Bagaimana bukan operasi intelejen hebat yang memanfaatkan Siti dan Huong berhasil dengan sempurna. Dalam teori intelejen suatu operasi berhasil ketika tujuan dari operasi berhasil. Dalam hal ini, intelejen Korea Utara telah berhasil membunuh Kim Jong Nam. Perihal korban yang harus menanggung akibatnya – seperti Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, pria Malaysia, dan bahkan diplomat Hyong Kwang Song pun bukanlah perkara penting.
Ketegasan dan sekaligus kekejaman operasi intelejen tidak mengenal belas kasihan – bahkan memanfaatkan siapa pun yang jika bisa dikelabuhi. Jejak yang tersisa selalu tidak meninggalkan master-mind alias otak pembunuhan. Operator lapangan kelas teri – atau kelas kambing bahkan terkadang level tinggi – selalu dikorbankan.
Operasi intelejen – termasuk pembunuhan – tidak  selalu membutuhkan kecerdasan pelaksananya di lapangan. Kasus Munir yang menghebohkan pun selesai dengan Pollycarpus sebagai pembunuh tunggal dan tidak ada keterlibatan siapa pun selain dirinya. Selesai dan sempurna. Tuduhan terhadap keterlibatan intelejen pun hanya angin lalu dan tidak terbukti – dan hanya menjadi tuduhan palsu semata. Pun demikian operasi intelejen Korea Utara dalam pembunuhan Kim Jong Nam hanya bersifat satu pihak dan tidak bisa dibuktikan keterlibatan agen intelejen Korea Utara. Media Barat dan Korea Selatan membesar-besarkan kesalahan agen Korea Utara.
Siti Aisyah dan Huong hanya menjadi alat dan tidak memiliki kaitan langsung dalam pembunuhan. Namun yang jelas adalah Siti Aisyah dan Huong – terlepas dari motif dan pengakuan mereka – adalah eksekutor kematian Kim Jong Nam. Pembunuhan terhadap Kim Jong Nam adalah prestasi operasi intelejen sempurna yang mencengangkan dunia – termasuk penggunaan VX agent yang luar biasa. Tentang keterlibatan intelejen Korea Utara tak akan bisa dibuktikan secara langsung – dan semuanya hanya tuduhan belaka.
Jadi, keterlibatan Huong dan Siti Aisyah – sebagai pembunuh Kim Jong Nam – tak terelekkan dan layak dihukum.  Peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi para TKW yang berpengalaman – namun culun pendidikan – dengan menjadi pekerja illegal di Hongkong atau Jepang atau Malaysia atau Makau dan Timur Tengah. Pembunuhan 2 pelacur Indonesia di Hongkong dan pemanfaatan Siti Aisyah dan Huong dalam pembunuhan Kim Jong Nam harus menjadi pelajaran bagi para TKW Indonesia untuk tidak menjadi TKW illegal.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H