Dalam pencarian pejabat dan pemimpin melalui pemilihan langsung oleh rakyat selalu dipenuhi misteri. Nah, salah satu misteri yang didalami adalah yang menyangkut tanda alam. Prabowo pernah gagal memenuhi syarat dari Ki Sabdopanditoratu yakni menikahi lagi Titik Prabowo. Gagal memenuhi syarat, maka dalam beberapa hari trend kemenangan berubah menjadi kekalahan telak.
Mari kita telaah misteri kegagalan Prabowo sebagai refleksi lanjutan tanda alam untuk Pilgub DKI 2017 dengan hati gembira ria riang senang suka-cita bahagia menari menyanyi dansa jungkir  balik menertawai Anies Baswedan dan Agus sebagai tandem barisan sakit hati politik selamanya senantiasa.
Prabowo-Hatta alias Prahara gagal total secara mistis dan keparanormalan. Kegagalan Prabowo tidak ada yang menduga sama sekali, khususnya Tim Sukses Prahara. Dari semua pendukung secara politis tak meragukan. Prabowo didukung oleh 67% suara DPR, sementara Jokowi-JK hanya didukung selisihnya. Kegagalan Prabowo ini sisebabkan oleh salah satunya kegagalan Prabowo mengawini lagi Titik Soeharto agar mencapai kemenangan.
Timses Prabowo yang terdiri dari para doktor dan orang-orang cerdas kalang kabut. Prof Dr. Mahfud MD, Drs. Fadli Zon, MSi, dan Marzuki Alie pun angkat bicara dari mulai akan adanya pernikahan sampai pengaburan bahwa Prabowo dan Titik belum bercerai. Mahfud MD pun menyatakan bahwa kemungkinan Titik-Prabowo rujuk 56%. Bahkan Fadli Zon sempat bercanda meminta Rhoma Irama mencarikan jodoh untuk Prabowo. Bahkan tersiar kabar pada dua hari sebelum pemungutan suara santer terkabarkan rencana rujuk Titik-Prabowo.
Namun, sampai detik terakhir pemungutan suara, persyaratan mistis itu gagal dipenuhi oleh Prabowo. Hasilnya Prabowo gagal menjadi Presiden RI atau wakil Presiden RI untuk 3 kali berturut-turut. Bagaimana penjelasan logis yang melatarbelakanginya?
Secara nalar gelombang besar Konser Dua Jari dimotori Slank dan ciutan Afghan, Sherina Munaf, dan para artis normal berhasil menghempaskan trend kemenangan Prabowo. Pun juga blunder Fahri Hamzah tentang Hari Santri sinting dan omongan ngawur Fadli Zon serta koaran nazar tukang mencla-mencle plinplan penganut paham Hedonis Amien Rais juga berperan menjungkalkan Prabowo.
Kini misteri Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Minggu menjadi penentu kemenangan Ahok, Anies, atau Agus. Kok bisa? Itulah dunia misteri politik dan tanda alam yang tak terelekkan. Rasionalitas itu akan diungkapkan dengan gamblang dan jelas. Tanda dan syarat alam yang gagal dipenuhi akan terbukti mengalahkan yang melawan tanda alam.
(Dalam analisis politik tentang Pilgub DKI Jakarta 2017 akan diturunkan analisis mistis dalam dunia lain menurut Ki Sabdopanditoratu. Catatan Ki Sabdopanditoratu tentang Pilkada 2007 dan 2012, serta Piplres 2014 tak terelakkan menjadi referensi bagi para politikus. Â Fakta bahwa kekuatan mistis ketuhanan dan non-ketuhanan sangat penting. Salah satu misteri calon pemimpin adalah adanya tanda alam.)
Bagaimana dengan kasus JPO Pasar Minggu? Apakah bisa dijadikan salah satu tanda alam? Kenapa hanya sebuah Jembatan Penyeberangan Orang alias JPO bisa menjadi penentu mistis kemenangan Ahok, Agus atau Anies? Kenapa mampu  menjadi penentu kemenangan secara mistis? Mari kita telaah secara alam batiniah.
Anda ingat Tsunami Aceh sebagai gelegar tanda alam akan kegagalan SBY? Anda ingat kasus motorcade dan iring-iringan kendaraan SBY menewaskan pengendara di jalan tol deket rumah di Cikeas sana? Apa yang terjadi? Korban nyawa manusia. Demikian pula JPO Pasar Minggu pun adalah contoh kematian manusia alias hilangnya nyawa manusia.
Nah, dalam khasanah ilmu roh alias kerohan atau ilmu tentang roh dan nyawa, satu jiwa alias satu roh alias satu bangunan roh penting. Satu kematian manusia memiliki makna paripurna sehingga disebut sebagai sebuah kiamat. Dalam Islam dikenal kiamat kubro (kiamat besar yakni ketika dunia musnah beserta isinya) dan kiamat sughro (yakni kematian sebuah makhluk hidup seperti manusia mati).
Fakta spiritual adalah bahwa setiap kematian akan menimbulkan reaksi bagi si mati. Roh yang tercerabut secara mengenaskan akan gentanyangan tak karuan. Contohnya, banyak pengendara mobil bus dan truk selalu membunyikan klakson di dekat jembatan atau tikungan tajam. Buat apa? Mereka memercayai adanya roh-roh penjaga jembatan akibat dari kecelakaan yang menewaskan pengendara atau pejalan kaki di sana.
Bukti kekuatan spiritual kematian manusia, seperti kasus JPO Pasar Minggu, pasti ada kaitannya dengan Pilgub DKI Jakarta 2017. Para politikus parpol yang sangat memercayai hal-hal mistis pun berteriak-teriak nggak karuan menanggapi kasus JPO yang roboh dan menewaskan beberapa orang tesebut.
Para pengamat politik kacangan dan pengamat kota abal-abal seperti Yayat Supriatna pun dengan lantang menyebut kematian akibat JPO roboh adalah karena kesalahan Ahok. Yang lainnya para politikus tentu mengambil manfaat musibah kiamat sughro 3 nyawa sebagai alat politik; bahkan pewadalan pun diyakini akan bisa memenangkan cagub.
Para politikus sangat memercayai hal-hal yang berbau takhyul. Keraguan antara memercayai takhyul dan menolak takhyul bisa membuat manusia manula mengalami kagalauan dan sikapnya menjadi tidak karuan dan aneh serta keluar dari tatanan kesopanan dan kedamaian sosial batiniah. Ngawur dan galau seperti ini dialami contohnya oleh Amien Rais.
Selain politikus para orang kaya pun memercayai takhyul karena takut kehilangan harta benda dan kenikmatan duniawi – takut mati malahan. Nah, maka lahirlah dan berjayalah para paranormal seperti misalnya Ki Gendeng Pamungkas, Ki Kusumo, Gatot Brajamukti yang beraliran biasa, dan Ki Sabdopanditoratu yang beraliran putih bersih.
Selain paranormal, yang dipercayai oleh banyak orang politik adalah para ustadz dan kiai. Keyakinan spiritual dan doa-doa selalu dipanjatkan untuk pilkada, pilpres, pileg, dengan semua rangkaian ritual apa pun yang bisa membuat mereka bisa dipengaruhi oleh kekuatan spiritual – baik dari yang hidup maupun yang mati. Bagaimana penjelasannya secara rasional?
Karena Ki Sabdopanditoratu menganut paham spiritual putih bersih, maka semua penjelasan rasional mampu disampaikan dengan gamblang tentang peran roh atau jiwa manusia yang sudah mati.
Untuk bisa berkomunikasi secara efektif dengan jiwa manusia yang telah mati,dibutuhkan keahlian khusus yakni mampu berkomunikasi dengan jiwa yang telah mati. Media komunikasi spiritual ini misalnya semedi di kamar atau di gua, Voodoo, santet, jelangkung, kromoleo, debus dan sebagainya.
Nah, yang paling gampang bisa berkomunikasi dengan jiwa-jiwa adalah para jiwa yang setengah di alam nyata dan setengah di alam ghaib: yakni mereka yang tidak ikhlas nyawanya tercerabut, seperti akibat perang, kecelakaan, pembunuhan, dan wabah penyakit.
Nah, dalam konteks JPO Pasar Minggu, yang mampu berkomunikasi dengan para lelembut dan mampu merayu roh-roh pasti akan memenangi Pilgub DKI Jakarta. Syaratnya harus percaya kepada kekuatan ghaib dunia roh, jiwa, nyawa dan Tuhan. Siapakah yang paling kuat memercayai hal tersebut? Ahok? Anies? Agus? Ki Sabdopanditoratu akan memantau sepenuh jiwa nantinya dan akan mengeluarkan pernyataannya. Wah.
Yang tidak peduli dengan kasus jembatan penyeberangan JPO Pasar Minggu dipastikan akan kalah. Tanda alam Tsunami 2004 bukti kerja nol oleh SBY. Kini tanda alam muncul yakni JPO. Kenapa JPO menjadi tanda alam? Karena merenggut nyawa makhluk hidup manusia yang mengalami kiamat sughro. Kiamat sughro ini akan menjadi penyelaras pengaruh jiwa dan memengaruhi jiwa pemilih Pilgub DKI Jakarta 2017 tanpa disadari sama sekali oleh para pemilih.
Yang pasti, di antara 3 orang calon pilgub DKI Jakarta, Ahok-Djarot paling diuntungkan secara spiritual akibat JPO Roboh ini. Anies lumayan sedikit diuntungkan karena Timses-nya sudah berteriak-teriak menyalahkan Ahok. Yang dipastikan tak mendapatkan keuntungan spiritual energi para roh gentanyangan adalah Agus – yang dikorbankan karir militer brilian oleh kekepoan dan ambisi manusia bernama SBY. Kok tega membuang anak dari calon jenderal menjadi calon pecundang Pilgub DKI 2017. Kenapa?
Lah yang mau memilih Agus kan melihat SBY yang gagal membangun. Dan, juga siapa yang mau memilih menanti koruptor Aulia Pohan itu? Lah warga DKI Jakarta membutuhkan orang yang jauh dari berisik korupsi baik diri maupun keluarganya. Warga Jakarta pun kalau berdoa bunyinya: Ya Allah jauhkanlah aku dan kekuargaku dari fitnah dan api neraka.
Jadi, JPO Pasarminggu yang tampak sederhana itu menjadi satu dari banyak tanda alam kemenangan dan kekalahan bagi Ahok, Anies dan Agus – dengan kredit yang paling dirugikan adalah Agus yang dipastikan akan berada di posisi buncit alias keok. Yang paling diuntungkan oleh kejadian itu? Tentu saja Ahok dengan dibayangi oleh ambisi berkuasa Anies Baswedan namun sayang Anies digendoli oleh FPI dan partai agama PKS serta Gerindra yang dulu dimusuhi oleh Anies Baswedan.
Demikian analisis spiritual Ki Sabdopanditoratu.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H