Mohon tunggu...
suryaning bawono
suryaning bawono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Dr. Suryaning Bawono adalah peneliti dan dosen ekonomi di Universitas Jember dan STIE Jaya Negara Tamansiswa, Malang. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT. Frost Yunior, Banyuwangi. Dr. Bawono dikenal atas penelitiannya tentang kapital manusia dan pertumbuhan ekonomi, serta memiliki berbagai publikasi terkenal dan penghargaan sebagai peneliti terbaik. Penelitiannya aktif terindex di Scopus, WOS, Google Scholar, ORCID, dan SINTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Ujung Lorong

27 November 2024   16:04 Diperbarui: 27 November 2024   16:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tuntutan Masa , Sumber: Pojokjakarta.com

Suara-suara setuju terdengar dari seluruh ruangan. Mereka semua tahu bahwa ini bukanlah perjuangan yang mudah, tetapi mereka percaya pada kepemimpinan Arif.

Hari demi hari, Arif dan para petani bekerja tanpa lelah. Mereka mengumpulkan tanda tangan, mengadakan demonstrasi damai, dan berbicara di berbagai forum untuk menyuarakan tuntutan mereka. Dukungan dari masyarakat terus mengalir, dan isu reforma agraria semakin mendapat perhatian luas.

"Saya mendukungmu, Arif. Apa yang kamu lakukan adalah benar," kata Ratna, seorang aktivis dari kota yang datang untuk membantu perjuangan mereka.

"Terima kasih, Ratna. Dengan dukunganmu, aku yakin kita bisa membuat perubahan besar," jawab Arif dengan senyum.

Namun, perjuangan mereka tidak selalu berjalan mulus. Mereka menghadapi berbagai ancaman dan intimidasi dari pihak-pihak yang tidak ingin kehilangan kekuasaannya. Beberapa petani bahkan mengalami kekerasan fisik dan perusakan properti mereka.

Suatu malam, ketika Arif sedang berdiskusi dengan Ratna di rumahnya, tiba-tiba terdengar suara keras dari luar. Mereka bergegas keluar dan melihat beberapa orang tak dikenal merusak ladang mereka.

"Arif, kita harus melaporkan ini ke polisi," kata Ratna dengan suara gemetar.

"Tidak, Ratna. Kita tahu siapa yang berada di balik semua ini. Melapor ke polisi hanya akan membuat situasi semakin buruk," jawab Arif dengan tenang tetapi tegas. "Kita harus tetap tenang dan melanjutkan perjuangan kita."

Keesokan harinya, Arif mengumpulkan para petani dan menceritakan apa yang terjadi. "Mereka ingin kita takut dan menyerah. Tapi kita tidak akan mundur. Ini adalah tanah kita, hak kita, dan kita akan memperjuangkannya sampai titik darah penghabisan."

Dukungan dari masyarakat semakin kuat, dan perjuangan mereka mulai menunjukkan hasil. Akhirnya, dengan dukungan yang terus mengalir, Arif berhasil mendorong pemerintah untuk melakukan reforma agraria di desa mereka. Para petani mendapatkan hak atas tanah yang mereka garap selama ini. Kehidupan mereka perlahan-lahan membaik, dan ketidakadilan yang dulu merajalela mulai berkurang.

Arif terus menjadi simbol perjuangan dan inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan keberanian dan tekad yang kuat, perubahan besar bisa terjadi. Kini, desa kecil di Jawa Timur itu menjadi contoh bagi desa-desa lain tentang bagaimana perjuangan kelas dan melawan ketidakadilan bisa membawa cahaya di ujung lorong yang gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun