Mohon tunggu...
nino indrianto
nino indrianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Jember

Dosen IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendekatkan Diri kepada Allah Melalui Kurban

10 Juli 2022   13:33 Diperbarui: 10 Juli 2022   13:48 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Dr. Nino Indrianto, M.Pd.

Ibadah kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad tidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah . suatu saat Rasulullah ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udhiyah (penyembelihan kurban) itu? Beliau menegaskan: (ini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As).

Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Dimana pada zaman itu terjadi kesesatan yaitu orang tua mengorbankan anaknya atau manusia lainnya untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka. Maka perintah kurban salah satunya adalah untuk menghapus kesesatan tersebut.

Perintah kurban kepada Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail adalah perintah Allah yang disampaikan melalui mimpi sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran (As-Shaaffat: 102) 

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!" Ia (Ismail) menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar".

Siapapun yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh Allah . Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah .

Disebutkan juga dalam akhir kisah tersebut, Allah memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran (As-Shaaffat: 107)

"Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar".

Para mufassir menyatakan, perintah Allah kepada Ibrahim agar menyembelih putranya adalah untuk menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapapun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Allah. Karena Ridlo Allah dan cinta Allah lah yang sejatinya paling berarti dalam hidup ini.

Allah berfirman dalam surat Ali-Imron ayat 92

"Sekali-kali kalian tidak akan meraih kebaikan sehingga menginfakkan dari apa yang kalian cintai, dan apa saja yang kalian infakkan maka Allah Maha Mengetahui"

Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah dengan mengorbankan apapun jika memang diperintahkan oleh Allah , maka peristiwa Nabi Ibrahim as, dengan digantikannya nabi Ismail dengan kambing juga mengandung 'ibrah (pelajaran) bahwa Allah menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia. Apalagi jika permusuhan itu hanya dikarenakan perkara sepele yang tidak subtansi misal perbedaan dalam masalah fiqih atau madzhab.

Perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya, Nabi Ismail As hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita, untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita, sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang bantuan.

Yang perlu kita perhatikan dalam Ibadah Kurban adalah makna kurban yang berasal dari bahasa Arab Qarraba Yuqarribu Qurbanan, artinya mendekatkan diri kepada tujuan.

Orang tua jika ingin anaknya pintar maka dia harus mau berkurban, yaitu mengorbanan hartanya untuk membiayai anaknya. Negara kita bisa merdeka karena pengorbanan para pahlawan yang rela mengorbanan harta, raga bahkan jiwa untuk mencapai kemerdekaan. Maka berkurban atau menyembelih hewan kurban adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Lantas bagaimana bagi yang tidak mampu berkurban? Hakikatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menggapai ridha Allah harus dilakukan oleh siapa saja (kaya atau miskin, tua atau muda, pejabat atau rakyat) dan kapan saja tidak hanya saat idul adha.

Kurban yang sejati adalah mengorbankan apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepada kita berupa harta, waktu, pikiran, tenaga, jiwa dan raga untuk melaksanakan semua perintah Allah dan untuk membuktikan derajat ketaqwaan dan keimanan kita.

Maka sangat tepat jika perayaan Idul Adha digunakan untuk menggugah semangat kita untuk berkorban bagi keluarga kita, tetangga kita, kampung kita, dan negeri kita tercinta ini.

Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak. Semoga kita semua mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan bersama.

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal alamin.

Akhirnya, semoga ibadah kurban kita diterima Allah , dikuatkan iman kita, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, anak-anak kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dari segala musibah dan bencana dan semoga kita semua diberi rezeki yang membawa berkah untuk beribadah kepada Allah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun