Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah dengan mengorbankan apapun jika memang diperintahkan oleh Allah , maka peristiwa Nabi Ibrahim as, dengan digantikannya nabi Ismail dengan kambing juga mengandung 'ibrah (pelajaran) bahwa Allah menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia. Apalagi jika permusuhan itu hanya dikarenakan perkara sepele yang tidak subtansi misal perbedaan dalam masalah fiqih atau madzhab.
Perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya, Nabi Ismail As hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita, untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita, sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang bantuan.
Yang perlu kita perhatikan dalam Ibadah Kurban adalah makna kurban yang berasal dari bahasa Arab Qarraba Yuqarribu Qurbanan, artinya mendekatkan diri kepada tujuan.
Orang tua jika ingin anaknya pintar maka dia harus mau berkurban, yaitu mengorbanan hartanya untuk membiayai anaknya. Negara kita bisa merdeka karena pengorbanan para pahlawan yang rela mengorbanan harta, raga bahkan jiwa untuk mencapai kemerdekaan. Maka berkurban atau menyembelih hewan kurban adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Lantas bagaimana bagi yang tidak mampu berkurban? Hakikatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menggapai ridha Allah harus dilakukan oleh siapa saja (kaya atau miskin, tua atau muda, pejabat atau rakyat) dan kapan saja tidak hanya saat idul adha.
Kurban yang sejati adalah mengorbankan apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepada kita berupa harta, waktu, pikiran, tenaga, jiwa dan raga untuk melaksanakan semua perintah Allah dan untuk membuktikan derajat ketaqwaan dan keimanan kita.
Maka sangat tepat jika perayaan Idul Adha digunakan untuk menggugah semangat kita untuk berkorban bagi keluarga kita, tetangga kita, kampung kita, dan negeri kita tercinta ini.
Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak. Semoga kita semua mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan bersama.
Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal alamin.
Akhirnya, semoga ibadah kurban kita diterima Allah , dikuatkan iman kita, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, anak-anak kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dari segala musibah dan bencana dan semoga kita semua diberi rezeki yang membawa berkah untuk beribadah kepada Allah .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H