Itulah beda Aziz dan Setya Novanto dan mafia migas dan Petral Muhammad Riza Chalid – yangdisuruh ngumpet dan lari ke Singapura untuk menyelamatkan diri dan Setya Novanto, dengan Presiden Jokowi terpojok dipermalukan karena namanya dicatut plus kalah pula melawan Setya Novanto. Pernyataan tentang tidak terima namanya dicatut pun hanya menjadi bahan tertawaan Kejaksaan, Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid dan para mafia. Wah ternyata Presiden Jokowi kalah sama mereka.
Pun posisi Presiden Jokowi akan sama dengan Aziz, sama-sama kalah. Namun kekalahahan Presiden Jokowi oleh kekuatan hukum-politik dan politik-hukum yang seharusnya dimenangkan karena kelihaian Setya Novanto dan para mafia berpengaruh di Kejaksaan Agung, dan sikap Presiden Jokowi yang diimimingi oleh dukungan dan tekanan bahwa Setya Novanto akan menguasai Golkar, meskipun diyakinkan oleh the Operators, bahwa mereka sedeng bekerja memenangkan Ade Komaruddin dalam rangka Ketum Golkar asal bukan Setya Novanto dan antek Ical.
Jadi kita menunggu Presiden Jokowi yang memiliki kekuatan politik-hukum dan hukum-politik akan seperti Aziz. Aziz memang harus kalah melawan aparat dan Presiden Jokowi seharusnya menang, namun akhirnya kalah melawan Setya Novanto dan mafia migas dan Petral Muhammad Riza Chalid. Demikian Ki Sabdopanditoratu.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H