun Science Park pun bukan lagi satu-satunya STP di China, sejak tahun 2009 muncul Wuhan East Lake High-tech Zone dan Shanghai Zhangjiang High-tech Industrial Development Zone sebagai area demonstrasi untuk menguji kebijakan di bidang inovasi.

Tahap ini ditandai dengan konsolidasi kuat dipimpin oleh MOST dalam mempublikasikan rencana pengembangan world-class high-tech zones, innovative high-tech parks & featured parks dan menjadi pembimbing bagi high-tech zones yang baru.

Reformasi Ekonomi dan Sinergi dengan Iptek
STP Tiongkok memiliki kelebihan khusus karena semua yang pertama terkait sinergi iptek dan ekonomi dihasilkan di sini. Sebagai contoh, STP di Tiongkok telah menjadi yang pertama untuk kategori: perusahaan berbasis  iptek “pertama”; perusahaan tanpa pengujian bisnis “pertama”, partner investor terbatas “pertama”, industri dengan legal status sebagai organisasi sosial “pertama”, dan yang “pertama” perusahaan dengan 100 persen capaian ipteknya teregistrasi sebagai modal. Tidak heran jika Presiden Hu Jintao tahun 2006 mengatakan bahwa STP memiliki peran vital untuk meningkatkan iptek dan inovasi dan menjadi pendukung utama pada pembangunan sosial serta ekonomi di Tiongkok.

Pada akhir 2010, Zhongguancun innovation platform ditetapkan. Ia menjalankan 8 sub-offices termasuk joint conference untuk pengujian dan penerimaan proyek S&T komersial, unit kerja untuk teknologi dan keuangan, unit kerja untuk pengujian kebijakan, dan pelayanan modern.

37 pejabat sekelas Direktur Jenderal dan Direktur dari 19 kementerian dan lembaga menjadi bagian dari platform ini termasuk 110 staf dari departemen dan pemda terkait di Beijing. Hasilnya, platform tersebut telah membuahkan hasil yang memuaskan terutama dalam hal perbaikan mekanisme kerja, metode kerja inovasi, dan sumberdaya inovasi yang terintegrasi.

Contoh keberhasilan STP selain Zhongguancun adalah Xi’an high-tech zone dengan platformnya yang bernama Xi’an Tech Market. Xi’an high-tech zone bertujuan untuk menjadi basis bagi konvergensi sumber daya Iptek internasional dan inovasi. Market di STP pada akhirnya ini menikmati dukungan penuh pemerintah, alokasi sumber daya dan layanan bagi pengembangan industrinya.

Seperti yang diungkapkan Waka LIPI, kebijakan merupakan kunci penting bagi reformasi STP. Perusahaan yang berada di area STP menikmati kebijakan pemerintah Tiongkok untuk membuat industri mereka terus berkembang. Kebijakan tersebut termasuk insentif pajak, bantuan keuangan untuk riset, talent introduction, share incentive, investrasi venture, agency share transfer, government procurement, lisensi, kemudahan administrasi bisnis, pengakuan dalam organisasi sosial serta sistem kredit.

Sekarang, mereka menikmati kemudahan pajak bernama R&D preferential tax, juga insentif lain seperti dana untuk pilot project of science dan equity agency. Sampai saat ini Zhongguancun memiliki peran untuk memilih <1>research findings, insentif stock ownership dan pre-tax deduction untuk pembiayaan pendidikan staf, serta penghargaan bagi staf yang berprestasi, Kebijakan ini telah ditiru oleh STP lain di Zhangjiang, Shanghai , Wuhu, Bengbu, dan daerah lain di kawasan negara Tiongkok dan pada akhirnya menunjukkan keberhasilan serupa seperti yang diraih oleh Zhongguancun Science Park.

Referensi
Dr. Hu Shihui, Deputy Director General, Department of High and New Technology Development and Industrialization, MOST China dalam International Seminar on S&T Policies and Management, China, Juni 2014.

Mohon mencantumkan kredit dan link jika isi tulisan ini akan dikutip.

(Artikel ini juga dibuat dalam versi B. Inggris dan akan diupload tidak lama lagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun