“Saya tidak pernah menulis menyerang admin. Lagian mereka kan tidak baper, buktinya banyak tulisan yang menyudutkan, tapi jadi highlight juga.” Saya berusaha agar tidak diintimidasi makhluk aneh ini.
Tiap jam setelah itu, saya mencoba resrtart laptop lagi; Buka browser lagi; Masuk ke Kompasiana lagi. Hasilnya sama saja. Sosok lain muncul di kepalaku, kembaran Praduga, tapi auranya terang, pakainnya serba putih, kadang-kadang punya sayap dengan cahaya terang dibelakangnya. Entah siapa dia. Tapi kalau dia sudah muncul, perasaanku melambung, harapanku tumbuh, ada semacam energi baru merasuk ke raga. Biasanya sosok ini yang membawakan ide untukku. “Mungkin Kompasiana lagi maintenance.” Sosok putih itu menyambar perckapan. Kedengaran cukup masuk akal.
Sepengetahuanku, fasilitas umum memang selalu diperbaiki ketika volume pengguna paling rendah. Kalau benar sedang diperbaiki, paling tidak besok pagi-pagi sekali sudah normal kembali. Adzan berkumandang.
***
Saya terbangun jam 9 pagi tadi. Setelah beres mengumpulkan nyawa yang masih bertebaran di awang-awang, saya langsung online. Masih penasaran dengan maintenance Kompasiana. Hasilnya? Masih kosong seperti semalam, tidak ada yang berubah. Praduga menghujaniku dengan kalimat-kalimat mengerikan. Tapi sosok putih itu masih berkeras kalau itu adalah perbaikan sistem.
Mereka berdebat hebat, saya menyaksikan saja. Bukan urusan saya. Saya tidak pernah memihak salah satu dari mereka, karena mereka berdua pernah salah dengan sudut pandang mereka. Mereka sama-sama sudah saya masukkan dalam catatan merah orang-orang yang tidak bisa dipercaya.
Disela-sela debat kusir yang bising di kepalaku itu, muncullah sosok yang sebenanrya sejak semalam kutunggu-tunggu hadirnya. Penampakannya tidak beda dengan dua sosok sebelumnya. Tapi dia terlihat lebih cool dan cerdas. Penampilannya layaknya manusia ketimbang karakter imajiner seperti dua temannya itu. Saya belum pernah berpikir untuk menamainya juga.
Praduga dan sosok putih seketika terdiam. Sosok cool yang wataknya seperti gabungan Shinichi dan Itachi itu mulai menjabarkan pikirannya.
“Ini zaman demokrasi, semua orang boleh berpendapat asal punya dasar juga bertujuan jelas dan baik. Pemerintah butuh kritik untuk memperluas sudut pandangnya dalam upaya menyejahterakan rakyat”
Saya setuju dengan dia.
“Dan... kalau benar manintenance, paling tidak akan diberitahu lewat email atau pengumuman di web.”