Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 175 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Kelabu Kamar Mandi Itu

24 Januari 2025   06:33 Diperbarui: 24 Januari 2025   17:52 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu berikutnya, Nindi meninggalkan rumah itu dan nebeng di rumah salah seorang teman sedesa sebelum memperoleh tempat indekos. Ia tidak mengemukakan hal negatif tersebut, tetapi beralasan mencari tempat dekat kampus.

Tahun 1980

Nindi telah bersuami dan memiliki dua balita. Sang suami menjemput dari tempat kerja dan mengajak singgah ke kantor  sebentar untuk menyelesaikan tugas. Nindi pamit berkemih. Toilet kantor itu berada jauh di belakang. Sebelah kamar mandi tersebut adalah bengkel mobil yang lumayan luas. Otomatis suara bising pun membuat polusi yang tak terelakkan.

"Loh! Kok tidak bisa dibuka?" ujar Nindi sambil menggoyang-goyang engsel pintu kamar mandi.

Dipanggillah sang suami dengan berteriak-teriak. Namun, sekencang apa pun, suara Nindi hilang ditelan angin. Kalah oleh suara bising bengkel. Sang suami yang sedang asyik bekerja jauh di ruang depan, jelas tidak akan mendengarnya.

Hatinya makin kacau. Tangisnya pun meledak. Akhirnya ia pasrah sambil berdoa semoga suami segera datang menolong. Ia tahu tidak ada siapa pun di kantor itu karena memang sudah jam pulang kantor.

Ketika melihat tas istri berada di seberang kursi tempat duduknya, barulah sang suami menyadari bahwa ia sedang membawa istri ke kantor. Dicarilah sang istri di kamar mandi. Nindi sedang meringkuk, jongkok di salah sebuah sudut kamar mandi, frustrasi sambil menangis sesenggukan. Tangis Nindi belum berakhir. Ia tak bisa berbuat lain. Sudah dua jam ia terkurung di kamar mandi itu!

Tahun 1997

Seiring perjalanan waktu, Tuhan memberkati keluarga Nindi sedemikian rupa. Kerja keras dan pola hidup hemat yang diterapkan telah membuahkan hasil. Rumah mungil warisan mertua yang sebelumnya mereka tempati, berhasil ditukar guling dengan rumah paling besar di gang kampung tersebut. Sebuah keinginan yang didoakan selama empat tahun telah diwujudnyatakan dan dikabulkan oleh-Nya. Luar biasa.

Suami Nindi sedikit melakukan renovasi. Kamar mandi kuno yang sangat luas disulap, digabung dengan kamar tidur sebelahnya. Dengan demikian, kamar tidur belakang lumayan luas. Lalu dibangunlah dua kamar mandi baru. Jika dua orang hendak menggunakan kamar mandi, tidak harus bertengkar dan berebutan.

Saat itu Nindi yang kuliah pascasarjana pulang pagi. Rumah kosong karena ketiga putranya ada yang masih bersekolah dan ada pula yang sudah berkuliah. Sementara, seperti biasa suami selalu pulang sore karena lanjut memberi les privat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun