Mohon tunggu...
Arsenio Wicaksono
Arsenio Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Lahir di Semarang pada tanggal 25 Maret 1998. Pria bertubuh setinggi Sutan Syahrir ini mengambil fokus studi Akuntansi di Universitas Diponegoro. Memiliki ketertarikan pada dunia ekonomi, sains, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menerka Dampak Perlambatan Ekonomi AS-Tiongkok pada Indonesia

1 Februari 2019   17:22 Diperbarui: 1 Februari 2019   17:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: nationalinterest.org)

Jika Demikian, Lalu Bagaimana Indonesia ke Depannya?

Sebagaimana perekonomian AS dan Tiongkok diprediksi akan melambat, hal yang kemudian harus kita cermati adalah hubungan perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut. Data ekspor Indonesia menunjukkan bahwa kedua negara tersebut memiliki peran teratas dalam kegiatan perdagangan Indonesia.

Berdasarkan data neraca perdagangan Indonesia tahun 2017, AS menjadi negara kedua tujuan ekspor Indonesia dengan pendapatan 17 milyar Dollar AS di peringkat kedua menguasai 10,6 persen, sementara Tiongkok menguasai 23 milyar Dollar AS atau 13,7 persen total ekspor Indonesia. Berarti, baik AS dan Tiongkok menjadi pasar bagi Indonesia dengan persentase hampir 25 persen.  Namun, data ini juga diikuti dengan defisit perdagangan dari Tiongkok sebesar 12,7 milyar Dollar AS, dan surplus dari AS sebesar 9,7 milyar Dollar AS.

Artinya, dengan persentase hampir 25 persen, penurunan ekonomi kedua negara aktor perang dagang memiliki potensi pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Buktinya, ketika terjadi fenomena penguatan Dollar AS sepanjang 2018, valuasi mata uang Rupiah anjlok diikuti dengan defisit necara perdagangan, bahkan bank sentral Indonesia berulang kali menanggulanginya dengan meningkatkan suku bunga untuk keluar dari keadaan terparah.

Meski demikian, prediksi World Bank tetap memproyeksikan pertumbuhan GDP riil Indonesia sebesar 5,2 persen di tahun 2019 dan meningkat menjadi 5,3 persen pada 2020 dan 2021 dengan asumsi tanpa indikasi perbedaan pasar yang signifikan. Namun, berkaca dari tahun sebelumnya, prediksi bisa saja meleset menuju hasil positif atau negatif secara tak terduga seperti kita lalui.

Josua Pardede, VP Economist Permata Bank mengungkapkan bahwa kegiatan ekspor Indonesia laju ekspor Indonesia diperkirakan berubah menjadi 15 sampai 20 persen dari proyeksi 20 hingga 25 persen sebelumnya secara year-over-year.  Tak hanya ekspor, impor pun bisa terpengaruh sebanyak 22 persen. Belum lagi tahun lalu BI menaikkan suku bunga sebesar 175 basis poin yang berpengaruh pada pengaruh konsumsi impor Indonesia.

Laporan dari OCBC Bank juga menuturkan jikalau AS akhirnya juga menerapkan tarif impor langsung terhadap Indonesia, dampaknya pun tidak sebesar dibanding dengan adanya perlambatan ekonomi Tiongkok, mengingat jumlah persentase tujuan ekspor baja Indonesia. Pengaruh ekonomi dua negara tersebut terhadap Indonesia tidak sebesar negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapur dan Malaysia.

Sebagai alternatif, Indonesia bisa mengambil langkah untuk memperluas diplomasi dagang melalui diversifikasi perdagangan. Penanganan ini perlu untuk melepas ketergantungan yang tinggi terhadap dua negara yang berperang. Contohnya, ketika AS menerapkan tarif impor untuk produk kacang kedelai ke Tiongkok, mereka mengalihkan pemenuhan pasokannya dari negara lainnya seperti Brazil yang kemudian meningkatkan ekspor kacang kedelai Brazil.

Selain itu, perlu adanya penguatan jaringan antar negara ASEAN untuk menghadapi potensi bahaya penerapan tarif sebagaimana menggertak kembali AS dalam tarif terbukti berat untuk sekelas negara raksasa ekonomi seperti Tiongkok. Apabila negara ASEAN berdiri sendiri dalam menghadapinya, tentu akan sama saja bersiap untuk babak belur dalam persaingan dagang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun