Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lee Kuan Yew, Olga, dan Andreas Lubitz: 3 Kematian sebagai Pengingat

29 Maret 2015   12:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Legacy. Itulah kata magis yang melekat pada Lee Kuan Yew yang baru dikremasi dan dikebumikan hari ini (29/03/2015). Juga legacy melekat pada Olga - apapun bentuknya, suka tak suka. Tak salah pula pilot Germanwings juga menginginkan alat pengingat: legacy. Legacy adalah motivasi ketika masih hidup. Kematian bisa menjadi alat pengingat. Mari kita simak renungan tiga kematian paling mutakhir yakni Lee Kuan Yew, co-pilot Andreas Lubitz dan Olga dengan hati prihatin dan takzim jauh dari rasa gembira ria senang sentosa bahagia senantiasa.

Lee Kuan Yew adalah kecerdasan. Lew Kuan Yew adalah catatan tentang perjanjian air bersih Malaysia-Singapura yang sangat murah: $M 0,3 atau 3 cent per 4,500 liter. Lee Kuan Yew adalah sekondan eyang saya Presiden Soeharto yang mereklamasi Pulau Sentosa dan daratan Malaysia dengan pasir laut curian dari Indonesia. Lee adalah penambah luas dari asal luas Singapura 135 km2 menjadi bertambah 20%. Direncanakan Singapura akan mereklamasi 99 km2 lagi. Pasirnya mengeruk dari laut dan menghapus pulau-pulau keci di Kepulaauan Riau secara legal dan illegal bekerja sama dengan para koruptor di Indonesia.

Lee Kuan Yew adalah pembuat rumah bagi 100% warga Singapura. Semua orang Singapura tinggal di rumah layak huni. Lee adalah orang yang membuat GDP Singapura melonjak dan income per capita naik sebesar 100 kali. Lee adalah pencipta lapangan kerja dengan tingkat pengangguran kurang dari 2%.

Legacy Lee Kuan Yew lainnya adalah pengekang kebebasan pers persis seperti eyang saya Presiden Soeharto. Media massa dikuasai dan disensor secara ketat oleh Lee. Bahkan film Sex and the City pun dilarang di Singapura.

Lee Kuan Yew pun adalah peletak dasar kekuatan militer Singapura. Seperempat belanja Pemerintah Singapura adalah untuk pertahanan. Itulah yang membuat Indonesia di bawah SBY ketakutan menghadapi Singapura.

Lew Kuan Yew adalah pula sebagai penjaga Negara Singapura. Undang-undang anti subversi bernama ISA (Internal Security Act) adalah senjata untuk keamanan dan ketertiban. Dengan UU ini maka pengeritik pemerintah Singapura bisa ditangkap dan bahkan tidak diperbolehkan pulang ke Singapura. Mereka tinggal di Hongkong, Taiwan, Prancis dan Inggris.

Legacy lainnya adalah milik Andreas Lubitz. Legacy dia berwujud kenyataan pahit. Andreas adalah orang penyakitan dengan riwayat stress dan tekanan psikologis. Andreas Lubitz mendapatkan pelatihan selama 6 bulan di sebuah masjid di Bremen. Maka Andreas Lubitz pun alhamdulillah menjadi seorang muallaf.

Legacy Andreas pun menjadi martir. Ia pun mencatatkan diri sebagai orang kedua di dunia setelah tahun 2007, pilot Tsu Way Ming, Silkair 185 melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan pesawat. Andreas tercatat mengubah sistem untuk keselamatan udara. Saat ini, industri penerbangan dunia tidak memberikan kesempatan pilot atau co-pilot untuk sendirian di dalam cockpit.

Legacy Andreas adalah teriakan, tangis dan horror selama 8 menit pesawat meluncur turun. Legacy Andreas adalah gedoran pilot dengan kapak selama 6 menit pada pintu kokpit yang tak tembus peluru sekali pun. Legacy-nya adalah benturan pesawat Airbus A320 dengan 150 orang termasuk Lubitz di dinding Pegunungan Alpen yang dia pahami seluk-beluknya.

Legacy Andreas adalah ketenaran namanya tercatat di dunia dan akhirat. Nama Andreas sama dengan nama Tsu Way Ming. Abadi namanya sebagai co-pilot pesawat yang menewaskan 149 orang lain yang ketakutan setengah mati dan akhirnya bungkam, sunyi dalam keabadian Pegunungan Alpen.

Dan di Indonesia, legacy itu pun menjadi milik Olga sebagai penghibur sekelas Uje dan penyanyi belia cantik memesona Nike Ardila. Legacy Olga adalah penghibur yang kontroversial dan ceplas-ceplos pembawa rezeki buat orang sekeliling. Saking hebatnya dan pentingnya Olga, orang menengok Olga pun dilarang oleh pemiliknya: manajer. Bahkan penyakitnya pun ditutup-tutupi - karena memang hak privat dan pribadi.

Kini, Olga Syahputra meninggalkan jejak legacy lawakan di Youtube dan media sosial. Olga akan abadi namanya seperti kelas Nike Ardilla, bukan karena kecantikannya tentu, tetapi kegunaan dan manfaatnya di dunia industri televisi. Dia adalah alat pengeruk uang di industri pop televisi yang datar, profane, tanpa kedalaman konsep, selain uang dan uang. Itulah legacy Olga.

Maka, Lee Kuan Yew adalah bermanfaat bagi bangsanya, Singapura, dan juga penyelundup pasir laut. Juga berguna bagi koruptor Indonesia semacam Djoko S. Tjandra, pemilik Mulia Group. Lee adalah peletak dasar Singapura menjadi tempat menghindari pajak dan persembunyian para koruptor. Maka orang kaya Australia Brett Blundy dan pendiri bersama Facebook Eduardo Severino yang tinggal di Singapura karena pajak yang rendah; juga pembebasan pajak untuk penghasilan di luar negeri. Dan ... nama Lee Kuan Yew menjulang dalam legacy-nya.

Maka, Andreas Lubitz pun tercatat dalam legacy-nya: mencatatkan diri mengubah sistem penerbangan agar lebih hati-hati dengan orang stress semacam Lubitz.

Maka, Olga pun dalam legacy-nya mencatatkan diri sebagai penghibur sekelas di bawah Nike Ardilla. Namanya adalah ingatan kebahagiaan orang di industri televisi yang di-glamor-glamorkan.

Dari ketiga kasus kematian Lee Kuan Yew, Andreas Lubltz, dan Olga dapat disimpulkan bahwa semua orang akan mati. Cuma cara dan legacy-nya berbeda. Itu akan terjadi pada Jokowi, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ical dan bahkan Amien Rais. Qullu nafsun dzaiqatul maut. Yang bernapas pasti akan mati. Yang membedakan adalah cara dia hidup dan cara dia mati.

Jadi kematian adalah legacy orang dalam atau ketika masih hidup. Karena dari sana semua tercatat kehidupannya. Seluruhnya. Baik dan buruk hanya akan menjadi fakta abadi.

Selamat jalan Lee Kuan Yew. Selamat jalan Andreas Lubitz. Dan selamat jalan Olga Syahputra.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun