Maka dengan berbagai cara orang semacam Fahri Hamzah, Fadli Zon, Yusril, MS Kaban, dan bahkan Hamdan Zoulva akan melakukan berbagai cara untuk memenangkan dan menyenangkan diri dan kelompoknya karena ideologi yang telah tertanam di dalam jiwa mereka. Itu akan mereka bawa sampai kapan pun. Tak akan pernah surut perjuangan ideologis. Itulah politikus. Maka tak mengherankan jika Yusril pada akhirnya menampakkan diri lebih banyak sebagai seorang ideolog PBB. Seorang pentolan partai yang mengarahkan Hamdan Zoulva, anak buah ideologi Yusril di PBB.
Dengan demikian maka ketika keputusan MK dibacakan, sebagian kecil keputusan MK dibuat untuk memberikan ruang bagi Prabowo untuk maju ke Pansus 2014. Keputusan yang akan membawa ‘kekisruhan' politik tak akan ada ujungnya. Prabowo pun akan terus maju dan tak akan merasa legowo dan kalah. Penyebabnya: selain didukung oleh kapal karam Ical dan Idrus Marham, juga para ideolog partai yang sangat militant seperti Yusril, MS Kaban, SDA, Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan lain-lain, yang merupakan para penikmat kehidupan yang masih senang dengan harta, takhta, dan wanita - seperti manusia umum pada umumnya yang tidak dipahami oleh publik. Publik hanya melihat di permukaan, sementara jika mau memahami seseorang secara utuh, ideologi seseorang dan sepak terjang kehidupan pribadi harus dipahami dan ditelisik.
Dukungan Yusril untuk Prahara - dan keputusan MK pada 21 Agustus 2014 - untuk sebagian memenangkan Prahara tak mengejutkan dan merupakan rangkaian perjuangan ideologi dalam diri Hamdan Zoulva, Patrialis Akbar dan tiga orang Hakim Konstitusi yang lain. Silakan telisik sendiri siapa tiga hakim konstitusi yang lain tersebut. Maka episode drama Prahara akan terus berlanjut ke mana saja yang bisa memenangkan Prabowo-Hatta. Dan, Prabowo dan kelompoknya lupa - atau sengaja nekat - rakyat sudah neg dan akan bergerak begitu kelakuan Prabowo dan kawan-kawan mencapai titik tak dapat ditolerir.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H