Gerakan anti politik brangasan yang ditampilkan Prabowo dengan Koalisi Merah Putih-nya akhirnya benar-benar terjadi. Publik semakin antipati dengan sikap Mahfud MD, Marzuki Ali, Fadli Zon, Hidayat Nur Wahid, Amien Rais, Tifatul Sembiring, Ical, dll yang menampilkan politik tak santun. Celakanya serangan balik ini terjadi hanya 1 minggu sebelum 9 Juli 2014. Rebound consciousness yang di-set oleh ahli strategi kampanye Jokowi-JK benar-benar terjadi. Konser Dua Jari Menuju Kemenangan Jokowi-JK menjadi puncak kesadaran kembali publik akan pentingnya politisi dan presiden yang merakyat, sederhana, jujur dan santun. Jokowi belajar dari SBY yang santun - yang pada akhirnya mengubur politik brangasan dan tak santun dengan diksi atau pilihan kata-kata yang seenaknya.
Kini, Ical dan Amien Rais belajar dari bahayanya mengeluarkan perkataan tak senonoh dan kasar. Itu terbukti bagi Ical yang memberi pengarahan kepada para anggota DPR Golkar agar berhati-hati dengan perkataan. Karena kata-kata adalah doa, maka harus dijaga perkataan agar harmoni rasa tetap terjaga. Kata-kata dan pernyataan adalah gambaran politik santun seperti yang ditampilkan oleh SBY. Di sini Jokowi belajar, hasilnya Jokowi menjadi Presiden RI. Publik masih menyukai politikus santun daripada politik brangasan.
Jika ingin menang dan menjadi presiden, gubernur, atau bahkan ketua RT pun, seorang politikus atau bahkan Prabowo harus belajar dan menerapkan politik santun dari SBY, Jokowi agar tertular menjadi Presiden RI, bukan hanya presiden bohong-bohongan atau presiden seolah-olah pada massa kampanye seperti yang dialami oleh Prabowo - yang sampai sekarang pun gagal untuk move on.
Publik masih menyukai politikus santun dibandingkan yang brangasan. Salah satu cara agar Prabowo bersikap santun adalah menjauhi Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan Hidayat Nur Wahid agar tertata kesantunan Prabowo kembali ke alam aslinya. Prabowo gagal move on karena pengaruh pertemanan dengan orang-orang ilusif dan delusif sekaligus. Maka Pak Prabowo belajarlah dari SBY dan Jokowi dengan politik santun mereka agar bisa menjadi ketua RT yang baik suatu saat; itu pun kalau ada yang mau milih dan sudah lupa dengan sikap, perbuatan dan tabiat Pak Prabowo yang nggegirisi karena tak mau ngalah itu. Dan politik ala PKS dan Fadli Zon merontokkan koalisi permanen pada akhir September 2014 ini. He he he.
Salam bahagia ala saya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI