Mae dan Johnny Koplo telah menghuni emperan gedung Asrama Mahasiswa yang rusak, kumuh, tak terurus, aset milik Universitas Indonesia sejak puluhan tahun silam. Gedung itu terletak di jalan Otista Jakarta.
"Astaghafirullahal adzim, saya bermimpi John!" kata Maemunah.
"Mimpi apa?"
"Saya kehilangan berlian seharga Rp7,1 triliun," sahut Maemunah.
"Ha ha ha ha ha. Wis edan kowe Mak, harga sekilo botol plastik cuma Rp800 perak, lah duit segitu Mak hebat bener bisa mimpi. Kalau aku nggak bisa mimpi begitu," kata Johnny Koplo sambil terbahak.
Mae pun bangkit dari gerobak. Bersama Johnny Koplo mendorong gerobak mengumpulkan botol-botol bekas kemasan air mineral di sepanjang jalan Otista.
"Nasib tetap sama sebagai pemulung meskipun mimpi bisa memiliki berlian segala," kata Mae lirih.
"Mae, memang benar mimpi adalah realita yang banyak orang tidak paham memaknai. Imajinasi adalah kenyataan. Imajinasi adalah alat untuk membahagiakan jiwa. Rekreasi tanpa membayar," kata Johnny Koplo pada istrinya, Maemunah, mengutip kata-kata dari filsuf.
"Alhamdulillah kita masih sehat ya Pak JK, Bu Mae," teriak Abah Ong.
"Alhamdulillah," sahut Johnny Koplo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H