Penelusuran jenazah Tara dilakukan, kondisi jenazah ditemukan di area rawa sekitar tempat wisata Lentera Merah yang sepi. Kondisi jenazah tidak utuh, dengan pakaian yang sesuai dengan kriteria korban ketika terakhir kali berangkat ke sekolah. Persis di sebelah korban ditemukan pula gunting, kain hitam, isolatif plastik, dan helm. Motor yang dikendarai korban tidak ditemukan karena beberapa hari sebelum terungkapnya kasus, motor korban ditemukan tidak jauh dari sebuah lapangan golf. Â
Kepada pihak kepolisian, DN mengaku membunuh korban yang telah dekat sejak lama dan telah menjadi pacar, disebabkan karena DN terdesak tidak memiliki uang untuk membayar kontrakan yang telah menunggak tiga bulan. Maka, pilihan rasional yang dilakukannya adalah merencanakan perampokan dan pembunuhan terhadap korban, Tara.
Cara yang dilakukan DN adalah dengan mengabarkan kepada korban bahwa hendak memberikan kejutan ulang tahun. Maka ketika mengatur pertemuan dan hari eksekusi, pelaku DN mengajak korban ke area rawa di Lentera Merah dan mempersiapkan alat eksekusi. Pelaku DN, menutup mata korban dengan kain hitam dan mengikat tangan korban dengan isolatif.Â
Setelah itu, pelaku DN memukul kepala korban dengan palu. Tara sempat melakukan perlawanan, sebelum akhirnya kembali dianaya oleh pelaku DN hingga kemudian meninggal dunia. DN meninggalkan korban (dengan dugaan bahwa DN juga melakukan perkosaan terhadap korban), kepada pihak kepolisian DN juga mengaku tidak memutilasi korban. Jenazah menjadi tidak utuh karena berada di area rawa dan pantai yang besar kemungkinan juga menjadi incaran hewan laut.
Perubahan Perilaku Remaja
Dalam analisis Sosiologi, motif pembunuhan dengan cara yang menggembirakan korban sebelum melakukan eksekusi pembunuhan seperti yang dilakukan oleh DN, begitu mengagetkan dan memukul telak banyak orang mengenai pandangan bahwa anak sebenarnya tidak memiliki kekuatan (powerless). Posisi anak dalam konteks anak, mungkin saja diketahui sebagai anak penurut, anak yang baik, anak yang membantu orang tua, namun sebaliknya dalam locus dan relasi yang berbeda, seperti dalam relasi teman sebaya.Â
Posisi sangat anak ditentukan oleh seberapa besar pengaruhnya sehingga memiliki kekuasaan (powerfull) untuk melakukan sesuatu hal. Pengaruh dapat berupa faktor kemampuan, faktor ekonomi, faktor prestasi, faktor kepopuleran, dan sebagainya. Hal ini yang dimanfaatkan oleh DN, yang kemudian menggunakan kebaikan Tara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
DN merupakan anak yang memiliki latar belakang keluarga broken home atau orang tua bercerai. Tindak pembunuhan ini tentu upaya pikiran pendek DN untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membayar tunggakan uang kontrakan. Namun pikiran pendek ini diasumsikan sebagai pemakluman bagi remaja yang khas dengan kondisi psikologis yang labil, mencari jati diri, ditambah lagi dengan latar belakang keluarga yang telah terpisah akibat perceraian. Itu bukan jadi persoalan bila komunikasi dan pengawasan sebagaimana fungsi keluarga utuh tetap berfungsi, perhatian dari pihak pengganti orang tua akan membantu melengkapi peran kasih sayang dan perhatian kepada anak.
Kekerasan yang dilakukan DN sebenarnya merupakan potret realita yang berkelanjutan dari lingkungan sekitar. Banyak komponen yang secara masif dan tidak disadari mencontohkan perilaku kekerasan yang sadis dan fatal, misalnya dari melihat pemberitaan di media, menyaksikan atau mengalami langsung, dan sebagainya. Komponen ini kemudian dapat mempengaruhi seorang anak atau remaja yang sebenarnya dapat diantisipasi.
Seringkali, masyarakat terjebak dalam pandangan bahwa pelaku tindak kekerasan atau kejahatan dilakukan oleh orang yang tidak dikenal atau orang yang berada jauh dari lingkungan sekitar. Faktanya, tindak kekerasan, baik kekerasan seksual maupun kekerasan fisik banyak dilakukan oleh orang terdekat, meliputi keluarga, teman terdekat, ataupun kekasih hati.
Bercermin dari apa yang dialami adik perempuan kita Tara, bahwa menjadi manusia adalah berperilaku baik dan saling percaya, sehingga tanpa sadar sikap baik dan rasa percaya tidak dikonfrimasi sebagaimana mestinya, sang pelaku DN dengan berpikiran pendek lalu memanfaatkan situasi untuk melakukan tindak kekerasan dan pembunuhan berencana. Yang kemudian diketahui bahwa peristiwa pembunuhan dilatarbelakangi oleh motif ekonomi, DN yang telah merampok barang milik Tara seperti handphone dan perhiasan tidak segan menjualnya untuk membayar biaya kontrakan yang telah menunggak selama tiga bulan.