(Lagi-lagi kampanye yang tidak menggunakan strategi memerhitungkan serangan balik dan penyusupan membuat efektivitas kampanye media daring dan non-daring justru menghantam balik. Ketidak-mampuan mengelola grand-design kampanye membuat kampanye tidak fokus. Apalagi penyusupan ke dalam Timses Anies yang mengatur alur informasi dan tindakan kebijakan kampanye membuat strategi kampanye Anies kedodoran. Apalagi Tim Kampanye Anies ini berisi orang-orang yang dari 2007 lalu sudah bekerja untuk Prabowo. Tim partai agama PKS yang memiliki beberapa ahli kini dijepit di bawah pantauan Anonymous dan tak mampu bergerak.
Dan dalam hal kebenaran memertahankan Islam moderat di Indonesia, Anonymous bekerja membendung radikal Islam dan sepak terjang Rizieq FPI dan membenturkan informasi yang tidak benar disampaikan untuk diolah menjadi serangan balik pada kampanye Anies. Hasilanya Ahok tetap tak tergoyahkan dan Anies dipastikan akan kalah.)
Nah, dengan 10 strategi itu, ternyata timses Ahok dan relawan Ahok mampu masuk dan menyusup dan merusak kebijakan dan strategi timses Anies. Hasilnya (1) FPI menjadi identik dengan Anies dan Anies adalah FPI, (2) rakyat DKI tahu akan menjadi apa Jakarta di bawah kekuasaan FPI, (3) rakyat DKI sadar bahwa Pilkada DKI merupakan alat batu loncatan agenda Islam garis keras FPI untuk mengangkat Jakarta Bersyariah dan sebangsanya termasuk partai agama PKS yang ambisius, maka (4) rakyat DKI dan NU pun bangkit dan memberikan perlawanan kepada FPI dan FUI untuk mengamankan NKRI dari agenda yang akan membahayakan NKRI.
Itulah gambaran 10 strategi untuk mengalahkan Ahok oleh Anies-Sandi. Demikian Ki Sabdopanditoratu dan  the Operators.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H