Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah Ahok, Prabowo Ditinggal PPP dan PAN, Belajar Politik Santun ala SBY dan Jokowi

21 September 2014   14:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:03 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk menjadi presiden RI atau ketua partai, Prabowo harus belajar politik santun ala Jokowi dan SBY. Pun jika ingin meniru Bung Karno, maka sikap politik santun tetap harus diterapkan. Ical semakin menyadari pentingnya politik santun - yakni politik yang tidak menyerang dan tidak memerolok lawan politik. Ical pun menginstruksikan kepada para anggota DPR dari Golkar untuk berhati-hati memilih diksi dalam berbicara. Bahkan politik santun ala Jokowi dipastikan akan merontokkan Koalisi Permanen yang dipimpin oleh Prabowo. Setelah ditinggal oleh Ahok, maka PPP dan PAN akan meninggalkan Prabowo paling lambat akhir September 2014. Bagaimana politik santun - dan politik brangasan - menentukan kegagalan dan keberhasilan SBY dan Jokowi serta kegagalan Prabowo?

Ical, Prabowo dan Amien Rais seharusnya belajar banyak betapa ungkapan dan kata-kata buruk telah menghancurkan Prabowo. Pada awalnya Prabowo mengritik pedas politik santun SBY dalam beberapa kampanye. Berikutnya Prabowo dalam berbagai kampanye juga menyebut tentang kebocoran dan korupsi yang dibahasakan sebagai bocor, maling, rampok, garong.

Kata-kata yang dipilih oleh Prabowo dan timsesnya awalnya sangat cerdas dan elegan. Boneka yang digunakan sebagai diksi untuk mengatakan ‘kaki tangan' adalah ungkapan tepat untuk menyerang Jokowi sebagai suruhan dan pekerja partai PDIP. Kenyataan Jokowi bukan ketua partai namun ditunjuk oleh Megawati menjadikan Jokowi bulan-bulanan dengan puisi Boneka.

Puisi Boneka adalah pencapaian tertinggi puisi sebagai karya-sastra event politik dalam sejarah Indonesia. Puisi Boneka itu sebagai salah satu faktor yang bisa menjatuhkan elektabilitas Jokowi yang 70% terjun bebas sampai sekitaran 34% hanya dari periode Januari sampai minggu pertama Juli 2014.

Puas dengan prestasi kampanye Boneka, maka keluarlah Raisopopo. Cerdas sekali puisi ini. Ditulis oleh orang Padang bernama Fadli Zon - yang menjadi faktor kemenangan di Sumatera Barat karena betapa bangga urang awak dengan kedekatan Fadli dengan Prabowo - puisi Raisopopo tepat menohok Jokowi yang kelihatan ‘tidak bisa apa-apa'. Jokowi di mata Fadli Zon memang tidak bisa apa-apa di bawah kendali Megawati. (Namun Fadli Zon lupa bahwa di DKI Jakarta, Jokowi tak memberikan apa-apa kepada Megawati. Ini menunjukkan bahwa Jokowi tak dikendalikan oleh Megawati.)

Puisi ini menambah amunisi kekuatan Prabowo dan Fadli Zon. Maka, serta-merta Prabowo meroket elektabilitasnya mendekati Jokowi dengan 41% Prabowo berbanding 43% Jokowi satu bulan menjelang Pilpres 9 Juli 2014. Burhanuddin Muhtadi dan semua pengamat politik menyatakan bahwa dengan trend atau kecenderungan elektabilitas yang menaik, Prabowo tak terbendung menjadi Presiden RI.

Mengamati trend ini, sontak kampanye hitam digeber dan dijadikan alat politik. Maka Prabowo tampil berani dengan diksi dan pilihan kata seenaknya. Diikuti Amien Rais yang memastikan Prabowo jadi presiden dan berjanji jika gagal dia akan berjalan kaki dari Jogjakarta-Jakarta - janji yang belum dipenuhi. Dalam berbagai pidato, dengan penuh percaya diri Prabowo menyebut kata-kata ‘kambing, maling, bocor, rampok' yang berkonotasi negatif. Prabowo terlarut dengan nasihat Fadli Zon yang menilai kampanye hitam bermanfaat dan menguntungkan Prabowo.

Menyadari trend positif, tak ketinggalan Ical, Idrus Marham, Suhardi, menyatakan ‘tidak ada pilihan kalah bagi Prabowo' atau ‘kalah bukan pilihan bagi Prabowo'. Suatu pernyataan yang sangat jumawa - di balik pernyataan mau menerima kekalahan alias legowo. Mereka memastikan bahwa Prabowo harus menang.

Tak ketinggalan, beramai-ramai para politikus seperti Tantowi Yahya, Nurul Arifin, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Suryadharma Ali, Marzuki Alie, Jero Wacik tampil dengan kegagahan dan kejumawaan memastikan Prabowo sebagai presiden - seperti Muhammad Taufik yang jauh-jauh hari di ruang kerjanya sebagai anggota DPRD DKI memasang foto ‘Presiden Prabowo' sampai kebablasan sekarang tak move on. Maka terbentuklah dalam diri Prabowo kepastiaan keyakinan menjadi presiden RI - bahkan sebelum pileg.

Sejak saat itu, maka pernyataan apapun tak terkendali. Politik santun berubah menjadi kampanye hitam paling kelam dalam sejarah Republik Indonesia. Prabowo sampai menyewa Rob Allyn untuk mendesain kampanye hitam asal Amerika selain menyewa si culun psikologi massa ahli IT Noudhy Valdryno. Rob Allyn menyadari isu komunis, Tionghoa dan agama menjadi isu sentral yang jadi sasaran empuk untuk menyerang Jokowi: dan berhasil pada awalnya.

Namun, ketika sikap (merendahkan lawan politik), perbuatan (mengeluarkan perkataan tak senonoh seperti bodoh, kambing, rampok, maling), tindakan (berlaku jumawa dan merasa telah menang sebagai presiden), dan taktik serta strategi kampanye tidak santun dan tak terjaga, dengan menyerang misalnya ide 1 Muharram sebagai Hari Santri dikatakan sinting oleh Fahri Hamzah, maka ketika itu antipati publik melawan Prabowo menjadi membesar.

Gerakan anti politik brangasan yang ditampilkan Prabowo dengan Koalisi Merah Putih-nya akhirnya benar-benar terjadi. Publik semakin antipati dengan sikap Mahfud MD, Marzuki Ali, Fadli Zon, Hidayat Nur Wahid, Amien Rais, Tifatul Sembiring, Ical, dll yang menampilkan politik tak santun. Celakanya serangan balik ini terjadi hanya 1 minggu sebelum 9 Juli 2014. Rebound consciousness yang di-set oleh ahli strategi kampanye Jokowi-JK benar-benar terjadi. Konser Dua Jari Menuju Kemenangan Jokowi-JK menjadi puncak kesadaran kembali publik akan pentingnya politisi dan presiden yang merakyat, sederhana, jujur dan santun. Jokowi belajar dari SBY yang santun - yang pada akhirnya mengubur politik brangasan dan tak santun dengan diksi atau pilihan kata-kata yang seenaknya.

Kini, Ical dan Amien Rais belajar dari bahayanya mengeluarkan perkataan tak senonoh dan kasar. Itu terbukti bagi Ical yang memberi pengarahan kepada para anggota DPR Golkar agar berhati-hati dengan perkataan. Karena kata-kata adalah doa, maka harus dijaga perkataan agar harmoni rasa tetap terjaga. Kata-kata dan pernyataan adalah gambaran politik santun seperti yang ditampilkan oleh SBY. Di sini Jokowi belajar, hasilnya Jokowi menjadi Presiden RI. Publik masih menyukai politikus santun daripada politik brangasan.

Jika ingin menang dan menjadi presiden, gubernur, atau bahkan ketua RT pun, seorang politikus atau bahkan Prabowo harus belajar dan menerapkan politik santun dari SBY, Jokowi agar tertular menjadi Presiden RI, bukan hanya presiden bohong-bohongan atau presiden seolah-olah pada massa kampanye seperti yang dialami oleh Prabowo - yang sampai sekarang pun gagal untuk move on.

Publik masih menyukai politikus santun dibandingkan yang brangasan. Salah satu cara agar Prabowo bersikap santun adalah menjauhi Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan Hidayat Nur Wahid agar tertata kesantunan Prabowo kembali ke alam aslinya. Prabowo gagal move on karena pengaruh pertemanan dengan orang-orang ilusif dan delusif sekaligus. Maka Pak Prabowo belajarlah dari SBY dan Jokowi dengan politik santun mereka agar bisa menjadi ketua RT yang baik suatu saat; itu pun kalau ada yang mau milih dan sudah lupa dengan sikap, perbuatan dan tabiat Pak Prabowo yang nggegirisi karena tak mau ngalah itu. Dan politik ala PKS dan Fadli Zon merontokkan koalisi permanen pada akhir September 2014 ini. He he he.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun