Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hambalang dan Selera Humor Presiden Jokowi, SBY, dan Para Presiden RI yang Tak Dipahami Publik

19 Maret 2016   08:43 Diperbarui: 19 Maret 2016   15:47 14689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Jokowi mengunjungi Hambalang I Sumber Kompas.com"][/caption]Potret Presiden Jokowi di Hambalang yang penuh rumput sangat lucu dan menarik disimak. Namun, sesungguhnya banyak sikap Presiden Jokowi didasari oleh dan menunjukkan selera humornya yang tinggi. Puncak selera humor tertinggi adalah ketika bisa menjadikan dirinya bahan candaan dan obyek lelucon. Banyak orang tidak paham akan selera humor Presiden Jokowi dan para presiden RI. Mari kita tengok perbandingan selera humor Presiden Jokowi dan SBY dan para Presiden RI yang tak diketahui oleh publik dengan hati gembira ria riang senang girang suka-cita senang sentosa bahagia pesta-pora jungkir balik tertawa ngakak menertawai SBY yang keluyuran ke Jawa malah disuguhi oleh foto-foto Hambalang hauhahahaha menari menyanyi salto tak henti-henti selamanya senantiasa.

Presiden Bung Karno. Presiden Bung Karno memiliki selera humor tinggi sekali. Selera humor tinggi itu didasari oleh kecerdasan dan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Salah satu humornya adalah ketika Presiden Bung Karno berkunjung ke Amerika Serikat. Bung Karno menyatakan akan kembali ke Indonesia jika Presiden John F Kennedy tidak menjemputnya di Bandara Washington DC.

Bung Karno pun masuk kembali ke dalam pesawat Garuda Indonesia Airways yang membawanya; sambil menunggu JFK menyambutnya secara langsung. Betapa protokoler berantakan akibat candaan Bung Karno. Dalam jamuan makan malam, Bung Karno menyampaikan kepada JFK bahwa sebenarnya permintaan dijemput oleh JFK adalah candaan belaka. Wah.

Presiden eyang saya Presiden Soeharto. Humor salah satu yang mengesankan adalah ketika pada 21 Mei 1998 menyatakan ‘berhenti sebagai Presiden RI’, bukan mundur. Kalau mundur tanpa persetujuan MPR sebagai mandataris akan terkena hukuman. Humor yang cerdas.

Pun, eyang saya Presiden Soeharto adalah pribadi yang sangat menyenangkan di dalam keluarga. Sejak kecil bude dan pakde serta om Tommy mendapatkan siraman percandaan ala Jawa. Selera humor eyang saya Presiden Soeharto tertinggi adalah memerintahkan penumpasan Gestapo dan pembunuhan Petrus serta penculikan 97-98 tanpa kata-kata hanya bermodal anggukan atau senyum kecil eyang saya Presiden Soeharto.

Dan, para pejabat seperti Benny Moerdani sampai Soedomo pun yang menjalankan keputusan dan usulan diri mereka masing-masing dalam sesi ‘dipanggil Pak Harto’. Eyang saya Presiden Soeharto hanya dengan senyuman atau anggukan bisa melakukan tindakan. Maka eyang saya Presiden Soeharto jauh dari tuduhan membunuh dalam peristiwa 1965 dan juga pembunuhan misterius karena: “Saya tidak pernah memerintahkan,”. Nah lho.

Presiden BJ Habibie. Tak diragukan lagi, kecerdasan yang tinggi sebagai jenius membuat selera humor Presiden BJ Habibie luar biasa. Humor tertinggi yang disampaikan adalah ketika BJ Habibie menyerahkan dan meminta Amien Rais menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan eyang saya Presiden Soeharto.

“Pak Amien, kalau berkenan boleh ambil kursi kepresidenan untuk Anda,” kata Presiden BJ Habibie pada malam tanggal 21 Mei 1998. Amien Rais pun tidak berani.

Presiden Gus Dur. Wah ini Presiden RI paling humoris. Saking humorisnya, pada malam ketika MPR memintanya mundur, Presiden Gus Dur hanya dengan mengenakan kaos oblong menyapa pendukungnya dengan melambaikan tangan dari Istana Presiden. Begitu saja kok repot.

Presiden Megawati. Nah, humor Ibu Mega selalu segar dan lucu. Pada saat menjadi Presiden RI, Ibu Mega mengamalkan humor yakni ‘diam adalah emas’. Jadi tidak banyak bicara, maka kesempatan berbicara diambil oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang berbunga-bunga hehehe. Akhirnya mereka menjadi musuh politik dan pribadi sampai mereka nanti meninggal dunia. Humor lainnya adalah Presiden Megawati selalu membuat celetukan segar keluar konteks dan improviasasi bahkan ketika pidato resmi sekali pun. Hebat.

Selera humor Presiden Jokowi. Presiden Jokowi sangat memahami bahwa selera dan humor tertinggi nilainya adalah ketika humor tersebut mengolok dirinya. Pola pikir terbalik menjadi ukuran yang tak dipahami orang lain – selain yang memahami faktor psikologi. Humor tercerdas salah satunya diperankan oleh Charlie Chaplin yang menjadikan dirinya korban konyol. Lanjutan humor cerdas menghibur ditampilkan oleh Rowan Atkinson alias Mr. Bean yang selalu teraniaya dengan humornya. Dalam kancah humor nasional Indonesia, pelawak Gepeng adalah contoh humoris pelawak yang sangat memahami hakikat tertinggi lawakan alias humor. Lalu, Renaldi alias Tukul Arwana pun tampil menjadi korban bully-an diri sendiri.

Bagi Presiden Jokowi, ketika manusia telah mampu mengolok dirinya, maka tingkat pemahaman terhadap perbuatan orang lain pun menyesuaikan. Diolok, diejek, dan dibully sepanjang tidak melanggar hukum hanya menjadi bagian dari humor itu sendiri. Puisi Boneka dan Raisopopo yang menghantam Presiden Jokowi tidak ditanggapi sama sekali dan justru menjadi senjata mematikan bagi penulisnya: Fadli Zon.

Presiden Jokowi adalah salah satu orang yang memiliki selera humor yang sangat tinggi. Pilihan menjadi sederhana bukan karena kemiskinan masa lalu dan pendendaman akan keadaan. Kesederhanaan adalah bagian dari ekspresi diri dalam menikmati kehidupan. Bersarung, mengenakan baju sederhana, adalah potret keyakinan diri yang tinggi. Berbaju batik adalah ekspresi mencintai peradaban, kebudayaan, kekayaan seni bangsa Indonesia. Berjas pun menjadi bagian lain yakni menunjukkan kenyamanan mengenakan pakaian sesuai dengan tempat dan waktunya.

Presiden Jokowi tak akan membiarkan dirinya terdiam dalam tawa. Presiden Jokowi tidak jaga imej seperti eyang saya Presiden Soeharto yang tidak pernah terdengar tertawa ngakak sama sekali. Eyang saya Presiden Soeharto hanya tertawa ngakak ketika tak seorang pun berani menanyakan naskah asli Supersemar yang merupakan alat penyingkiran Presiden Soekarno. Itulah selera humor tinggi eyang saya Presiden Soeharto – menyetujui serangan dan pembunuhan atas preman hanya dengan senyuman. Sama seperti eyang saya Presiden Soeharto, Presiden Jokowi hebat selera humornya.

Salah satu humor tertinggi adalah ketika SBY sibuk Tour de Java menyerap inspirasi, Presiden Jokowi memotret rumput dan rongsokan Hambalang.

Jadi, baik Presiden Bung Karno, eyang saya Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, dan Presiden Jokowi memiliki selera humor yang tinggi.

Salam bahagia ala saya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun