Hari-hari berlalu, dan musim terus berganti. Aira terus menjalani hidup dengan penuh semangat dan kebaikan. Dia terlibat dalam berbagai kegiatan di desa, membantu siapa saja yang membutuhkan. Kebaikan hati Aira menjadi inspirasi bagi banyak orang di desa itu. Mereka merasa tergerak untuk saling membantu dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.
Suatu hari, ketika musim semi tiba, desa itu mengadakan festival bunga. Aira turut serta dalam persiapan festival, membantu menghias jalan-jalan dengan bunga-bunga berwarna-warni. Festival itu sangat meriah, penuh dengan tawa dan keceriaan. Di tengah-tengah keramaian, Aira melihat sekelompok anak kecil yang sedang bermain. Mereka tampak begitu bahagia dan bebas, mengingatkan Aira pada masa kecilnya yang penuh dengan kebahagiaan bersama ibunya.
Tiba-tiba, Aira merasa ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Di tengah kerumunan, dia melihat seorang pria tua dengan senyum lembut. Pria itu adalah orang yang pernah ditemuinya di tepi sungai saat hujan. Aira segera menghampiri pria itu dan mengucapkan terima kasih atas kata-kata bijaknya yang telah mengubah hidupnya. Pria tua itu tersenyum dan berkata, "Kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa berbagi dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik."
Aira merasa kata-kata pria itu begitu dalam dan benar. Dia menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari apa yang kita terima, tetapi juga dari apa yang kita berikan. Dengan hati yang penuh rasa syukur, Aira bertekad untuk terus menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan kepada semua orang di sekitarnya.
Pada malam hari setelah festival, langit desa itu cerah dengan bintang-bintang yang bersinar terang. Aira duduk di tepi sungai, menikmati keindahan malam. Dia memikirkan perjalanan hidupnya, dari masa kecil yang bahagia, kesedihan karena kehilangan ibunya, hingga menemukan kembali harapan dan kebahagiaan. Dia merasa bahwa setiap pengalaman, baik yang manis maupun yang pahit, telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Ketika Aira menutup matanya dan mendengarkan suara gemericik air sungai, dia merasa ada ketenangan yang mendalam di dalam hatinya. Dia tahu bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan pelajaran berharga. Dan dia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang dengan senyuman dan rasa syukur.
Ilustrasi gambar dari : Pojokjakarta.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H