Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ratu Atut dan Wanita Bukan Teladan di Hari Kartini

21 April 2014   15:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Kartini dirayakan dengan penuh hikmat. Para karyawati mengenakan pakaian tradisional. Perempuan mengingat jasa RA Kartini yang emansipatif. RA Kartini sebagai simbol hak azasi manusia. Namun, karena emansipasi itu sebagian dari wanita Indonesia tak pantas menjadi teladan. Karena sepak terjangnya para wanita berikut ini tak pantas menjadi teladan. Tak pantas dicontoh. Siapa saja mereka itu?

Angelina Sondakh. Koruptor ini tak pantas dicontoh di Hari Kartini. Politikus sampah bedebah yang merupakan Putri Indonesia pertama bergelar koruptor ini sungguh nista. Angie yang cengengesan dan tak mengakui perbuatan korupnya dihukum 4,6 tahun. Indonesia meradang. Hukum dianggap tak adil. Namun, pada pengadilan banding Angie dihukum 12,5 tahun penjara.

Sampah masyarakat bekas politisi Demokrat - yang terkenal dengan iklan ‘Katakan Tidak pada Korupsi' ini terkenal dengan sikapnya yang selalu cengengesan dan tertawa-tawa. Tak nampak sama sekali penyesalan. Nah, ketika hakim menyita Rp 35 M uang hasil korupsi, barulah Angie menangis tersedu-sedu plus bonus penjara 12,5 tahun. Tangis wanita sampah koruptor semacam Angie juga bukan teladan bagi perempuan Indonesia masa kini.

Wa Ode Nurhayati. Manusia koruptor ini cukup berjasa membuka kedok korup di Banggar. Namun, korupsi yang dilakukan melibatkan uang ratusan miliar. Wa Ode tak cukup kuat melawan mafia dan posisi justice collaborator pun tak dia ambil. Dia berharap teman-teman dan mafia koruptor di Banggar akan membantu dia kalau dia tak mengungkap keterlibatan rekan-rekannya. Hasilnya, Wa Ode dikorbankan dan menikmati sendiri di penjara selama 9 tahun. Wa Ode sebagai koruptor sampah tak layak menjadi teladan di Hari Kartini.

Miranda S Goeltom. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang berambut warna ungu. Ya ungu adalah wanita koruptor sampah. Bersama dengan Nunun Nurbaeti melakukan korupsi untuk kepentingan pengemplangan uang di dunia perbankan terkait kebijakan bank yang menguntungkan pemillik uang dan bank-bank tertentu. Korupsi Miranda menyeret puluhan anggota DPR. Sepak terjang dan keputusan Bail Out Bank Century juga menghantui koruptor ini dan korupsi bukan teladan bagi para perempuan di Hari Kartini.

Siti Fajriyah. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang sudah bergaji Rp 250,000,000 per bulan termasuk tunjangan ini adalah perempuan koruptor yang tak sesuai dengan cita-cita RA Kartini. RA Kartini tak pernah mengajarkan kaum perempuan beremansipasi menjadi koruptor.

Siti Hartati Murdaya. Politikus Demokrat ini sebagai pengusaha adalah koruptor dan penyogok para pejabat. Dia hanya dihukum dalam waktu pendek sekali 2,8 tahun. Manuver dan lobbi koruptor ini sungguh spektakuler. Jiwa RA Kartini tak ada dalam kehidupan koruptor ini.

Maria Eva. Perempuan ini tak pantas dicontoh karena memiliki skandal seks dengan anggota DPR bejat yakni Yahya Zaini. RA Kartini tak pernah mengajarkan skandal seks dalam kehidupannya. Jadi tak pantas dicontoh sama sekali di Hari Kartini.

Imas Dianasari. Hakim ad hoc Pengadilan Hubungan Industrial PT OI. Hakim ini adalah koruptor bejat yang menyengsarakan para pekerja dengan keputusannya yang merugikan pekerja. Imas diganjar hukuman 6 tahun penjara. Di Hari Kartini ini kita tak pantas mencontoh sampah masyarakat bernama koruptor bernama Imas ini.

Kartini Julianna Magdalena Marpaung. Hakim Tipikor ini justru menjadi koruptor. Nama Kartini yang diemban olehnya ternyata bukan identik dengan RA Kartini. Hakim yang bertugas di Semarang ini ditangkap tangan oleh KPK. Kartini koruptor laknat ini juga tak pantas sama sekali ditiru.

Artalita Suryani. Perempuan sampah pembela koruptor ini menyogok banyak hakim di Mahkamah Agung untuk memenangkan banyak perkara BLBI. Perempuan ini memiliki sepak terjang merampok uang negara.

Rina Iriani Sri Ratnaningsih. Bupati Karanganyar ini adalah koruptor yang merugikan negara sekitar Rp 18 M. Sebagai seorang bupati perbuatan Rina ini tak pantas dilakukan di tengah kemiskinan warga Karanganyar yang menghimpit sementara dia berfoya-foya. Tak pantaslah koruptor ini ditiru dan digugu.

Vonny Anneke Panambunan sebagai koruptor sukses mengorupsi Bandara Loa Kulu di Kutai Kertanegara dan divonis 1,5 tahun penjara oleh pengadilan tindak pidana korupsi. Koruptor Vonny Panambunan ini adalah bekas Bupati Minahasa Utara. Kini koruptor ini bakal melenggang ke Senayan dengan kendaraan Partai Gerindra.

Ratu Atut Chosiyah. Nah, ini perempuan sampah yang tak pantas ditiru. Anak-anaknya, Andika Hazrumy dan Andiara Aprilia dijadikan penadah harta haram bejibun milyar angkanya Rp 300 M. KPK akan segera menyita 26 mobil mewah yang merupakan uang hasil pencucian uang Ratu Atut. Ratu Atut sebagai pentolan Dinasti Keluarga Koruptor dengan adiknya Tulek Wawan, Airin Rachmi Diany, dan anak-anaknya, kerabatnya akan dicokok oleh KPK segera setelah pengadilan terhadap Ratu Atut terkait pencucian uang.

Rakyat Banten akan menonton ratusan harta Tulek Wawan, Airin, dan Ratu Atut serta kroninya yang tersebar di lebih 5 provinsi akan terkuak. Rakyat Banten akan melihat hotel Ratu Atut, wahana water boom akan disita oleh KPK untuk negara. Korupsi yang dilakukan oleh koruptor sampah Ratu Atut sungguh massif dan tak pantaslah dia ditiru di Hari Kartini.

Asifah. Pembunuh Sara Ade Angelina ini tak pantas dijadikan teladan. Tindakan keji atas nama cemburu membuat Siffa melakukan pembunuhan berencana bersama Muhammad Hafidt dengan cara menganiaya sampai mati. Perbuatan biadab tersebut sangat tak pantas dijadikan contoh di Hari Kartini.

Selamat Hari Kartini. Jangan contoh para perempuan di atas wahai para Kartini-kartini Indonesia masa kini.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun