Tentu saja Mbak Min terlonjak. Kaget.
"Bukan hanya itu, Mbak! Mohon maaf!"
Runi pun menunjukkan catatan pembelian gula dan tagihan dari tetangga tentang belanja yang sudah dilakukan De Warti mengatasnamakan dirinya. Termasuk jerigen dengan tanda permukaan spidol yang dibuat oleh suaminya.
"Maaf, karena sangat ingin tahu, saya sampai tanya Arif, masakan apa yang suatu hari Mbak berikan pada anak-anak. Dan saya kaget karena Arif mengatakan persis seperti belanjaan yang ditagih," jelas Runi menghela napas panjang.
"Jadi, selama ini ...."
"Ya, yang sudah lalu biarlah berlalu. Sekarang Mbak Min mengetahui kenyataannya bagaimana. Saya tidak  memfitnah, juga tidak menuduh, tetapi menunjukkan fakta!"
"Aduuuhh, saya minta maaf ...."
"Sudah, tidak masalah. Jangan diperpanjang!"
"Kalau begitu ... kaos ini ...?"
"Biar saja, 'kan sudah dipakai Mas Ujang. Yang baru sajalah yang saya ambil!"
"Mbak Nik ... maafkan saya, ya! Saya selama ini tidak berpikir negatif sama sekali!"