Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jennifer dan Dua Wanita Bernama Airin dan Telaah Pikiran Wardawawan

15 Februari 2014   16:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lalu..." pancing Jennifer agar Wardawawan berbicara lebih banyak.

Namun, ini yang tak banyak aku ugkapkan. Apa dan bagaimana cinta dimaknai oleh oleh mereka dalah pertanyaan yang selalu mengusik aku. Sejak aku usia remaja muda aku dipaparkan pada kata: cinta. Kali pertama ungkapkan cinta adalah ketika masih berusia 12 tahun. Usia aku baru 12 tahun. Aku harus menggali yang mereka rasakan.

"Wah muda sekali...lalu gimana dong ceritanya...Seru.." timpal Jennifer.

Wardawawan terdiam. Tercenung menerawang jauh sambil memeluk lembut Jennifer Dann. Wawan melanjutkan ceritanya.

Paparan pada kata cinta dalam kelebat jiwaku muncul karena lingkungan sekolah SMP. Tentang cinta itu, aku jadi teringat satu peristiwa ketika masih di kelas lima sekolah dasar. Di sekolah itu sejak aku kelas tiga sekolah dasar - baru belakangan aku tahu aku mulai tahu perbedaan antara anak lelaki dan anak perempuan. Aku mulai mengidentifikasi anak-anak perempuan di sekolah. Salah satu yang menarik perhatian aku Airin Ismi namanya - bukan Airin Rachmi Diany Walikota Tangerang Selatan yang akan dicokok KPK beberapa hari ke depan karena terlibat korupsi alat kesehatan.

"And then ..." lanjut Jennifer.

Airin gadis kecil itu selalu menarik perhatianku. Airin berperawakan sedang namun lebih tinggi dari rata-rata gadis kecil. Rambutnya kecoklatan - sangat kontras dengan warna rambut kebanyakan gadis kecil waktu itu. Pewarnaan rambut masih sangat jarang dua-tiga dekade lalu. Terlebih lagi di kota kecil seperti Magelang, tempat Papi sekolah perwira di Akademi Militer Nasional (AMN). Muka Airin dewasa memang cantik - khas perempuan Indonesia Barat, bulat sedikit oval dengan hidung setengah mancung. Dan, ternyata Airin kecil itu mirip dengan Airin Rachmi Diany sekarang.


"Loh emang Papi kamu bukan Jawara?" tanya Jennifer.

"Bukanlah. Yang Jawara tuh ayahnya Ratu Atut dan Tubagus Chairy Wardana alias Wawan..." jelas Wardawawan.

"Cantik?" tanya Jennifer.

"Siapa?" tanya Wardawawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun