Rudi: (menyeringai) Ya, itu kan karena kalian berdua tidak punya selera. Kalian berdua tidak tahu apa-apa tentang film yang bagus. Kalian berdua cuma suka film yang aneh dan tidak masuk akal. Kalian berdua cuma buang-buang waktu dan uang saja.
Dina: (marah) Hei, jangan bicara seperti itu. Kamu tidak punya hak untuk menghina kami. Kami berdua punya selera yang baik. Kami berdua tahu apa-apa tentang film yang bagus. Kami berdua tidak buang-buang waktu dan uang. Kami berdua menikmati film yang kami tonton.
Rara: (marah) Iya, jangan bicara seperti itu. Kamu tidak punya hak untuk menghina kami. Kami berdua punya selera yang baik. Kami berdua tahu apa-apa tentang film yang bagus. Kami berdua tidak buang-buang waktu dan uang. Kami berdua menikmati film yang kami tonton.
Rudi: (mengejek) Oh, begitu, ya? Kalau begitu, coba sebutkan satu film yang bagus menurut kalian. Aku yakin kalian tidak bisa. Kalian berdua cuma bisa nonton film yang jelek dan tolol.
Rara: (kesal) Sudahlah, Dina. Jangan pedulikan dia. Dia cuma mau mengganggu kita. Dia cuma iri dengan kita. Dia cuma mau memecah belah kita.
Dina: (kesal) Iya, Rara. Kamu benar. Dia cuma mau mengganggu kita. Dia cuma iri dengan kita. Dia cuma mau memecah belah kita.
Rudi: (terkejut) Apa? Apa yang kamu katakan? Aku tidak mau mengganggu kalian. Aku tidak iri dengan kalian. Aku tidak mau memecah belah kalian. Aku cuma mau berbicara dengan kalian.
Rara: (sinis) Oh, benarkah? Kamu cuma mau berbicara dengan kami? Lalu, kenapa kamu menghina kami? Kenapa kamu mengejek kami? Kenapa kamu menyeringai seperti itu?
Dina: (sinis) Iya, benarkah? Kamu cuma mau berbicara dengan kami? Lalu, kenapa kamu menghina kami? Kenapa kamu mengejek kami? Kenapa kamu menyeringai seperti itu?
Rudi: (gugup) Eh, eh, itu... itu... aku cuma bercanda. Aku cuma mau membuat suasana menjadi lebih hidup. Aku cuma mau melihat reaksi kalian.
Rara: (tidak percaya) Bercanda? Suasana hidup? Reaksi kami? Kamu kira ini lucu? Kamu kira ini menyenangkan? Kamu kira ini tidak menyakitkan?