Mohon tunggu...
Ninok Hariyani
Ninok Hariyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Journalist; Data Journalism Enthusiast; Broadcast Journalism Couch

Menulis seperti halnya bertafakur. Memusatkan pikiran dan perasaan supaya tulisan yang dihasilkan berbobot (pembaca bertambah pengetahuannya) dan berperasaan (pembaca jadi senang). #DataJournalism Enthusiast. Founder of @KabarData @AkademiData | Selamat berselancar di blog saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurus Sendiri Visa India Sehari Selesai

11 Agustus 2016   21:24 Diperbarui: 11 Agustus 2016   21:34 4438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita diminta untuk mengisi absensi kehadiran dan tujuan berkunjung di kedutaan, lalu kita diberi nomor tanda pengenal sekaligus sebagai bukti penitipan barang. Lapis kedua, kita diperiksa dengan alat detektor dari ujung rambut hingga ujung kaki. Setelah itu, kita diarahkan ke ruangan tempat pengurusan visa. 

Nah, diruangan ini terdapat semacam alat untuk mengambil nomor antrian. Tetapi pada saat saya berada disana, tidak berlaku nomor antrian. Alat tersebut memang berfungsi tetapi tidak digunakan. Display nomor antrian di dinding pun tidak menyala. Bagi pemohon perseorangan seperti saya, apalagi baru pertama kali ke kedutaan India, harus waspada dan peka dengan hal-hal seperti itu. Kebetulan saya juga mengobrol dengan beberapa pemohon lain. Tetapi ternyata barisan di depan saya saat di gerbang tadi adalah rombongan pemohon yang menggunakan jasa Personal Assistant (PA) sehingga mereka saat diruang pemrosesan visa tak perlu mengambil nomor antrian. Dan saya mengetahui nomor antrian tidak berlaku karena hasil print-out nomor tidak up-to-date. Sepertinya ada kesalahan teknis sehingga tanggal dalam print out nomor antrian tidak sesuai dengan tanggal hari itu. Lebih lanjut mengenai peran Personal Assistant Visa ini, saya tulis secara terpisah. 

Dan begitu counter penyerahan dokumen permohonan dibuka, ada satu PA yang begitu saja menuju ke counter dan menyerahkan setumpuk formulir. Ya begitulah, harap dimaklumi karena ia terbiasa mondar mandir di kedutaan sehingga sudah tahu apa yang harus dilakukan. Selesai mengecek setumpuk dokumen tersebut, petugas memanggil antrian berikutnya dengan berteriak ‘Next’. Tentu saja setiap orang yang hadir disitu celingukan karena memang tak ada nomor antrian. Saya diberi kode oleh seorang PA untuk maju saja dan saya maju lalu saya serahkan formulir dan dokumen pendukung lengkap di counter. Setelah diterima oleh petugas, saya duduk kembali menunggu panggilan selanjutnya untuk proses sidik jari dan foto. 

Jadi pada hari saya mengurus visa, bisa dihitung dengan jari pemohon perseorangan tak kurang dari 5 orang. Sisanya adalah pemohon yang menggunakan jasa PA. Sehingga pemohon perseorangan harus peka dan berebut cepat menunju counter dengan para PA. Pada waktu itu saya mendeteksi ada  sekitar 4 orang PA. 

Sidik Jari dan Foto

Sekitar 1,5 jam kemudian saya mendapat giliran untuk diambil sidik jari dan foto.  Waktu menunggu lumayan lama karena dari pengamatan saya ada kendala teknis pada komputer. Petugas tampak berulang kali bolak balik ke dalam dan kembali lagi di depan komputer. Informasi yang saya peroleh dari seorang PA, biasanya waktu menunggu dari penyerahan formulir permohonan ke proses sidik jari dan foto tidak kurang dari satu jam, jika tidak ada gangguan teknis. 

Bayar Visa via Counter Bank SBI Indonesia

Setelah diambil sidik jari dan foto, kita diminta menunggu lagi untuk proses selanjutnya yaitu pembayaran visa. Jeda waktu dari proses sidik jari ke proses pembayaran memang tak lama. Singkat cerita, saya dipanggil ke counter dengan latar Bank SBI Indonesia. SBI singkatan dari State Bank of India. Letak counter ini sederet dengan counter penyerahan formulir dan counter sidik jari, sehingga mudah dikenali. Lalu kita disodori 2 (dua) jenis slip setoran. Satu slip dengan account atas nama India Embassy. Dalam slip ini sudah tertulis jumlah uang visa yang harus kita bayar. Jadi kita tak perlu repot mengisi slip setoran, tinggal tanda tangan dan menyerahkan uang dalam mata uang rupiah. Visa fee untuk tiap-tiap jenis visa berbeda-beda, dan informasi lengkap mengenai visa fee ini dapat dibaca melalui website Kedutaan Besar India. 

Satu lagi slip setoran sebesar 22 ribu rupiah ditujukan  untuk account atas nama ICWF (Indian Community Welfare Fund). Jadi kita semacam dimintai sumbangan untuk membantu warga negara India yang mendapat kesulitan di negara lain. Berarti sumbangan kita ini ditujukan untuk masyarakat India yang mendapat kesulitan di Indonesia. Permintaan sumbangan ini resmi dan disetujui oleh  Menteri Luar Negeri India. Salah satu sumber pendanaan ICWF ya melalui visa, paspor dan sebagainya. Informasi lengkap mengenai ICWF dapat ditemukan pada situs Kedutaan Besar India. 

Pengambilan Buku Paspor dan Visa

Dalam kondisi normal, misalnya tidak ada staff bagian pemrosesan Visa yang cuti, maka keesokan harinya kita sudah bisa mengambil buku paspor lengkap dengan visa. Jadi sebenarnya hanya butuh waktu 2 hari untuk mendapatkan visa India. Waktu pengambilan buku paspor sudah ditentukan yaitu pada jam 16:00 sampai 16:30 wib. Informasi ini tercantum pada slip setoran pembayaran visa. Pada saat saya mengurus visa ini (Kamis, 04/08/2016), kebetulan ada staf yang cuti, sehingga permohonan visa saya baru bisa diambil pada hari Senin minggu depan (08/08/2016). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun