Dan juga ancaman SBY indikasi skenario penjungkalan Jokowi oleh koalisi Prabowo yang saat itu masih dipercayai: "Setiap pemimpin pastilah ingin berbuat yg terbaik. Tidak ingin jadi diktator atau tiran & kemudian harus jatuh, spt yg kerap terjadi. *SBY*," kata SBY.
Dan Jokowi pun bercuit sebagai perkataan pamungkas: "Dan dalam kepemimpinan saya hal paling penting adalah membangun kepercayaan rakyat dengan kesadaran penuh bahwa ada tujuan-tujuan besar negara ini menuju kemakmuran Indonesia Raya," kata Jokowi.
Dengan pernyataan Jokowi itu, SBY kapok dan tak akan lagi melakukan tindakan konyol memanfaatkan Twitter untuk menyampaikan unek-unek. Jokowi bukan ayam sayur dan bukan pemimpin berotak kurang encer, sehingga sautan Twitter SBY kepada Jokowi itu akan menjadi suitan terakhir bagi SBY, jika SBY tidak akan menjadi bulan-bulanan Jokowi. Bahkan konferensi pers melalui Facebook ala SBY pun akan berkurang intensitasnya karena pernyataan Jokowi cukup membungkam SBY. Fadli Zon pun memberikan pelajaran bagi Jokowi bahwa kampanye dan gaya komunikasi politik gaya-gayaan pamer kekuatan dan pencitraan hitam tak akan menang.
Itulah peran SBY dan Fadli Zon sebagai guru - alias digugu saru alias diikuti tabu - bagi Jokowi. Untuk dijauhi.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H