Mohon tunggu...
Nino Purna
Nino Purna Mohon Tunggu... Penulis - 08970840619

Time is running out

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siang dan Malam yang Terlewatkan

1 Juni 2022   13:06 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:14 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit sudah menyala, suasana berubah. Udara sejuk dengan diselingi beberapa embun yang menempel pada dedaunan, rumput, dan ada beberapa yang menempel pada tubuh Kasmin. Pagi sudah benar-benar datang, namun Kasmin tetap saja terjaga dari tidurnya, hingga akhirnya teriakan ayam jantan dapat membangunkannya.

Jauh dari mata Kasmin ada yang muncul dari bawah bebatuan, betapa menyala warna itu di mata Kasmin. Lalu Kasmin mencari dan tidak ditemukan dia dengan matahari. Tentunya dia sangat bersyukur akan hal itu: hari baru saja pagi.

Tapi cerita ini harus tetap berlanjut begitu pun dengan Kasmin yang harus segera bergegas. Seolah semuanya sudah direncanakan dia langsung menusuk anak babi hasil tangkapan kemarin malam, ditancapkannya sebatang kayu yang runcing dari mulut hingga keluar di pantat babi tersebut.

Tanpa berpikir panjang dia langsung menyalakan api dan membuatnya menjadi babi guling—tentunya akan memakan banyak waktu. Namun sesekali ketika pemasakan babi guling tersebut dapat dialihkan, dia akan menggergaji beberapa batang kayu yang akan dibuatnya untuk dijadikan pondasi rumah.

Tentunya Kasmin harus bekerja secara ekstra, mengingat dirinya tinggal seorang diri, namun itulah yang diinginkan, mungkin dirinya sudah terlalu lelah di kehidupan yang orang pada umumnya inginkan. Sesekali tangannya bergetar “Akankah ini waktunya,” ucapnya seraya tetap memainkan cangkul dan gergaji dan sesekali memutar babi gulingnya dan menjaga agar api menyala sempurna.

Selang beberapa waktu babi tersebut sudah matang. Sepertinya ini waktu yang diperuntukkan Kasmin untuk beristirahat, semuanya sudah diperhitungkan dengan matang. Rumah sederhananya yang sudah jadi bersamaan dengan matahari yang mulai menunjukkan kegagahannya di atas. 

Ditaruh babi tersebut pada sebuah daun pisang yang lebar, lalu sembari menunggunya dingin—dia membasahi tenggorokkannya dengan 1 buah kelapa. Dia potong kedua kaki babi tersebut, memang itulah yang dia suka, yang sisanya kembali dia bungkus dengan daun pisang, dan dimasukkan pada rumah sederhananya. Ukuran babi itu memang tidak terlalu besar dan memang itu yang Kasmin cari, dia tentunya tidak ingin membuang makanan.

Disuapnya daging itu pada mulutnya yang beringas. Giginya masih kuat, karena dia sangat suka meminum susu dari sapi milik tetangganya ketika kecil. Terik matahari tidak sampai pada tubuh si Kasmin karena terhalang pepohonan yang rindang. 

Semilir angin khas hutan yang sejuk bersama nyanyian alam yang terasa renyah di telinga kasmin; dan daging babi yang nikmat walau pun tanpa tambahan bumbu sedikit pun dikarenakan tingkat kematangannya yang pas. Tak ada sesuatu pun yang mengusik Kasmin. Bahkan dia sampai lupa, kapan terakhir dia merasakan sesuatu yang seperti ini. Maka tertidurlah dia di bawah pepohonan rindang itu setelah dia menghabiskan makanannya. Terjebak dia dalam alam mimpinya.

“Heii!! Itu dia yang kita cari-cari,” ucap seseorang kepada segerombolan orang lainnya sembari menunjuk-nunjuk ke arah Kasmin berada.

Berlarilah Kasmin dari tempat duduknya semula. Dia berlari melewati rumah, dusun, bahkan sampai ke desa lain. Dia tidak pernah tahu atas dasar apa dia dikejar-kejar. Namun warga desa tersebut tetap mengejarnya dengan penuh nafsu, maka langkah Kasmin pun tidak pernah berhenti. Sampailah dia pada jalan yang bercabang, di depan sana terdapat pengemis tua yang menyarankannya untuk masuk ke dalam selokan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun