Senin tanggal 11 Mei 2020 aku mengikuti pelatihan daring. Tema Aplikasi IT dalam Pembelajaran memberi motivasi. Info yang kudapat dari guru di Jakarta ini langsung disambar dengan menklik tautan pendaftaran. Alhamdulillaah, aku masih mendapat kesempatan menjadi salah satu peserta.Â
Saat sesi daring dimulai melalui Zoom Meeting aku mencoba berkonsentrasi pada paparan pemateri, Pak Hari. Acara yang diadakan IWI (Ikatan Widyaiswara Indonesia) ternyata diminati guru dari berbagai daerah di penjuru negeri. Terbukti dari beberapa chat di WAG yang sebagian di antaranya sambil mengenalkan diri. Wuik, guru Indonesia memang semangat sekali.
Pemaparan Pak Hari, Widyaiswara P4TK Bahasa, cukup jelas dan bisa dimengerti peserta. Walau ada sedikit gangguan di tengah jalan, yaitu ada peserta yang share screen sehingga menutupi screen Pak Hari, tak menyurutkan niatku meneruskan menyimak penjelasan lanjutan. Delapan media on line yang dipresentasikan Pak Hari cukup mampu menggerakkan hati (cie ...) dari kegalauan selama ini. Beberapa media memang pernah kucoba, seperti you tube dan kompasiana. Namun ternyata di luar itu masih banyak media yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran jarak jauh ini. Sebut saja Rumah Belajar, Wakelet, Toolkit, dan lain-lain.
Setelah presentasi dari Pak Hari berakhir, peserta ditugasi membuat tulisan atau liputan pengalaman menggunakan salah satu di antara delapan media yang dipresentasikan. Sedikit bingung awalnya buatku, mengingat anak-anak di sekolah sedang dalam fase Pesantren Kilat Ramadhan sehinga sudah tidak ada jadwal pelajaran untuk guru mapel sepertiku.Â
Namun aku ingat WAG beberapa kelas yang masih kuikuti. Setelah menimbang dan memutuskan (hahaha, kayak sidang aja) akhirnya aku memilih satu kelas untuk kujadikan kelas eksperimen penerapan IT dalam pembelajaran. Kelas yang kupilih adalah kelas 7I.
Senin malam aku membuka grup WAG Kelas 7I dan kusampaikan bahwa keesokan hari aku berharap mereka aktif di grup untuk mengikuti sesi pembelajaran seperti jadwal yang biasa kami lakukan di hari-hari biasa, yaitu mulai pukul 08.40. Beberapa siswa langsung merespon dengan OK atau emoticon jempol.
Selasa pagi kubuka laptop kesayangan walau belum kutahu apa yang harus kulakukan. Aku masih belum memutuskan media mana yang hendak kugunakan dari delapan media yang dipaparkan pemateri di zoom meeting sehari sebelumnya.Â
Namun tiba-tiba aku ingat materi terakhir yang aku dan siswa kelas 7 diskusikan, Descriptive Text. Ya, Descriptive Text menjadi pilihan. Kebetulan sebelum Ramadhan tiba aku belum sempat memberi tugas menulis pada mereka. Materi itu baru sampai pada keterampilan receptive, yaitu memahami bacaan, belum pada mempraktikkan menulis descriptive text, salah satu keterampilan productive.
Untuk memenuhi kewajiban pengumpulan tugas pelatihan dengan tajuk aplikasi IT dalam pembelajaran, aku cukup kesulitan memilih aplikasi mana yang akan kugunakan.Â
Di antara delapan yang dipaparkan hanya you tube yang kukenal. Kebetulan juga aku punya akun yang sempat menjadi kantung penitipan beberapa video pembelajaran yang sudah penuh kusimpan di laptop kesayangan. Aku pun sering membuka you tube, terutama untuk mengunduh beberap lagu favorit, xixixi .... Eits, tapi tidak berarti aku hanya buka you tube untuk itu.Â
Sejak beberapa tahun lalu, terutama sejak di rumah ada wifi indihome aku sering browsing sumber-sumber belajar dari you tube, khususnya saat memilih bahan ajar untuk materi Speaking. Jadi tak berlebihan kalau kusampaikan bahwa aku cukup familiar membuka you tube dan lalu mengunduh beberapa video pembelajaran yang menurutku cocok kugunakan untuk siswa-siswaku. Maka meucurlah aku membuka you tube pagi-pagi Selasa itu. Sambil menunggui mesin cuci yang menderu menggiling baju, aku membuka laptop untuk mencari video yang cocok untuk menjadi pengantar materi Descriptive Text.
Karena diskusi terakhir di jam pelajaran sebelum kami masuk bulan Ramadhan adalah descriptive text tentang orang, maka aku mencari video-video yang menggiring siswa pada pemahaman menyusun kalimat untuk mendeskripsikan tampilan fisik orang. Ini yang kuputuskan, mengingat ciri fisik lebih mudah difahami, menurutku. Setelah memilah dan memilih beberapa video, hatiku jatuh (aduh lebay ya) maksudku aku menjatuhkan pilihan pada sebuah video penjelasan tentang ciri-ciri fisik orang dari link 'Pow Toon'. Kutonton sejenak, sekilas, sambil membayangkan bagaimana aku membuat skenario pembelajarannya sehingga di akhir sesi mereka bisa memberi bukti tulisan descriptive text.
Pukul 08.40 kusapa siswa di grup WA. Hanya tiga siswa yang meresponnya. Aku menghela napas panjang. Setelah lima menit berlalu kusapa lagi mereka, berharap nama lain yang memberi komen di sana. Respon yang muncul masih siswa yang itu.
"Baiklah" pikirku. Tak masalah dengan jumlah, yang penting aku mencoba salah satu aplikasi berbasis IT untuk pembelajaran, sebagai penggugur kewajiban atau pemenuhan tugas di pelatihan. Jadi tak ragu kulanjutkan untuk meminta mereka mengingat materi terakhir yang kusampaikan. Di antara tiga siswa yang menjawab, hanya satu yang tepat menyebutkan materi apa yang terakhir kami diskusikan.
Setelah memberi tahu mereka bahwa gurunya perlu melengkapi laporan pengajaran dengan praktik membuat tulisan, siswa pun menyatakan siap. Apa yang diminta? Mereka diminta mempelajarai video yang menjelaskan ciri-ciri fisik orang. Aku hanya membagi tautan yiu tube dari tautan yang sudah kusalin sebelumnya. Kuberi mereka waktu beberapa menit untuk mempelajari isi materi di video.
Setelah beberapa saat aku membuka lagi chat di WA. Kutanyakan apakah mereka sudah selesai menontonnya. Jawaban yang cukup mengejutkan adalah mereka belum menonton hingga tuntas. "Duh, gimana ini?" gumamku. Tugas yang kuberi sebenarnya sederhana, mereka hanya diminta menonton video dar tautan you tube yang kubagi. Tapi tak lama ada seorang siswa yang memberi komentar bahwa dia baru menyelesaikan menontonnya. Puji syukur kupanjatkan, karena artinya aku bisa melanjutkan memberi penugasan.
Walau sudah ada siswa yang mengatakan sudah selesai menonton video tentang ciri fisik orang, aku tetap mengulas sedikit untuk mengonfirmasi pemahaman mereka akan ciri-ciri fisik orang yang selanjutnya menjadi bahan membuat descriptive text. Setelah siswa menjawab dengab kalimat-kalimat yang kurasa cukup tepat menggambarkan pemahaman mereka terkait ciri fisik orang, kini giliranku memberi tugas.
Tugas yang kuberikan adalah meminta mereka menulis descriptive text tentang diri mereka sendiri. Sebagai guru yang mencoba berempati terhadap pemahaman siswa, aku menawarkan diri untuk memberi contoh descriptove tentang ciri-ciri fisik yang kumiliki. Setelah siswa menyetujui (jelaslah setuju, masak enggak sih? hihihih ....) aku lantas menulis beberapa kalimat yang menjelaskan ciri-ciri fisikku yang kubentuk dalam descriptive text. Setelah kufoto hasil pekerjaanku dan kukirim ke WAG, siswa mulai mengerjakan dan tak lama beberapa dari mereka mengumpulkan dengan hasil yang cukup memuaskan walau ada beberapa di antaranya yang kuberi komentar untuk dikoreksi.
#IWIKEMDIKBUD
#WORKSHOPTIKBATCH1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H