Mohon tunggu...
NiNyomanRadaraniPR
NiNyomanRadaraniPR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Sebenarnya Upacara Ngaben di Bali

7 Juli 2022   17:49 Diperbarui: 7 Juli 2022   17:55 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a.       Nistaning madya merupakan tingkatan terkecil di antara yang sedang

b.       Madyaning madya merupakan tingkatan sedang di antara yang sedang

c.       Utamaning madya merupakan tingkatan terbesar di antara yang sedang

3.       Utama, yang berarti yajna dengan tingkatan besar, yang terdiri dari 3 tingkatan:

a.       Nistaning utama merupakan tingkatan terkecil di antara yang besar

b.       Madyaning utama merupakan tingkatan sedang di antara yang besar

c.       Utamaning utama merupakan tingkatan yang paling besar

Dari ketiga kuantitas dan tingkatan tersebut sang yajaman dibebaskan untuk memilih tingkatan mana yang disanggupinya, baik itu dari segi biaya dan lain sebagainya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan yadnya itu tentu harus dilakukan dengan rasa tulus ikhlas yang tujuannya untuk membayar hutang kepada leluhur atau orang tua. Jangan sampai karena gengsi dan takut dicemooh oleh orang lain membuat sang yajaman berpikir untuk memilih tingkatan yadnya yang paling tinggi dengan biaya yang sangat besar, tetapi dengan membuat hutang baru. Hal ini boleh saja dilakukan asal sang yajaman tidak sampai menimbulkan utang baru dengan melakukan pelaksanaan tingkat tinggi, karena tujuan dari awal adalah untuk melunasi hutang atau rna jadi sebisa mungkin sang yajaman jangan sampai menciptakan hutang baru akibat tersugesti oleh perkataan orang disekitar yang mengatakan "jika tidak seperti ini, maka roh yang meninggal tidak akan mendapatkan tempat yang semestinya (surga)". 

Sang yajaman yang memilih tingkatan nista yaitu Nistaning nista bukan berarti yadnya yang dipersembahkan ini rendahan, murahan, dan hina. Namun tingkatan nista yang dimaksud adalah nista sane mautama, artinya walaupun tingkatan yang dipilih ini tingkatan yang paling kecil tetapi sesuai dengan kondisi ekonomi sang yajaman itu sendiri dan tetap tidak akan mengurangi makna dari upacara yang dilakukan karena memiliki inti yang sama.

Presepsi yang salah dari orang-orang sekitar harus dihilangkan karena tidak benar adanya bahwa pernyataan upacara ngaben itu sangat boros, hal ini tergantung kepada masing-masing orang yang melaksanakannya karena sang yajaman diberikan kebebasan dan tidak diberi keharusan yang mengharuskan setiap upacara yadnya yang dilakukan harus megah dan besar sehingga terkesan boros. Oleh sebab itu, umat Hindu harus lebih banyak diberikan pengetahuan mengenai upakara yang dilaksanakan setelah dipuput (diupacarai) oleh ida pedanda atau sulinggih, karena sang Sadaka (Sulinggih) adalah orang yang sudah diberikan tempat terbaik "su" yang artinya baik dan "linggih" yang artinya tempat atau kedudukan, jadi sudah pasti untuk menjadi seorang Sulinggih tidaklah mudah bahkan sangat sulit karena harus melewati berbagai tahapan, yakni dari Brahmacari (belajar) Grahasta (berumahtangga) lalu Bhiksuka (Penyucian diri). Dengan melalui berbagai tahapan ini, maka sudah pasti apa yang sang Sadaka (Sulinggih) sampaikan kepada umat Hindu berdasarkan pada sumber sastra yang kebenarannya telah diakui.

Selain dengan mendengarkan Dharma Wacana dari sang Sadaka (sulinggih), umat Hindu harus diberikan pengetahuan yang tidak hanya membahas tentang upakara saja namun perlu adanya pedalaman dari segi filsafat seperti yang tertuang dalam tri kerangka dasar umat hindu, yaitu Filsafat, Etika, dan Ritual. Selain itu, umat Hindu juga bisa mempelajari mengenai ajaran dalam Tri Pramana yang memuat tentang tiga cara untuk memperoleh pengetahuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun