Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mau Mendebat Atheist, Inilah 11 Cara Berpikir Kaum Atheist yang Harus Anda Pahami

15 Agustus 2015   17:11 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 12104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Simbol Atheist I Sumber www.atheistnetwork.org"][/caption]

Anda takut berdebat dengan kaum atheist? Jangan takut dengan kaum yang bersimbol di atas. Ini 11 tipsnya. Dalam diskusi, para pengikut agama dan tuhan sering kedodoran melawan kaum atheist. Para pengikut ajaran ideologi atheist sering membuat para pengikut agama kalang kabut menjawab mereka. Menghadapi kaum atheist, para pengikut agama sering sekali menjadi pihak yang bertahan dalam diskusi tentang tuhan dan agama. Argumentasi para kaum atheist sangat sulit dipatahkan oleh kaum pengikut agama. Sering kali kaum agama terpana dengan berbagai ajaran atheist yang sulit dibantah. Mari kita amati 11 cara berpikir kaum atheist sebagai salah satu upaya untuk menjawab pertanyaan mereka sebagai bekal diskusi bagi para pengikut agama dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka-cita riang pesta-pora suka-suka senantiasa selamanya.

Pertama, kaum atheist menggunakan logika dan skeptisisme sebagai dasar berpikir. Nah jika cara berpikir Anda menggunakan ayat-ayat tuhan dan bahkan tidak logis, dipastikan Anda akan menjadi bulan-bulanan kaum atheist dalam berdiskusi.

Jadi, dalam diskusi dengan kaum atheist Anda harus mengeluarkan argumentasi logis dan jangan dari ayat-ayat tuhan karena mereka tidak percaya.

Kedua, kaum atheist tidak memercayai tuhan seperti cara berpikir kaum pemercaya tuhan dan agama. Tuhan dan agama bagi kaum atheist adalah keajaiban dan absurditas yang luar biasa. Bagi kalangan atheist, tuhan – dan juga alam semesta serta manusia – adalah keajaiban yang mereka sendiri tak mampu jawab.

Jadi, mendiskusikan tuhan dan agama dengan kaum atheist dengan dasar kepercayaan konvensional tak akan pernah mampu mendapatkan kesepahaman dengan mereka … dan Anda akan kalah dalam debat.

Ketiga, kaum atheist membedakan dan tidak menyangkut-pautkan tuhan dengan agama. Kaum atheist sama sekali tidak mau menerima argument yang terkait dengan tuhan dan agama. Tuhan dan agama adalah penemuan manusia. Alam pun tercipta secara ajaib tanpa pernah dibuat oleh tuhan. Namun, kalau ditanya secara detail awal mula terbentuknya alam semesta para kaum atheist juga tak mampu menjawab dengan jelas.

Jadi, Anda harus hindari mencampur-adukkan tuhan dan agama ketika berdiskusi dengan kaum atheist.

Keempat, kaum atheist menganggap keberadaan dirinya sebagai bagian dari keberadaan alam semesta. Nah, kaum atheist sangat memahami keterbatasan diri mereka di alam semesta. Kaum atheist melihat diri mereka begitu rapuh – sekaligus superior – di alam semesta, dengan kekaguman terhadap alam semesta melebihi para pemercaya tuhan dan agama.

Jadi, kalau Anda menyatakan argument, pencipta, makhluk, yang menunjukkan penciptaan di luar evolusi, maka dipastikan Anda akan menjadi bulan-bulanan mereka.

Kelima, pertanyaan tentang asal-usul alam semesta yang rumit membuat kaum atheist percaya tidak ada yang menciptakan alam semesta. Kaum atheist begitu skeptisnya terhadap penciptaan dan asal-usul alam semesta, hingga ketika ada pendapat tentang alam semesta yang diciptkan oleh tuhan, maka pendapat itu dianggap klasik, kuno, lama, biasa dan ya begitulah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun