Pendahuluan Â
Pembelajaran yang berlangsung secara aktif, interaktif, inovatif, kolaboratif dan menyenangkan adalah kondisi ideal yang diharapkan terjadi dalam setiap proses pembelajaran.
Aktivitas murid yang tinggi dan berlangsung sepanjang proses pembelajaran adalah salah satu wujud nyata yang mencerminkan bahwa pembelajaran berpusat pada murid sesuai dengan amanat Ki Hadjar Dewantara yang tertuang dalam implementasi kurikulum merdeka. Semangat yang ditunjukkan oleh murid, bahkan materi yang disampaikan oleh guru mampu menarik perhatian murid sehingga menumbuhkan motivasi dan keterlibatan murid. Aktivitas murid yang tinggi dapat menciptakan proses yang interaktif, baik antara guru dengan murid ataupun antar murid itu sendiri. Terlebih jika guru memadukan metode dan media inovatif. Hal tersebut mendorong terciptanya kolaborasi yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, kreativitas guru meningkat seiring dengan terciptanya metode-metode baru yang terus digali dan dimodifikasikan oleh guru dalam setiap proses pembelajarannya. Ide-ide baru yang bermunculan merupakan hasil dari pengalaman yang telah dijalankan. Baik itu berasal dari pengalaman sendiri maupun pengalaman rekan sejawat yang disampaikan melalui FGD atau berbagi praktik baik.
PembahasanÂ
Faktanya, yang terjadi di lapangan tidak demikian. Materi yang disajikan, metode yang diterapkan, media yang digunakan memegang peranan yang besar dalam menentukan tingkat ketercapaian pembelajaran yang sudah direncanakan. Terkadang ada hal baru yang muncul di tengah proses pembelajaran dan belum diprediksikan. Baik itu kendala pada penggunaan media maupun respon dari murid yang di luar dugaan. Media inovatif yang terhubung dengan teknologi informasi dan komunikasi terkini serta bergantung pada internet juga merupakan tantangan tersendiri yang sebaiknya semua guru dapat menguasai.
Oleh karena itu, pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat diharapkan dapat memberikan pengaruh yang besar dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Kejelian guru dalam melihat peluang keberhasilan suatu metode atau strategi dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakter murid memiliki kontribusi besar untuk turut menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Situasi:
Penggunaan Classpoint dalam pembelajaran Bahasa Prancis terbukti dapat meningkatkan tingkat keaktifan murid dalam mengikuti materi. Media ini dapat menarik perhatian murid sepanjang proses pembelajaran. Hal tersebut berimbas pada tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga mengakomodir kebutuhan murid yang beragam. Baik bagi murid yang memiliki kecenderungan auditory, visual maupun kinestetik. Motivasi murid dalam belajar meningkat. Sehingga guru lebih mudah dalam menyampaikan materi. Kendala internat yang sempat ditemui, dapat diatasi dengan memilih tempat/ruang yang memiliki sambungan internet yang stabil. Semacam di laboratorium program keahlian atau di studio PFPT. Tentu saja, proses yang terjadi dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam modul ajar.
Tantangan :Â
Tantangan yang saya temui ketika menggunakan classpoint dalam pembelajaran: saya harus memiliki waktu lebih banyak dalam persiapan materi. Menyusun materi sedemikian rupa sehingga murid tidak cepat bosan dan tertarik lebih lama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Aksi :Â
Tindakan yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah: menyelipkan penghangat suasana yang terkait materi (virelangue, chanson). Menyiapkan kondisi fisik dan psikis murid sebelum kegiatan inti.
Refleksi dari penggunaan Classpoint: keterlibatan murid semakin meningkat, tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kesimpulan
Rencana Tindak Lanjut dari kegiatan tersebut di atas adalah : menyampaikan materi inviter, accepter et refuser dengan menggunakan fitur-fitur Classpoint, menyelipkan penghangat suasana yang lebih variatif, baik virelangue maupun chanson.
Daftar Pustaka
Purnomo, E. A., & Mawarsari. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran IDEAL Problem Solving Berbasis Project Based Learning. Jurnal Karya Pendidikan Matematika, 1, 24--31.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI