Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi-Ahok Menang: Tuhan Membungkam Rhoma Irama, Panwaslu, Ustadz Bayaran, Amien Rais, Marzuki Alie, Hidayat Nur Wahid dan Barisan Nasi Bungkus

21 September 2012   07:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:05 4784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bang, apa makna kemenangan Jokowi-Ahok atas Foke-Nara?" tanya Sabung tetangga saya tukang sabung ayam Bangkok.

"Maknanya adalah Tuhan membungkam Rhoma Irama, Panwaslu, para ustadz bayaran Foke, Amien Rais, Marzuki Alie dan barisan pasukan nasi bungkus...." sahutku sambil memandangi tingkah si jelita Monahara yang tengah manicure dan pedicure sama Pingkan, si cantik istri Dai.

"Bang, apakah Rhoma Irama secara agama Islam salah? Menghina orang China atau Tionghoa. Memfitnah tentang Singapura segala seperti itu?" tanya Sabung.

"Oh secara agama jelas Rhoma Irama tidak menghayati ajaran Islam. Jelas Islam mengajarkan dan memiliki tujuan rahmatan lil alamin. Rahmat dan berkat bagi seluruh alam. Islam tidak mengajarkan untuk memfitnah. Islam tidak mengajarkan bagi penganutnya memusuhi siapapun; baik karena agama atau kesukuannya!"

"Bukankah ada perintah untuk syiar alias dakwah menyeru kebenaran agama?" tanya Sabung.

"Benar. Kebenaran agama. Bukan kebencian terhadap umat dan agama sendiri atau agama lain," sahutku. Tambahku: "Konsep filsafat dalam Al Qur'an begitu mulia. Konsep pluralisme dalam memandang agama dan bangsa sungguh istimewa. Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Penyebutan agama-agama seperti Yahudi, Nasrani, Majusi dan kepercayaan lain di dalam Al Qur'an sebenarnya adalah wujud pengakuan eksistensi atau keberadaan agama-agama lain selain Islam sebagai sunnatullah. Al Qur'an tidak pernah menyebutkan untuk membasmi dan membumihanguskan orang selain Islam atau penganut agama lain..." jelasku.

"Loh memang Rhoma Irama sebagai ulama menyerukan untuk menjaga agama Islam dan menyeru pada kebenaran!" kata Sabung.

Yang disampaikan Rhoma Irama sebagian ada benarnya. Yang tidak benar adalah menyerukan pada kebencian terhadap etnik lain, agama lain, bangsa lain, negara lain dan orang lain. Allah sendiri menyebut agama-agama lain dalam Al Qur'an yang isinya berlaku sampai akhir zaman. Tidak ada yang salah yang disampaikan oleh Al Qur'an. Yang salah adalah nafsu Rhoma Irama dalam memahaminya. Penjabaran dan penjelasan tentang daulat Islamiyah - yang melatarbelakanginya - juga tidak kaffah. Tidak komprehensif.

Pemahaman Islam yang kaffah, yang lengkap jelas harus bersumber dari Al Qur'an dan Assunnah. Makanya pola pemahaman Islam yang diajarkan oleh NU dan Muhammadiyah dan juga Persis adalah pola pemahaman Islam yang benar. Adanya mazhab-mazhab seperti Hanafi, Hambali, Syafe'i, Maliki sebenarnya dijadikan rujukan ber-ijma' dan berpikir agar para ulama yang benar - bukan seperti ulama jadi-jadian semacam Rhoma Irama - merujuk pada pemikir, ulama masa lalu yang garis pemikirannya sejalan dengan Al Qur'an dan Assunnah ketika memahami ajaran Islam. Oleh sebab itu, keempat mazhab itu tidak mengajarkan hal-hal buruk dalam berhablum minallah dan hablumminannas. NU dan Muhammadiyah adalah ahlussunnah wal jamaah yang benar. Ikuti ajaran Nabi dan Rasul bukan ajaran sesat Rhoma Irama.

"Panwaslu?" timbrung Monahara si cantik dengan jilbab Flinstonesnya kelihatan elegan.

"Nggak usah digubris Panwaslu DKI. Pemahaman hukum dan UU dan filsafat mereka tak lebih baik dari anak TK - sama dengan anggota-anggota DPR! Menanggapi Panwaslu cuma buang-buang waktu doang. Nggak level buat Bang Sabung," sahutku.

"Amien Rais?" tanya Dai, suami Pingkan.

"Sudah dilipat oleh zaman. Manusia galau. Suruh tobat saja beliau!"

"Hidayat Nur Wahid?" tanya Sabung.

"Tanyakan saja soal uang mahar dan galau! "

"Marzuki Alie?" tanya Cut Herdiana, istri ketiga Dai, satu dari empat istri Dai.

"Politikus! Ya begitulah cara berkomunikasinya!"

"Ustadz bayaran?" tanya Sabung.

"Jangan ikuti ustadz bayaran. Ada banyak ustadz seperti Gus Mus, Ahmad Abdulhaq, Komaruddin Hidayat, Quraish Shihab yang sejuk di hati dan jiwa yang mengajarkan agama dengan indah."

"Pasukan barisan nasi bungkus?" tanya Monahara sambil tertawa renyah gaya remaja 17 tahun.

"Tertawalah sepuasnya soal barisan nasi bungkus ya..." celetuk Pingkan sambil memeluk Ducati kebanggaannya.

"Intinya, kebenaran berada di atas kedzoliman dan penipuan berkedok agama. Atas nama Tuhan mereka berkoar-koar, seolah orang lain tidak beragama. Namun justru Tuhan yang membungkam mereka dengan kemenangan Jokowi-Ahok. Hanya karena Tuhan saja mereka menang. Ini pelajaran, jangan membawa-bawa Tuhan dalam berpolitik. Kualat hasilnya!"

"Terima kasih Bang Nikolaychevic ya!" teriak Monahara dan Pingkan dengan suara merdu. Semerdu dan seindah rupa, tubuh, dan jiwa dua perempuan jelita.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun