[caption caption="Writing Girl I Sumber www.tejetintas.wordpress.com"][/caption]Berita Presiden Jokowi atau Prabowo selalu hot dan menarik. Itu modal untuk menulis artikel. Bisa untuk penarik dan alat narsis diri. Sesungguhnya, harus jujur diakui bahwa para penulis apapun adalah kelompok manusia narsis paling akut. Menulis bagi penulis dengan harapan jutaan pembaca dan bahkan miliaran kliks adalah wajar. Karena tujuan menulis adalah mewartakan pikiran dan gagasan penulis. Nah, tentu agar sebanyak mungkin orang membaca. Namun demikian sesungguhnya ada 13 cara merusak artikel Anda sendiri hingga tulisan sedikit dibaca orang. Mari kita secara iseng menelaah 13 cara merusak artikel Anda sendiri agar sedikit pembaca dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita senang pesta-pora menari menyanyi berdansa selamanya senantiasa.
Berikut adalah 13 cara merusak artikel Anda sehingga artiken Anda menjadi tidak menarik para pembaca termasuk Admin Blog termasuk Kompasiana.Â
Pertama, judul dan topik tidak menarik (bagi sebagian besar kelompok tertentu di kalangan atau blog medsos tertentu).
Kesebelas, tidak writing, sharing, dan connecting dengan bloggers dan media sosial lain dan media blogger tempat bernaung. Akibatnya, sendirian duduk manis merenung menulis di menara gading dan kesepian.
Kedua, kemasan judul dan topik tidak menarik (bagi sebagian besar kelompok tertentu di kalangan atau blog medsos tertentu).
Ketiga, menulis tanpa tahu topik yang ditulis secara mendalam, hingga artikel tanpa arah dan majal dan mentah tak pernah matang.
Kedelapan, tidak memiliki ciri khas dalam menulis dan mengekor orang lain. Akibatnya, bayangan artikel orang lain merasuki artikel Anda.
Â
Keempat, analogi, thesis dan antithesis dan argumentasi dangkal. Akibatnya, analisis atau pun berita atau pesan kabur dibawa terbang burung ke angkasa dan tak pernah membumi dan tak terjangkau pikiran nalar sederhana.
Kelima, analogi, thesis dan antithesis dan argumentasi terlalu dalam. Akibatnya, analisis atau pun berita atau pun pesan kabur terbang burung ke angkasa dan tak pernah membumi dan tak terjangkau pikiran nalar sederhana.
Keenam, sumber berita, pesan, informasi ada di mana-mana dan bisa dibaca siapa pun di media online dan mainstream. Akibatnya isi artikel biasa saja tanpa ada novelty atau kebaruan. Basi akibatnya.