Mohon tunggu...
suryaning bawono
suryaning bawono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Dr. Suryaning Bawono adalah peneliti dan dosen ekonomi di Universitas Jember dan STIE Jaya Negara Tamansiswa, Malang. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT. Frost Yunior, Banyuwangi. Dr. Bawono dikenal atas penelitiannya tentang kapital manusia dan pertumbuhan ekonomi, serta memiliki berbagai publikasi terkenal dan penghargaan sebagai peneliti terbaik. Penelitiannya aktif terindex di Scopus, WOS, Google Scholar, ORCID, dan SINTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan di Bawah Pohon

28 November 2024   23:50 Diperbarui: 29 November 2024   00:22 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ketidak adilan , Sumber : Pojokjakarta.com

Rudi kembali merenung di bawah pohon beringin besar di tengah desa. Namun kali ini, bukan dengan kesedihan atau keputusasaan, tetapi dengan harapan dan kebanggaan. Karena ia tahu, perjuangan melawan ketidakadilan adalah perjuangan yang mulia. Dan selama ada orang-orang yang berani berdiri untuk kebenaran, keadilan akan selalu menang.

Pak Lurah, yang sebelumnya sering tutup mata terhadap ketidakadilan, kini mulai berubah pandangan. Ia telah banyak belajar dari perjuangan "Cahaya Kebenaran". Suatu hari, Pak Lurah merenung di beranda rumahnya, memikirkan berbagai tindakan yang telah ia abaikan selama bertahun-tahun.

"Mengapa dulu aku tidak pernah mendengar keluhan mereka?" gumam Pak Lurah pada dirinya sendiri.

Istrinya, Bu Lurah, yang sedang menyiapkan teh di dapur, mendengar gumaman suaminya. "Kenapa Pak?" tanyanya sambil menyuguhkan secangkir teh hangat.

"Aku merasa telah melakukan banyak kesalahan, Bu. Aku menutup mata terhadap ketidakadilan yang menimpa warga kita," jawab Pak Lurah dengan nada penuh penyesalan.

"Kehidupan ini adalah proses belajar, Pak. Tidak ada kata terlambat untuk berubah dan melakukan hal yang benar," ujar Bu Lurah menenangkan.

Di luar rumah, Rudi dan teman-temannya sedang berdiskusi tentang langkah selanjutnya yang harus diambil oleh "Cahaya Kebenaran". Mereka tahu bahwa perubahan tidak akan terjadi dalam semalam. Namun, mereka yakin dengan kerja keras dan kesatuan, mereka dapat mengurangi ketidakadilan di desa.

"Kita harus terus mengawasi dan membantu orang-orang yang menjadi korban ketidakadilan," kata Rudi dengan penuh semangat. "Kita tidak bisa membiarkan mereka berjuang sendirian."

Teman-temannya mengangguk setuju. "Ya, kita harus selalu siap membantu. Ketidakadilan harus dilawan, tidak peduli seberapa kecil atau besar kasusnya," kata Dewi, salah satu anggota "Cahaya Kebenaran".

Di pertemuan desa berikutnya, Pak Lurah mengumumkan perubahan besar dalam kepemimpinannya. Ia berkomitmen untuk mendengarkan semua keluhan dan mencari solusi yang adil untuk setiap permasalahan yang muncul. Ia juga membuka sesi tanya jawab di mana warga bisa langsung menyampaikan keluhan mereka.

"Saya ingin mendengar suara kalian semua. Saya berjanji untuk tidak akan menutup mata lagi terhadap ketidakadilan," ujar Pak Lurah dengan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun