Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lawan Aparat, Daeng Aziz Masuk Bui, Rayu Jokowi, Setya Novanto Lolos

23 Februari 2016   17:43 Diperbarui: 23 Februari 2016   18:13 3391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah beda Aziz dan Setya Novanto dan mafia migas dan Petral Muhammad Riza Chalid – yangdisuruh ngumpet dan lari ke Singapura untuk menyelamatkan diri dan Setya Novanto, dengan Presiden Jokowi terpojok dipermalukan karena namanya dicatut plus kalah pula melawan Setya Novanto. Pernyataan tentang tidak terima namanya dicatut pun hanya menjadi bahan tertawaan Kejaksaan, Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid dan para mafia. Wah ternyata Presiden Jokowi kalah sama mereka.

Pun posisi Presiden Jokowi akan sama dengan Aziz, sama-sama kalah. Namun kekalahahan Presiden Jokowi oleh kekuatan hukum-politik dan politik-hukum yang seharusnya dimenangkan karena kelihaian Setya Novanto dan para mafia berpengaruh di Kejaksaan Agung, dan sikap Presiden Jokowi yang diimimingi oleh dukungan dan tekanan bahwa Setya Novanto akan menguasai Golkar, meskipun diyakinkan oleh the Operators, bahwa mereka sedeng bekerja memenangkan Ade Komaruddin dalam rangka Ketum Golkar asal bukan Setya Novanto dan antek Ical.

Jadi kita menunggu Presiden Jokowi yang memiliki kekuatan politik-hukum dan hukum-politik akan seperti Aziz. Aziz memang harus kalah melawan aparat dan Presiden Jokowi seharusnya menang, namun akhirnya kalah melawan Setya Novanto dan mafia migas dan Petral Muhammad Riza Chalid. Demikian Ki Sabdopanditoratu.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun