3.Penggunaan tanda baca koma
Pada kalimat majemuk setara dengan rincian tiga hal atau lebih harus memerhatikan penggunaan tanda koma.
a.Jika terdapat dua rincian saja seperti pada kalimat berikut:
Aku dan kau suka bermain ke taman. Kalimat ini tidak memerlukan tanda koma.
b.Jika terdapat tiga hal atau lebih, perhatikan jumlah tanda koma.
Misalnya pada kalimat:
Ia  membeli garam, gula, dan minyak kelapa.
Di sini terdapat tiga hal sehingga harus memiliki dua tanda koma. Jika ada enam hal yang diuraikan, jumlah tanda koma adalah lima buah. Penulis sering kurang sebuah koma dalam kalimat rincian melebihi dua hal.
c.Sapaan selalu didahului dan diikuti tanda koma, misalnya
"Dik, kapan kamu berangkat ke Ambon?"
"Selamat pagi, Bu!" sapanya ramah.
d.Kata seru (interjeksi) selalu diikuti oleh tanda koma, misalnya
"Hai, apa kabar?"
"Wah, indah sekali pemandangan di tempat ini!" serunya.
"Ah, aku  pasti akan selalu merindukanmu, Dik!" ujarnya.
e.Anak kalimat yang berada di awal, harus diikuti tanda koma, misalnya
Jika hari libur, kami selalu mengupayakan berpesiar ke tempat indah.
Agar perjalanan selamat, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
f.Keterangan aposisi (atributif) harus diapit oleh tanda koma (atau bisa juga tanda pisah), misalnya
Presiden Republik Indonesia ketujuh, Bapak Ir. Jokowi, kini tinggal di Kota Solo.
Kekasihnya, salah seorang korban kecelakaan itu, telah dievakuasi pagi tadi.
4.Pemborosan kata
Menggunakan majas pleonasme dan hiperbola masih sering dilakukan. Padahal, bisa diupayakan lebih efektif. Misalnya
Amir menganggukkan kepala saat mendengar nasihat itu. (salah)
Amir mengangguk saat mendengar nasihat itu. (benar)
Laila melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu. (salah) Â
Laila melangkah meninggalkan ruangan itu. (benar) Â
Adiknya merasa amat sangat bahagia sekarang. (salah)
Adiknya sangat bahagia sekarang. (benar)