Mohon tunggu...
Ninin Rahayu Sari
Ninin Rahayu Sari Mohon Tunggu... Jurnalis - https://nininmenulis.com

Former Journalist at Home Living Magazine n Tabloid Bintang Home - Architecture Graduate - Yoga Enthusiast - Blogger at www.nininmenulis.com - Coffee Addict - Morning Person

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menjadi Arsitek Net-Zero Emissions di Rumah Sendiri

20 Oktober 2021   14:15 Diperbarui: 21 Oktober 2021   10:30 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah yang kita tinggali memang terlihat berbeda dengan pabrik yang mengeluarkan asap hitam. Tapi tahukah kamu, tanpa kita sadari rumah mengkonsumsi begitu banyak energi dan kandungan karbondioksida (CO2) di dalamnya. 

Contohnya lampu yang kita nyalakan selama 24 jam akan menghasilkan 214 gram CO2, menyalakan AC selama satu jam menghasilkan 668 gram CO2, 10 jam menyalakan televisi akan menghasilkan 1.114 gram CO2, dan masih banyak lagi lainnya.

Kita kerap tidak menyadari kerusakan lingkungan justru berawal dari hal terdekat dengan kita, yakni rumah tinggal. Mengubah itu semua dan menjadikan rumah lebih Net-Zero Emissions, bukan berarti rumah akan kehilangan kenyamanannya. 

Karena menurut Busiri-Vici dari American Institute of Architecture, definisi kenyamanan pada rumah tinggal terletak dari upaya mencari keseimbangan antara cahaya alam, ventilasi natural, dan thermal insulation atau pengaliran panas.

Untuk mendapatkan rumah yang Net-Zero Emissions, hal pertama yang harus dilakukan yakni menanamkan pengertian dan keinginan yang sama ke seluruh anggota keluarga. 

Net-Zero Emissions di rumah tidak akan terwujud bila hanya keinginan satu orang anggota keluarga saja. Keinginan untuk tidak hanya menghemat energi tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri (Net-Zero Building).

Untuk mencapai rumah Net-Zero Emissions akan lebih baik bila dilakukan sejak tahap desain sebelum rumah dibangun.

Tingginya energi yang dibutuhkan dalam sebuah rumah tinggal sangat membutuhkan pendekatan rumah ramah lingkungan (Eco-Friendly), dimulai dari proses desain, pengerjaan, hingga menjadi rumah tinggal. 

Dan untuk mencapai hasil akhir yang Net-Zero Emissions kita harus memahami elemen utama efisiensi energi.

Proses desain dan pembangunan yang saling terintegrasi

Sebuah rumah tidak akan dikatakan Net-Zero Emissions jika hanya mengurangi pemakaian energi di beberapa bagian saja setelah rumah ditinggali, seperti mengurangi pemakaian AC saja atau menanam banyak tanaman saja. 

Sebuah rumah Net-Zero Emissions harus diperhitungkan dengan akurat pemakaian energinya sejak konsep, proses rumah tersebut dibangun, hingga rumah jadi.

Saat konsep, rumah harus diperhitungkan bagaimana bentuk arsitekturnya, struktur yang digunakan, sistem daur ulang, konservasi air, hingga sistem pemanfaatan energi. 

Sedangkan saat proses pembangunan harus diperhatikan bagaimana penggunaan listrik dan sistem pembuangan limbah sisa pembangunan. Semuanya harus terintegrasi dengan baik dan perlunya kordinasi yang baik semua pihak sejak konsep hingga menjadi rumah tinggal.

Pemilihan material yang ramah lingkungan

Seluruh pemakaian material yang digunakan pada rumah tinggal mulai dari lapisan luar rumah, konservasi air, pemasangan listrik termasuk peletakkan titik lampu dan sebagainya, hingga sistem penghawaan harus direncanakan dengan akurat agar memenuhi syarat fungsional sebuah rumah tinggal. 

Material yang digunakan selama proses pembangunan hingga rumah jadi haruslah memiliki kriteria sebagai berikut :

  • Tidak beracun atau tidak mengandung toksin, sebelum maupun sesudah digunakan.
  • Dalam proses pembuatannya, material tersebut tidak diproduksi dan memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan.
  • Material yang digunakan haruslah dapat mendekatkan kita sebagai penghuni dengan alam sekitar, baik itu bahannya, warna, atau desain yang mengingatkan kita akan alam.
  • Material yang digunakan harus bisa didapat dengan mudah dan dekat dari lokasi rumah yang akan dibangun. Dengan begitu tidak memerlukan biaya besar untuk proses pemindahan material, selain dapat menghemat pemakaian bahan bakar saat proses pemindahan material tersebut ke lokasi rumah.
  • Bahan material yang digunakan harus mudah terurai secara alami agar mengurangi limbah hasil pembangunan.

Penempatan bukaan untuk mendapatkan pencahayaan alami yang baik  (Foto:  Yudi DH)
Penempatan bukaan untuk mendapatkan pencahayaan alami yang baik  (Foto:  Yudi DH)

Cermat dalam memperhitungkan iklim dan kondisi lingkungan sekitar lokasi rumah

Iklim dan kondisi lingkungan sekitar rumah menjadi hal pokok dalam menghasilkan rumah yang Net-Zero Emissions, karena di sinilah kebanyakan energi digunakan untuk mendapatkan kenyamanan saat rumah mulai ditinggali. 

Untuk itu cermat dalam memperhitungkan dua hal di bawah ini berdampak besar bagi kinerja rumah.

Sinar matahari yang menghasilkan panas dan cahaya akan mempengaruhi beban pendinginan. Hal ini dapat disiasati dengan pemilihan orientasi rumah, penempatan bukaan untuk pencahayaan, kisi rumah, dan memperhitungkan material apa yang cocok digunakan pada fasad rumah. 

Sedangkan untuk sisi rumah yang paling banyak terkena sinar matahari dapat dipasangkan peredam panas (thermal insulation) untuk menjaga suhunya menjadi lebih stabil.

Arah angin bila diperhitungkan dengan tepat bermanfaat untuk mengurangi kebutuhan pendinginan. Untuk itu peletakkan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan sudah tentu dapat mengurangi pemakaian AC.

Proses pemeliharaan rumah yang efisien

Setelah proses pembangunan, proses yang tidak kalah penting yakni proses pemeliharaan selama rumah ditinggali. 

Karena biasanya saat ditinggali, banyak keinginan dan aktivitas pemeliharaan yang membuat rumah tidak lagi Net-Zero Emmisions, misalnya kebiasaan menyimpan atau menaruh banyak barang yang tidak fungsional ke dalam rumah. 

Selain membuat rumah terkesan penuh, suhu di dalam rumah pun tak lagi nyaman untuk ditinggali, jika sudah demikian pemakaian AC-pun tidak dapat dihindari.

Untuk itu biasakan untuk membeli barang yang fungsional dan tidak berlebihan. Aktivitas memilah dan memilih barang harus dilakukan secara berkala agar rumah tidak terasa penuh. 

Setelah tidak menaruh banyak barang, yang terpenting juga tidak menggunakan banyak zat kimia dalam aktivitas pemeliharaan sehari-hari di rumah, seperti tidak menggunakan deterjen yang berbahaya dan dapat mencemari air.

Pencahayaan dan penghawaan alami menjadi syarat rumah lebih Net-Zero Emissions (Foto: Yudi DH)
Pencahayaan dan penghawaan alami menjadi syarat rumah lebih Net-Zero Emissions (Foto: Yudi DH)

Mengubah perilaku sehari-hari menjadi lebih ramah lingkungan

Setelah memiliki rumah yang didesain dan dikerjakan dengan ramah lingkungan, sekarang tinggal bagaimana kita sebagai penghuni mengubah perilaku atau behavior menjadi lebih peduli lingkungan seperti:

  • Membiasakan kembali berjalan kaki atau bersepeda bila bepergian dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Bila jauh, sebisa mungkin menggunakan kendaraan umum dan mengurangi pemakaian kendaraan bermesin besar yang membutuhkan banyak bahan bakar.
  • Jika rumah sudah dilengkapi dengan sistem daur ulang air bersih dan kotor yang baik, tinggal kita sebagai penghuni dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin. Misalnya untuk berkebun dan menyiram tanaman. Ini kesempatan memanfaatkan perkarangan untuk bertanam sayuran atau tabulampot. Sisa buangan air bersih pun bisa juga dimanfaatkan untuk memelihara ikan. Pilih ikan yang dapat hidup dengan kadar oksigen rendah seperti lele dan patin agar tidak membutuhkan listrik untuk sistem oksigennya.
  • Saat berbelanja mulai untuk memilih produk yang ramah lingkungan dan memiliki kemasan yang mudah didaur ulang. Jika terpaksa membeli produk dengan kemasan plastik, pastikan pembuangannya terpisah dari sampah organik.
  • Untuk mengurangi sampah dari kemasan makanan dan juga untuk menghindari penularan penyakit, mulai membiasakan kembali membeli makanan dan minuman dengan wadah atau kantong belanja yang dibawa sendiri dari rumah.

Dengan melakukan semua elemen tersebut di atas, bukan mustahil Net-Zero Emissions dalam rumah tinggal akan mudah dicapai. Pertanyaan akan timbul, bagaimana mencapai rumah yang Net-Zero Emissions bila menempati rumah yang sudah ada? 

Maka mulailah dari elemen paling belakang dengan mengubah perilaku kita sehari-hari. Setelah itu kita dapat mulai dengan memilah dan memilih barang yang ada di rumah, singkirkan yang tidak penting, lalu tata kembali hingga kita dapat meminimalkan penggunaan energi di dalam rumah.

Selamat menjadi arsitek Net-Zero Emissions di rumah sendiri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun