Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Heboh Tuhan dari Banyuwangi, Osing, dan Kerajaan Blambangan

22 Agustus 2015   11:09 Diperbarui: 22 Agustus 2015   11:09 7868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kata ‘tuhan’ ditulis dengan huruf kecil t-kecil’ maka orang terheran-heran. Kata ‘Tuhan’ atau ‘tuhan’ sering menjadi bahan perdebatan, bahkan membela kata ‘tuhan’ ‘Tuhan’ dengan nama lain dan kata lain telah menghasilkan Perang Salib selama ratusan tahun. Berdirinya Kerajaan-kerajaan dan imperium alias kekasisaran juga dipicu oleh keyakinan pada nama-nama tuhan yang bangsa-bangsa yakini.

Keyakinan kepada Amaterasu-omikami bagi bangsa Jepang telah menghasilkan penjajahan atas Korea, juga Perang Dunia II. Tuhan yang dibungkus dengan nama-nama khusus dan disertai dengan temuan sosiologis kultural bernama agama, telah menjadi saksi berdiri dan berjatuhannya kebudayaan dan peradaban: Maya, Mesir Kuno, Romawi dan Yunani Kuno, Eropa, Andalusia, Persia, Islam, Yahudi, Buddha, Hindu, Majusi, Zoroaster, dan sebagainya.

Maka pemberian nama Tuhan terhadap anak bungsu Jumhar dan Dawiyah sungguh merupakan pencerahan tentang makna kata sebagai simbol, makna kata sebagai kode, makna kata sebagai identitas penggambar terhadap esensi sesuatu: konsep dan benda atau materi atau matter. Jumhar dan Dawiyah telah menjalankan konsep bahwa kata hanyalah alat untuk berpikir manusia. Itulah esensi ajaran filsafat ‘I am the mother of words’ atau ‘Aku adalah induk kata-kata’.

Maka dengan penuh keyakinan yang dipengaruhi kebudayaan dan peradaban Osing, Jumhur dan Dawiwah pun menamai anak mereka dengan kata-kata apapun yang mereka inginkan. Toh nama hanyalah kata. Kata ‘tuhan’ pun bagi mereka hanyalah ‘kata’ seperti halnya nama anak-anak mereka lainnya seperti Juni, Aisyah, Halifah, Ainan, Nasiah, dan Isroli . Maka anak bungsu mereka dinamai: Tuhan dengan T-besar karena nama orang.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun