Rara: (tegas) Iya, kami mau kamu pergi. Kami mau kamu menjauh. Kami mau kamu menghilang. Kami tidak mau melihat kamu lagi. Kami tidak mau berbicara dengan kamu lagi. Kami tidak mau berteman dengan kamu lagi.
Dina: (tegas) Iya, kami mau kamu pergi. Kami mau kamu menjauh. Kami mau kamu menghilang. Kami tidak mau melihat kamu lagi. Kami tidak mau berbicara dengan kamu lagi. Kami tidak mau berteman dengan kamu lagi.
Rudi: (sedih) Tapi... tapi... aku... aku...
Rara: (marah) Tapi apa? Tapi apa? Tapi apa? Sudahlah, Rudi. Jangan buang-buang waktu kami lagi. Jangan ganggu kami lagi. Jangan dekati kami lagi. Pergi. Pergi. Pergi.
Dina: (marah) Iya, tapi apa? Tapi apa? Tapi apa? Sudahlah, Rudi. Jangan buang-buang waktu kami lagi. Jangan ganggu kami lagi. Jangan dekati kami lagi. Pergi. Pergi. Pergi.
Rudi: (menangis) Baiklah... baiklah... baiklah... Aku akan pergi... Aku akan pergi... Aku akan pergi...
Rudi pun berlari meninggalkan Rara dan Dina. Dia merasa sedih, kecewa, dan putus asa. Dia merasa bahwa dia telah kehilangan Rara, gadis yang dia sukai. Dia merasa bahwa dia telah gagal mendapatkan hati Rara. Dia merasa bahwa dia telah membuat kesalahan besar.
Rara: (lega) Akhirnya, dia pergi juga. Aku tidak tahan lagi dengan dia. Dia benar-benar menyebalkan.
Dina: (lega) Iya, akhirnya, dia pergi juga. Aku juga tidak tahan lagi dengan dia. Dia benar-benar menyebalkan.
Rara: (sayang) Dina, maaf ya, kalau aku membuat kamu ikut-ikutan marah. Aku tidak bermaksud menyeret kamu ke dalam masalah ini.
Dina: (sayang) Rara, tidak apa-apa. Aku tidak keberatan. Aku juga marah dengan Rudi