Engeline dibunuh oleh Margriet – sesuai sangkaan Polri. Dulu Oki, kini Margriet. Banyak pihak bingung mencari jawab alasan atau motif pembunuhan terhadap gadis manis cantik itu. Namun, sebenarnya yang terjadi adalah karena faktor psikologis antara lain psikopat dan kepribadian ganda ikut berperan dalam tindakan keji itu. Mari kita kupas faktor penyebab dilakukannya tindakan kriminal pembunuhan berdasarkan pengakuan sementara Margriet dan Agus dengan hati jauh dari suka cita bahagia gembira senang sentosa pesta pora riang ria selamanya.
Ingat kasus pembunuhan terhadap Gina Sutan Aswar, Suresh Mirchandani dan Eri oleh Harnoko Dewantoro alias Oki di Los Angelos AS pada awal 1990-an? Oki sang pembantai tiga nyawa tersebut melakukan pembunuhan dengan tangan dingin. Kasus Oki ini yang hukuman matinnya diubah dengan grasi oleh Mega menjadi seumur hidup menjadi salah satu contoh Oki yang memiliki kepribadian ganda.
Dalam kasus pembunuhan berantai, tampak sekali bahwa yang membuat Oki terancam ketahuan membunuh Gina, Oki mengancam Eri adik kandungya – yang sama-sama membunuh Gina dan Suresh. Oki menganggap Eri ancaman dan harus diancam atau dihabisi sebelum ketahuan. Inilah sifat asli psikopat dan berkepribadian ganda: cenderung mengancam dan kasar – yang disembunyikan.
Di tempat kerjanya di diskotek dan karaoke Haze di kawasan Lokasari – seperti dikutip dari harian Kompas edisi 19 Januari 1995 – menurut Fredy Lesmana manajer operasinya, Oki adalah seorang pribadi yang tampak ramah dan cerdas. Para psikopat sangat pandai mengelabuhi mangsa, polisi dan orang di sekeliling.
Orang berkepribadian ganda pun melakukan hal yang sama: bisa melakukan perbuatan dan sikap yang berbeda dengan pikiran yang disembunyikannya. Mimik muka, cara memandang, senyuman, mata dan hidung mereka kendalikan sedapat mungkin. Dalam kasus Engeline yang dibunuh Margriet dan berita sebelum dan setelah Agus tertangkap dan dijadikan tersangka, Margriet menampakkan sikap yang di luar kebiasaan.
Salah satu hal yang menyentak publik dan bersifat pengelabuhan adalah ancaman Margriet. Margriet mengancam akan membunuh siapapun yang mengalihkan hak asuh Engeline dari dirinya. Padahal Margriet sudah tahu Engeline sudah dibunuh. Pun sikap keras menghalangi kunjungan ke rumah Margriet ketika Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise. Demikian pula tak tampak sama sekali kesedihan – meskipun kehilangan anak. Ini sikap yang bertolak belakang dengan orang biasa dan umum.
Sifat dan kepribadian Margriet semakin tampak setelah Agus dijadikan tersangka dan membuka tabir bahwa Margriet pelaku pembunuhan menurut Agus. Dan Agus hanya menguburkan Engeline. Sikap mengancam pembantu pembunuhan atau yang terlibat pembunuhan persis sama ditunjukkan oleh Oki dan Margriet. Oki menghabisi Eri yang memiliki uang $ US 40,000 dan uang dari Gina dan Suresh. Margriet mengancam akan membunuh Agus dan menjanjikan uang Rp 200,000,000,- agar Agus mengakui sebagai pembunuh Engeline.
Dari keterangan Agus, dapat kita lihat betapa Margriet ditemui Agus di kamar Margriet. Agus melihat Engeline terkapar dan sekarat. Sebelumnya, terdengar suara: “Mama lepaskan aku.” Bahkan kesaksian di media dan guru di SD Sanur pernah memandikan Engeline. Sementara di foto yang beredar, Engeline kecil nan cantik dan Margriet tampak bahagia berjalan-jalan di Kota Denpasar. Keterangan Agus yang menyebutkan Margriet yang membunuh Engeline menggambarkan kepribadian Margriet.
Margriet menyimpan bara api kriminalitas dan kekejaman di dalam sikap dan perbuatannya jika benar dia terbukti membunuh kelak di pengadilan. Publik masih ingat betapa Margriet melaporkan kejahatan dalam bentuk berita kehilangan anak. Engeline hilang. Padahal secara mengejutkan Agus menjelaskan bahwa Margriet menyuruh Agus menyetubuhi korban yang sudah meninggal. Tujuannya adalah agar Agus terjebak dan ada barang bukti baju Agus yang ikut dikubur.
Di sisi lain, Margriet pun menyuruh Agus menguburkan boneka dalam pelukan Engeline. Di sini tampak nilai kepribadian yang berlawanan: ada unsur melankolis. Namun melankolisme yang dibangun adalah bentuk melankolisme pelengkap orang berkepribadian ganda. Dalam psikologi kriminal faktor psikopat dan kepribadian ganda menempati urutan teratas dalam kasus pembunuhan. Faktor kepribadian ganda dan psikopat – yang terkadang tidak tampak sama sekali di kalangan orang yang berpendidikan rendah dan disembunyikan oleh kalangan cerdas dan terpelajar – menjadi salah satu pemicu terjadinya tindakan kriminal.
Salah satu hal lain yang menarik dari para psikopat dan berkepribadian ganda adalah kemampuan untuk membuat sandiwara. Artinya, sikap dan perbuatan diusahakan tidak menampakkan diri sebagai psikopat dan berkepribadian ganda. Ini dalam rangka mengecoh orang dan publik.