Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Peringatan bagi TKW, Siti Aisyah dan Kehebatan Agen dalam Pembunuhan Kim Jong Nam

26 Februari 2017   11:26 Diperbarui: 27 Februari 2017   00:00 5775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doan Thi Huong I Sumber Getty Images

Terbunuhnya Kim Jong Nam di bandara Kuala Lumpur bisa menjadi peringatan bagi para TKW di luar negeri. Tragedi pembunuhan dua TKW yang berubah menjadi pelacur di Hongkong Sumartiningsih dan Seneng Mujiasih yang dibunuh oleh banker Rurik Jutting harus menjadi pelajaran bagi para TKW di luar negeri.  Kim Jong Nam diyakini oleh media Korea Selatan dibunuh oleh operasi intelejen agen Korea Utara di Kuala Lumpur.

Mari kita telaah kehebatan agen intelejen Korea Utara dalam pembunuhan Kim Jong Nam yang merekrut Siti Aisyah dan Doan Thi Huong sekaligus peringatan bagi para TKW di luar negeri dengan hati jauh dari gembira ria riang senang sentosa bahagia suka-cita menari menyanyi jungkir balik koprol sambil menelisik peran 12 orang lain dalam pembunuhan yang menggunakan racun VX agent setara dengan senjata pemusnah massal.

Berita bersimpang siur merebak. Bahkan pengakuan Siti Aisyah tentang keterlibatannya dalam pembunuhan Kim Jong Nam, menarik untuk diluruskan. Media massa termasuk the Strait Times Malaysia pun terkecoh dengan pengakuan Siti Aisyah dan Doan Thi Huong. Reputasi hebat intelejen Korea Utara yang mampu menyusup ke lingkungan pelacuran di Malaysia – dengan mengorbankan Doan Thi Huong dan Siti Aisyah – sungguh mencengangkan dan luar biasa. Termasuk Ri Jong Hol pun ditahan oleh otoritas Malaysia.

Keterlibatan perempuan dalam operasi intelejen pembunuuhan memang menjadi senjata luar biasa Korea Utara. Yang paling spektakuler adalah pemboman pesawat Korean Air 858 pada 1987 yang menewaskan 115 orang yang dilakukan oleh kim Hyon-hui. Operasi intelejen berlangsung antar negara dengan basis di jantung musuh Korea Utara yakni Tokyo, Seoul, dan Bahrain sebagai home base operasi. Maka tak mengherankan ketika Siti Aisyah dan Doan Thi Huong dimanfaatkan untuk melakukan pembunuhan atas Kim Jong Nam.

Skala operasi pembunuhan atas Kim Jong Nam sangat terstruktur, rapi, dan cermat – dengan ciri khas selalu mengorbankan agen kelas terinya. Dalam pembunuhan ini, yang dikorbankan secara telak adalah Siti Aisyah, Doan Thi Huong, diplomat Korea Utara Hyon Kwang Song, pria Malaysia berinisial MbH, selain 4 orang diplomat yang telah meninggalkan Malaysia. Dua orang Korea Utara masih tertahan di Malaysia dan buron.

Operasi pembunuhan di KL didahului dengan pengendusan pergerakan Kim Jong Nam di Swiss, Paris, Makao, Beijing, Jakarta, Singapura dan Malaysia. Kebiasaan Kim Jong Nam menggunakan pelacur menjadi titik lemah ketika agen Korea Utara memanfaatkan pria  Malaysia. Pria Malaysia inilah yang menjadi kontak intelejen penghubung ke pekerja Spa Siti Aisyah dan pelacur flamboyant asal Vietnam Doan Thi Huong – yang bahkan pernah memalsukan identitas sebagai penduduk Malaysia.

Dengan kaki tangan Siti Aisyah dan Duon Thi Huong sebagai pekerja illegal di Malaysia, Agen Korea Utara – melalui kaki tangannya memanfaatkan kelemahan finansial keduanya untuk beraksi. Tipuan tentang TV Prank menjadi kedok sempurna bagi pembunuhan atas Kim Jong Nam. Agen yang mengendalikan pria Malaysia demikian cermat memberikan pelatihan selama dua minggu secara acak sebelum pembunuhan tanggal 13 Februari 2017.

Siti Aisyah yang sering bolak-balik ke Malaysia, Indonesia pun masuk ke KL dari Batam pada 2 Februari 2017. Sementara itu Doan Thi Huong selain ke Vietnam sering berkeliaran ke Korea Selatan selain kota-kota di Malaysia. Siti Aisyah didekati agen Korea Utara melalui pacar palsu – sengaja memacari Siti Aisyah untuk mendekatinya untuk keperluan agen Korea Utara. Sementara Huong memanfaatkan hubungan bisnis esek-esek dan salah satunya pelanggan seks yakni Kim Jong Nam.

Gambaran kehidupan yang mirip antara Siti Aisyah dan Huong menjadi alat sempurna pelaksanaan eksekusi melalui cara paling mudah: pembodohan dan pengorbanan terhadap Siti Aisyah dan Duon Thin Huong.

Dari Facebook Huong tergambar hubungannya dengan orang Korea Utara – 4 orang yang meninggalkan Malaysia setelah melakukan pembunuhan terhadap Kim selesai. (Pun 4 orang Korea Utara telah menuju Korea Utara melalui Beijing dengan diantar di Bandara KL oleh diplomat Korea Utara yang juga akan ditanyai oleh otoritas Kepolisian Diraja Malaysia.)

Dalam  pengakuan wawancaranya dengan KBRI pun Siti Aisyah mengakui bahwa dirinya hanya korban acara TV Prank, sebagaimana Huong.  Bagi intelejen operasi seperti ini adalah sukses luar biasa yang dirancang selama beberapa bulan, terutama sejak Kim Jong Nam menunjukkan dirinya akan membelot dan menjadi ancaman bagi Kim Jong Un.

Bagaimana bukan operasi intelejen hebat yang memanfaatkan Siti dan Huong berhasil dengan sempurna. Dalam teori intelejen suatu operasi berhasil ketika tujuan dari operasi berhasil. Dalam hal ini, intelejen Korea Utara telah berhasil membunuh Kim Jong Nam. Perihal korban yang harus menanggung akibatnya – seperti Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, pria Malaysia, dan bahkan diplomat Hyong Kwang Song pun bukanlah perkara penting.

Ketegasan dan sekaligus kekejaman operasi intelejen tidak mengenal belas kasihan – bahkan memanfaatkan siapa pun yang jika bisa dikelabuhi. Jejak yang tersisa selalu tidak meninggalkan master-mind alias otak pembunuhan. Operator lapangan kelas teri – atau kelas kambing bahkan terkadang level tinggi – selalu dikorbankan.

Operasi intelejen – termasuk pembunuhan – tidak  selalu membutuhkan kecerdasan pelaksananya di lapangan. Kasus Munir yang menghebohkan pun selesai dengan Pollycarpus sebagai pembunuh tunggal dan tidak ada keterlibatan siapa pun selain dirinya. Selesai dan sempurna. Tuduhan terhadap keterlibatan intelejen pun hanya angin lalu dan tidak terbukti – dan hanya menjadi tuduhan palsu semata. Pun demikian operasi intelejen Korea Utara dalam pembunuhan Kim Jong Nam hanya bersifat satu pihak dan tidak bisa dibuktikan keterlibatan agen intelejen Korea Utara. Media Barat dan Korea Selatan membesar-besarkan kesalahan agen Korea Utara.

Siti Aisyah dan Huong hanya menjadi alat dan tidak memiliki kaitan langsung dalam pembunuhan. Namun yang jelas adalah Siti Aisyah dan Huong – terlepas dari motif dan pengakuan mereka – adalah eksekutor kematian Kim Jong Nam. Pembunuhan terhadap Kim Jong Nam adalah prestasi operasi intelejen sempurna yang mencengangkan dunia – termasuk penggunaan VX agent yang luar biasa. Tentang keterlibatan intelejen Korea Utara tak akan bisa dibuktikan secara langsung – dan semuanya hanya tuduhan belaka.

Jadi, keterlibatan Huong dan Siti Aisyah – sebagai pembunuh Kim Jong Nam – tak terelekkan dan layak dihukum.  Peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi para TKW yang berpengalaman – namun culun pendidikan – dengan menjadi pekerja illegal di Hongkong atau Jepang atau Malaysia atau Makau dan Timur Tengah. Pembunuhan 2 pelacur Indonesia di Hongkong dan pemanfaatan Siti Aisyah dan Huong dalam pembunuhan Kim Jong Nam harus menjadi pelajaran bagi para TKW Indonesia untuk tidak menjadi TKW illegal.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun