Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Karena Gayus Kompasiana Terbelah 4, Implikasi Politik terhadap Presiden Jokowi

24 September 2015   11:07 Diperbarui: 24 September 2015   11:29 3244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Foto yang beredar di dunia maya yang juga nongol di Kompasiana – yang membelah Kompasianers menjadi 4 kelompok – dan status Baskoro Hendrawan tentang Gayus Tambunan menjadi berita besar. Dan foto itu membuat para pejabat negeri seperti MenhukHAM Yasonna Laoly, pejabat lembaga pemasyarakatan bertindak. Gayus Tambunan pun diancam tak mendapatkan remisi tahun depan dan juga diisolasi di Gunung Sindur. Sikap tegas itu perlu dilakukan karena tindakan Gayus sungguh memiliki implikasi politik tinggi. Mari kita tengok sepak terjang ala Gayus Tambunan yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata rakyat Indonesia dan implikasi politik dengan hati gembira ria senang sentosa suka-cita pesta-pora riang bahagia selamanya senantiasa.

Kini, Kompasiana tengah terbelah empat. Ramai dengan Pakde Kartono – yang Pakde Kartono sudah menglarifikasi bahwa Pakde Kartono adalah pengacara Gayus Tambunan – dan Gayus Tambunan gegara postingan di Kompasiana. Di dunia luar mereda, kini sampai kini dunia Kompasiana tidak mereda dan menghasilkan empat pilar.

Tindakan Gayus itu menarik bagi media, bagi pemerhati korupsi dan bagi rakyat Indonesia. Seperti di dunia nyata, pun tak lupa di Kompasian pun terbelah menjadi empat kubu.

Pertama, kubu Kompasianers pendukung Pakde Kartono. Kelompok ini berupaya tetap menempatkan Pakde Kartono dan Kompasianers bagai hubungan guru dan para murid-muridnya. Bagi kubu ini apapun dan siapapun Pakde Kartono atau pun Gayus Tambunan ataupun Tommy Unyu-unyu ataupun juga Usi Saba Kota menjadi tidak penting lagi. Pembelaan-pembenaran dan semua dilakukan demi dan untuk kepentingan guru dan murid.

Berita di Kompasiana tentang Pakde Kartono dan Gayus Tambunan dianggap sebagai berita penuh nilai dan dijunjung tinggi. Itu sah sebagai bagian dari kesetiaan hubungan guru-murid yang unik. Ini sah dan boleh tak ada yang melarang. Silakan lanjutkan!!!

Kedua, kubu Kompasianers penentang terhadap berita Pakde Kartono. Kelompok ini berupaya untuk menempatkan Pakde Kartono dan Kompasianers sebagai lawan dan penentang yang harus dilawan. Bagi pelawan dan penentang, apapun terkait dengan Pakde Kartono yang sebagai pengacara Gayus Tambunan harus dilawan dengan gagah berani dan gegap gempita.

Berita tentang Pakde Kartono dan Gayus Tambunan hanya sekedar berita. Ini sah dan boleh tak ada yang melarang. Silakan lanjutkan!!!

Ketiga, kubu Kompasianers netral terkait berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan. Kelompok ini berupaya untuk melihat kasus Pakde Kartono dan Gayus Tambunan sebagai hanya sekedar berita dan peristiwa. Pakde Kartono dan Gayus Tambunan adalah berita yang pantas dinikmati dan dibaca dengan segala rupa dan cerita.

Kompasieners netral ini memiliki kecenderungan untuk menjadi bagian tiga kaki: (1) kaki kubu pendukung berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan, (2) kaki kubu penentang berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan , (3) kaki kubu netral terhadap berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan, dan (4) kubu Admin Kompasiana sebagai pengelola arus berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan.

Keempat, kubu Kompasianers wait and see terkait berita Pakde Kartono dan Gayus Tambunan. Kubu ini termasuk di dalamnya adalah angin yang bertiup di Kompasiana. Angin politik, hukum, dan ekonomi serta keamanan dan keselamatan sering menjadi bagian dari pertimbangan. Pertimbangan aneka hal itu menjadi penting dan menarik. Kubu ini melihat sesuatu dan bertindak sesuatu dengan penuh pertimbangan dan berperan sesuai dengan bidangnya dan bukan masuk dalam kelompok hura-hura dan hore-hore.

Di luar terbelahnya Kompasiana, justru meskipun dibawa dan disebut di media mainstream seluruh negeri, berita tentang Pakde Kartono tetaplah berita tentang Pakde Kartono. Sementara akibat berita Gayus Tambunan menemukan dan mendapatkan hukuman isolasi akibat berita dari Kompasiana yang menyebar ke seluruh media sosial dan media mainstream. Berita tentangnya berimplikasi serius dan bukan hanya sekedar hahahihi di Kompasiana.

Foto itu menjadikan sebagai alat tuduhan penyamaan perlakuan hukum antara Presiden Jokowi dengan rezim SBY. Tontonan foto Gayus yang tersebar di media memiliki implikasi politik yang begitu kuat: pemerintahan Presiden Jokowi dipersepsikan sama dengan rezim SBY yang tidak melakukan tindakan pembenahan hukum. Publik melihat Presiden Jokowi tidak bertindak menangani persoalan hukum di Indonesia. Itu yang tergambar di benak publik. Untuk itu maka secara cepat berbagai instansi melakukan tindakan tegas terhadap Gayus Tambunan yakni isolasi di penjara dengan pengamanan maksimal khusus narkoba: Gunung Sindur.

Seperti sejak lama, korupsi adalah lawan kemanusiaan. Kekejaman akibat korupsi adalah terlantar dan kemiskinan absolut bagi jutaan orang. Rakyat bermulut menganga kelaparan versus segelintir manusia kaya berfoya-foya dengan kroni dan teman-teman mereka. Gayus Tambunan adalah salah banyak dari bagian korupsi dan sistem korupsi. Gayus Tambunan adalah ekor, badan, dan kepala dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tindakan Gayus Tambunan itu menarik bagi media, bagi pemerhati korupsi dan bagi rakyat Indonesia.

Tontonan Gayus Tambunan yang tersebar di media memiliki implikasi politik yang begitu kuat: pemerintahan Presiden Jokowi sama dengan rezim SBY. Publik melihat Presiden Jokowi tidak bertindak cukup untuk menangani persoalan hukum di Indonesia. Politik hanyalah upaya membuat fakta dan kesan menjadi berkesan. Politik adalah tentang penggambaran dan fakta yang dilihat oleh rakyat melalui media. Media menjadi mata dan sekaligus etalase politik. Dan .., politik adalah tentang kepentingan antara untuk kesejahteraan rakyat dengan kesejahteraan pribadi dan golongan.

Presiden Jokowi adalah presiden yang berani bertindak dan melawan korupsi dengan strateginya. Strategi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam melawan korupsi dibarengi dengan tindakan. Pemberantasan korupsi harus memerbaiki pula birokrasi yang menjadi sumber korupsi. Birokrasi itu ada di semua level dan kementerian. Birokrasi adalah para aparat. Yang menjadi sorotan paling penting dari rakyat adalah: penegakan hukum.

Penegakan hukum selama 10 tahun rezim SBY tidak menyentuh keseluruhan sistem yang dibangun. Akibatnya, korupsi menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh fakta penegakan hukum dan praktik lapangan terkait dengan perlakuan hukum. Gayus adalah sisa dari masa lalu rezim SBY. Sedang di Kompasiana tetap ramai dan heboh karena para Kompasianers memiliki berbagai ragam ideologi dan kepentingan.

Pun juga penyebab lainnya adalah lack of ability to see between facts and phenomena terkait Pakde Kartono dan Gayus Tambunan. Akibatnya, terjadi berbagai pilihan menjadi empat kubu. Karenanya, melihat berita Pakde Kartono di Kompasiana dan Gayus Tambunan tidaklah salah menimbulkan perpecahan di Kompasiana menjadi empat kubu. Sementara Pakde Kartono tetaplah Pakde Kartono meskipun Gayus Tambunan akhirnya diisolasi beberapa hari di Gunung Sindur.

Yang terpenting dari munculnya foto Gayus itu adalah implikasi politik yang memengaruhi Presiden Jokowi. Ketegasan aparat di bawah Presiden Jokowi menunjukkan kendali kuat Presiden Jokowi atas masalah hukum. Akibatnya: senyap. Di sisi lain gempita dan heboh di Kompasiana. Dan itu sah dan pilihan silakan lanjutkan!!!

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun