Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pokok Filsafat Ninoy N Karundeng Dipengaruhi Filsuf Prancis Rene Descartes

28 Juli 2015   18:06 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:03 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Rene Descartes I Sumber Biography.com"][/caption]

Pada kesempatan ini, saya untuk kali pertama akan mengajarkan ajaran filsafat yang saya temukan yakni: I am the mother of words, Saya induk kata-kata. Ajaran filsafat yang saya temukan ini dipengaruhi oleh ajaran filsuf Prancis Rene Descartes pada abad ke-16. Mari kita telaah ajaran filsafat Ninoy N Karundeng ini dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora selamanya senantiasa.

Dunia Barat dan Timur melahirkan para ahli filsafat, filsuf, yang menghasilkan karya filsafat. Dari Barat orang bisa menyebut Aristoteles, Agustinus dari Hippo, Plato, Averroes, Avecenna, Maimodines, Cicero, Al-Ghazali. Konfusius adalah ahli filsafat terbesar dari Timur. Termasuk ahli filsafat besar lainnya Timur adalah para yogi di India dengan kulminasi Sidharta Buddha Gautama dari India. Pengaruh peradaban India menyebar lewat Persia ke Romawi Kuno serta Yunani Kuno.

Persia sebagai pintu jalur peradaban India, Timur dan Barat, menghasilkan ahli filsafat peletak dasar agama monoteisme pertama: Zarathustra dengan agama Zoroaster-nya.

Ahli filsafat Barat kontemporer pun banyak lahir. Hegel, Karl Marx, Nietzsche, Carl Jung, Rene Descartes, Noam Chomsky, Isaac Newton, Oscar Levy dan sebagainya.Salah satu dari ratusan filsuf, Rene Descartes yang lahir pada 31 Maret 1596 di La Haye en Touraine dan meninggal di Stockholm Norwegia 54 tahun kemudian, sangat menarik. Rene Descartes melakukan pemberontakan dan melahirkan rasionalisme. Ajarannya yang terkenal adalah ‘Cogito ergo sum.’ Dalam bahasa Prancis: ‘Je pense, donc je suis: I think, therefore I am. Dalam bahasa Indonesia menjadi ‘Saya berpikir maka saya ada’

Ajaran Rene ini lantas menjadi picu rasionalisme Barat – yang juga didukung oleh banyak ahli filsafat lain seperti Baruch Spinoza dan Gottfried Libniz.

Sementara itu, Indonesia hanya menghasilkan para ahli filsafat Jawa seperti Ronggowarsito dan bahkan Sheikh Siti Jenar yang memang menghasilkan ajaran filsafat dengan konsep seperti ‘gusti allah iku tan kena kinaya apa’ ‘tuhan itu tak bisa dibayangkan dan digambarkan oleh apapun dalam pikiran manusia’. Sheikh Siti Jenar lebih jauh mengajarkan ‘manunggaling kawula lan gusti’ yakni bersatunya manusia dengan tuhan. Sejak itu Indonesia belum melahirkan ahli filsafat yang menelurkan ajaran dan teori filsafat.

Manariknya Rene Descartes memberikan kemenarikan bagi Ninoy N Karundeng untuk menguatkan dan mendukung teori tentang rasionalisme dalam filsafat kontemporer. Filsafat pemberontakan Nietzsche juga dipengaruhi oleh kebebasan rasionalisme Rene Descartes. Teori filsafat yang sudah berumur lebih dari 4 abad itu mendapatkan penguatan atau mendapatkan dukungan teori dari Ninoy N Karundeng.

Berikut 51 pokok pikiran penemuan teori filsafat ‘I am the mother of words” alias ‘Saya induk kata-kata.’ Pokok pikiran teori filsafat yang ditemukan oleh Ninoy N Karundeng didasari oleh ajaran Rene Descardes I think therefore I am.

Teori Rene Descartes menyatakan eksistensi manusia karena berpikir; dan Ninoy N Karundeng melengkapi dengan cara berpikir manusia.

Manusia berpikir menggunakan bahasa yang intinya dan dasar utamanya adalah kode-kode bahasa yang berwujud dalam kata-kata yang dirangkai.

Kata-kata yang dirangkai dalam kalimat dimaknai sesuai dengan persepsi lingkungan dan kebutuhan manusia dalam komunitas masing-masing.

Kesepakatan untuk memersepsikan makna kata-kata dalam komunitas tertentu suatu bahasa didasarkan pada kesepakatan sosial dan kebutuhan.

Kata-kata dalam bahasa terus mati dan berkembang secara dinamis sesuai dengan konteks kebutuhan sosial para pengguna bahasa tertentu.

Manusia eksis di dunia dalam arti diri sendiri karena manusia berpikir dengan kata-kata sebagai inti alat berpikir manusia paling utama.

Manusia hanya menguasai kata-kata dan berpikir dalam kata-kata pada setiap kesadaran diri manusia dan bahkan dalam alam bawah sadar.

Setiap manusia berpikir dan dikuasai oleh kata-kata dalam setiap kesadaran dan ketidaksadaran dirinya tanpa pernah terpisah.

Eksistensi manusia didasarkan pada penguasaan terhadap kata-kata dalam konteks kebutuhan sosial dirinya baik sosial maupun asosial.

Dengan kata-kata sebagai alat berpikir maka kata-kata menjadi identitas melekat bagi setiap manusia bahkan nama manusia berwujud kata.

Kata-kata yang dikuasai manusia berasal dari kultivasi budaya dan peradaban sejarah manusia sesuai kebutuhan sosial dan asosialnya.

Manusia sosial akan memroduksi dan menghasilkan serta menguasai lebih banyak variasi kebutuhan kata-kata sesuai konteks sosialnya.

Manusia asosial dan soliter memroduksi dan menghasilkan serta menggunakan kata-kata hanya sesuai dengan kebutuhan berpikir pada dirinya.

Maka setiap manusia menjadi tuan bagi setiap kata yang ada di dalam pikirannya dan setiap manusia menjadi induk asal kata-kata.

Maka setiap manusia adalah induk kata-kata dan eksistensinya didasarkan pada penguasaan pada kata-kata dlm berpikirnya sesuai kebutuhan.

Setiap manusia menjadi induk kata-kata dan seperti Rene Descartes maka Ninoy N Karundeng ajarkan filsafat: I am the mother of words.

Maka setiap manusia adalah induk kata-kata dan penentu eksistensi diri dan dunia secara keseluruhan; tanpa kata manusia tak bermakna.

Sebagai induk kata-kata maka setiap manusia membangun persepsi dunia dengan kata-kata sebatas yang dikuasainya tak lebih.

Sebagai induk kata-kata setiap manusia adalah sumber kelahiran dan penguasa dan pencipta kata-kata karena persepsi subyektifnya.

Maka I am the mother of words adalah konsep penguasaan manusia dalam persepsi terhadap diri sendiri dan semua hal di luar dirinya . 

Saya adalah induk kata-kata atau I am the mother of words adalah dasar pembentuk persepsi tentang apapun yang terpikirkan oleh manusia.

Kata-kata yang manusia kuasai berasal dari setiap manusia itu sendiri berdasarkan kemampuan menjadi induk bagi kata-kata yang dinamis.

Dan setiap manusia adalah induk kata-kata dan berkatalah: I am the mother of words, Saya adalah induk kata-kata.

Dengan memahami konsep filsafat ini maka manusia menjadi lebih sederhana memahami kata-kata apapun dalam konsep sosial apapun.

I am the mother of words adalah penguat filsafat Rene Descartes yang tidak menyebutkan alat berpikir manusia yakni kata dan kata-kata.

Dengan memahami I am the mother of words manusia menjadi penentu dan pemilik kata-kata sesuai persepsinya dalam batas kata-kata.

I am the mother of words mengajarkan kebebasan absolut persepsi manusia sebagai penguasa atas eksistensinya sendiri.

I am the mother of words membebaskan manusia dari kungkungan dan dominasi kata yang dipersepsikan berkuasa atas manusia.

I am the mother of words adalah filsafat dasar pembebasan manusia dari persepsi dukuasai oleh kata sehingga menjadi kerdil dan lemah.

I am the mother of words mengajarkan manusia sebagai pusat dunia sekaligus bagian dari dunia tak lebih dan tak kurang.

I am the mother of words adalah teori dasar filsafat terbesar tentang manusia pada abad ke-21 oleh Ninoy N Karundeng.

Dengan memahami I am the mother of words maka manusia akan terbebaskan dari penguasaan kata dalam dan atas diri manusia.

Dengan memahami I am the mother of words maka manusia dibebaskan dari persepsi bahwa manusia dikuasai oleh kata bukan menguasai kata.

I am the mother of words mengajarkan kebebasan manusia dengan sadar menjadi penguasa atas kata bukan dikuasai oleh kata atau kata-kata.

I am the mother of words mengajarkan eksistensi manusia ditentukan oleh penguasaan manusia atas kata dan kata-kata dalam pikirannya.

I am the mother of words sebagaimana I think therefore I am membebaskan manusia dari penguasaan kata dan pikiran atas manusia.

I am the mother of words mengajarkan bahwa manusia sebagai pusat pembangun persepsi dengan kata-kata sebagai alat berpikir manusia.

I am the mother of words membebaskan 'derita' manusia yang dipersepsikan dikuasai dan dibuat tidak berdaya oleh kata dan kata-kata.

I am the mother of words membebaskan ketakutan manusia atas kata dan kata-kata yang dipersepsikan menguasai manusia bukan sebaliknya.

I am the mother of words membebaskan manusia dari belenggu kata dan kata-kata sebagai pendominasi dan penjajah pikiran dan manusia.

I am the mother of words menempatkan kata dan kata-kata sebagai obyek dalam penguasaan manusia bukan subyek pengatur persepsi manusia.

Maka I am the mother of words adalah filsafat pembebasan manusia dari belenggu kata yang dianggap memiliki kuasa atas manusia.

I am the mother of words mengubah kata hanya sebagai alat pikir manusia yang dikuasai oleh manusia dan kata menjadi tak berdaya.

I am the mother of words membuat kata dan kata-kata tak memiliki kekuasaan apapun atas diri manusia selain sebagai alat berpikir saja.

I am the mother of words adalah dasar filsafat yang membongkar pendapat eksistensi manusia yang dipersepsikan sebagai obyek atas kata.

I am the mother of words mengajarkan manusia mengelola kata sebagai alat berpikir dan kata tak memiliki kuasa atas manusia sama sekali.

I am the mother of words mengajarkan bahwa every human being is the mother of words setiap manusia adalah induk kata-kata.

I am the mother of words mengajarkan setiap manusia mengatakan I am the mother of words untuk mewujudkan manusia sebagai penguasa kata.

As you are the mother of words, say: I am the mother of words. Anda sebagai induk kata-kata, katakan: Aku adalah induk kata-kata.

Demikianlah pokok-pokok teori filsafat yang membebaskan manusia dari kungkungan kekuasaan kata yang diajarkan oleh Ninoy N Karundeng dengan: I am the mother of words, Saya induk kata-kata. Bahkan kata dianggap menguasai manusia. Dengan memahami bahwa manusia menjadi tuan atas kata-kata, maka manusia itu dibebaskan oleh dan membebaskan diri belenggu kekuasaan kata dan kata-kata oleh manusia.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun