Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Riset Gunung Padang: Situs Megalitikum Bukti Allah SWT Ada Sejak Prasejarah

20 Oktober 2013   12:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 2906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam manusia diciptakan otak untuk berlogika - sebagai bagian dari adanya friksi tuhan dalam diri manusia - ilmu Allah SWT disematkan ke dalam alam semesta sejak penciptaan yang hanya dengan ‘kun fa yakun' itu, sehingga manusia bisa berpikir (to think), merasakan (to feel) dan membayangkan (to imagine) dan bermimpi (to dream).

Dengan adanya ilmu Allah SWT dalam diri manusia, maka manusia mampu mengenali eksistensi tuhan dalam diri manusia - sebagaimana keberadaan tuhan dalam alam semesta. Ingat, Allah memerintahkan kepada manusia untuk memelajari alam semesta karena manusia tak mampu memelajari eksistensi dan dzat atau masse atau wujud Allah SWT baik dalam alam ide, konsep atau pun masse atau dzat. Namun, pengenalam alam dan manusia terhadap tuhan terwujud dalam ‘rasa', bukan ‘logika'. Kenapa demikian?

Karena logika hanya merupakan sebagian kecil dari ‘ilmu Allah atau sunnatullah'. Logika hanyalah alat untuk berpikir untuk ‘mengidentifikasi, mengenali, melogikan rasa'. Nah, hadirnya tuhan dalam diri manusia itu adalah keniscayaan yang gampang sekali dirasakan, jika manusia mampu memanfaatkan seluruh potensi ilmu Allah SWT yang diberikan dan disematkan dalam diri manusia.

Maka sesungguhnya dengan perenungan dan melakukan ritual seperti menyepi dan kontemplasi seperti yang dilakukan oleh manusia purba, baik yang dilakukan di Gunung Padang (Panghegar) atau yang dilakukan oleh Muhammad SAW di Gua Hira, adalah upaya manusia sepanjang masa untuk menemukan tuhan, Allah SWT. Dan, situs Megalitikum Gunung Padang adalah tempat suci di mana Allah SWT disembah oleh manusia sejak 10,000 tahun lalu - 8,500 tahun sebelum Islam diturunkan kepada Muhammad SAW.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun